Mediatani – Pasar Ikan di Lamongan dibuat ramai oleh banyaknya pedagang ikan eceran, pengepul, kendaraan roda empat bermuatan ikan, buruh angkut yang lalu lalang memikul ikan serta pembeli yang datang dari daerah setempat maupun dari luar.
Selain ikan berukuran besar, para pedagang di pasar ikan ini juga menjajakan ikan berukuran kecil dari tambak, yang terpaksa dipanen karena telah memasuki musim tanam padi.
“Sekarang ini lagi musim panen raya, tambak ikan banyak yang mau ditanami padi. Sehingga ikan berukuran kecil pun juga dipanen,” ucap salah satu pedagang ikan, Fatonah, dilansir dari Mongabay,” Selasa (15/06/2021).
Sembari menunggu pekerjanya melakukan penimbangan ikan, perempuan Fatonah juga terus melayani para calon pembeli yang berdatangan. Saat menemui kesepakatan harga, ia kemudian menandai ikan yang telah laku tersebut dengan menempelkan kertas kecil yang bertuliskan angka.
Pedagang lainnya, Tri Hanik (42) mengungkapkan bahwa para pedagang di pasar harus berusaha menjual ikan mereka dalam sehari. Pasalnya, jika ikan jualannya tidak habis, resiko kerugian yang dihadapi pedagan akan semakin besar karena ikan akan membusuk, dan hal itu akan sangat mempengaruhi harga jual.
Penurunan harga ikan ini bisa juga bisa dipicu oleh rendahnya kualitas dan banyaknya kerusakan. Menurutnya, jumlah es batu yang tersedia di pasar ikan masih belum mencukupi kebutuhan para pedagang ikan, terlebih saat musim panen raya seperti saat ini.
Hal itu membuat para pedagang di pasar setiap harinya selalu berisiko mengalami kerugian. Namun, bagi perempuan tiga anak ini, untung rugi itu sudah hal yang biasa. Karena ia berprinsip bahwa dalam usaha itu tidak selalu mengalami rugi, adakalanya juga bisa memperoleh keuntungan yang banyak.
Ada berbagai jenis ikan yang ditawarkan di pasar ini, kondisi ikan-ikan yang dijual oleh para pedagang juga masih sangat segar. Dari berbagai ikan yang dijual tersebut, ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang paling mendominasi. Selebihnya ada juga ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan tawes (Barbonymus gonionotus), tombro (Tor putitora), lele (Clarias) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei).
Pasar yang terletak di jantung kota ini tampak selalu ramai oleh pembeli, kebanyakan para pembeli yang datang membeli ikan berasal dari berbagai daerah seperti Malang, Gresik, Tuban, Blitar, dan Mojokerto. Mereka datang untuk mencari ikan segar yang kemudian akan dijualnya kembali, bahkan ada juga yang dibawa ke pabrik.
Secara umum, kontribusi usaha penjualan ikan ini cukup penting dalam ketersediaannya hasil perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sehari-hari.
Pelaku usaha lainnya Faida (37) menceritakan semenjak berjualan di Pasar Ikan Lamongan, kondisi ekonomi keluarganya bisa terbantu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, beban suami untuk menafkahi keluarga juga menjadi lebih ringan. Bahkan, dari hasil penjualan ikan, ia juga bisa membiayai anaknya untuk sekolah.
Perlu Pelebaran Lahan
Sektor Perikanan dan Kelautan selama ini telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional, terkhusus dalam penyediaan protein bagi masyarakat. Selain itu juga untuk perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Kacung Rawi, Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pasar Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan mengungkapkan, saat ini jumlah pengepul ikan yang sudah terdaftar di Pasar Ikan Lamongan ini kurang lebih ada sebanyak 39 orang.
Menurutnya, pasokan ikan pada bulan ini memang sedang melimpah sebab para pembudidaya banyak yang melakukan panen. Normalnya, biasanya saat panen raya ikan yang terjual itu sekitar 60-70 ton perharinya. Sedangkan untuk sekarang ini perharinya hampir mencapai 100 ton terjual.
“Bulan Juni ini yang paling menonjol (banyaknya ikan), perkiraan bulan Agustus sudah mulai normal lagi,” ucap Rawi, panggilan akrabnya. Meski begitu, lanjut dia, tidak berpengaruh ke harga ikan, naik turunya tidak terlalu anjlok.