Mediatani – Beberapa daerah di Indonesia sudag memasuki masa panen padi, begitu pula dengan daerah di Provinsi Banten.
Beberapa petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mulai memanen padi meski tengah berada dalam kondisi pandemi covid-19. Tentunya hal ini membuat jumlah ketersediaan pangan keluarga petani menjadi meningkat.
Ahmad, seorang petani di Blok Kajoran, Kebupaten Lebak yang berusia 60 tahun ini mengatakan bahwa hasil panen padi berasal dari lahan persawahan seluas lima petak. Panen ini berlangsung hingga dua pekan kedepan sehingga petani akan banyak menghabiskan waktu mereka di areal persawahan.
Kebanyakan panen padi dilakukan di Bulan Februari 2021 dan menanamnya sejak Bulan November 2020 lalu. Hal ini disebabkan benih padi yang ditanam merupakan varietas unggul dan bersertifikat hijau dengan masa panen sekitar 100 hingga 110 Hari Setelah Tanam (HST).
Benih padi yang dipanen berasal dari varietas Ciherang, Cibogo, dan Inpari 1. Varietas ini dipilih karena tingkat produktivitasnya yang cukup tinggi.
Ahmad mengaku jika panen yang dilakukannya saat ini untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan bukan untuk dijual.
Sementara itu, Mulyadi, seorang petani di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak yang berusia 55 tahun ini juga mengatakan bahwa panen yang dilakukan di Bulan Februari 2021 ini cukup bagus dan tidak mendapatkan serangan dari hama dan juga penyakit tanaman.
Bahkan, Mulyadi bisa memanen di atas lahan seluas 1,5 hektare dengan hasil sebanyak 11 ton Gabah Kering Pungut (GPK), dan jika diakumulasikan menjadi beras hasilnya bisa mencapai 6 ton.
Dari hasil 6 ton yang didapatkan, sebanyak 5 ton beras akan dijual dengan harga Rp8000 per kg. Dengan begini, penghasilan yang bisa didapatkan dalam menjual beras sebanyak 5 ton dengan harga Rp8000 per kg adalah Rp 40 juta.
Sejauh ini, hujan tidak turun dalam empat hari terakhir saat panen padi, jika hal ini terjadi terus menerus selama masa panen maka dapat dipastikan akan menghasilkan keuntungan bagi petani.
Jika hujan dengan intensitas tinggi turun saat masa panen masih berlangsung, maka dapat menyebabkan padi yang dipanen membusuk karena tidak bisa dijemur. Tentunya hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi petani.
Para petani tentunya berharap jika padi yang dihasilkan dapat diserap gabahnya oleh penampung yang menjalin kerja sama dengan Perum Bulog setempat.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar menuturkan bahwa sebagian petani di daerah ini sudah mulai panen dan dapat dipastikan jika panen raya dapat dilakukan di Bulan Maret mendatang.
Diperkirakan panen padi yang akan dilakukan pada Februari hingga Maret 2021 nanti dapat mencapai luas lahan seluas 44 ribu hektare. Para petani sudah mulai menanam pada Bulan November hingga Desember 2020 yang lalu.
Pemerintah daerah telah melakukan kerja sama dengan Perum Bulog. Hal ini dilakukan agar hasil panen padi itu bisa ditampung, sehingga bisa mendatangkan keuntungan bagi usaha petani.
Harapannya Perum Bulog dapat memaksimalkan penyerapan gabah atau beras petani sesuai dengan Harga Patokan Pemerintah (HPP).
Sebelumnya, sudah ada beberapa daerah di Indonesia yang telah melakukan panen padi. Di antaranya beberapa daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan beberapa daerah lainnya.
Hasil panen yang didapatkan tentunya sangat diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.