Mediatani – Kabar gembira datang dari para nelayan Gesing di Kelurahan Panggang Gunungkidul. Saat ini di Kawasan perairan Pantai Selatan sedang banyak ikan jenis bawal laut.
Salah seorang nelayan, Supardi mengungkapkan bahwa dirinya dan para nelayan lainnya sedang bersemangat melaut untuk berburu bawal laut. Menurutnya, saat ini sedang musim ikan bawal laut sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan para nelayan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih.
“Memang tidak mesti. Ada yang dapat 15 kilogram, tapi ada juga yang dapat 50 kilogram untuk sekali penangkapan,” ungkap Supardi, dilansir dari HarianJogja, Selasa (23/2/2021).
Menurutnya, harga bawal laut bervariasi karena tergantung dengan berat per ekornya. Semakin besar ukuran dan berat ikan, maka akan dibanderol dengan hargai yang lebih mahal. Sebagai contoh, untuk ikan dengan ukuran 2-3 ons dihargai Rp200.000 per kilonya. Sedangkan untuk ikan dengan berat 5-7 ons dihargai Rp300.000 per kilonya.
“Kalau semakin besar per ekornya maka harganya bisa lebih tinggi,” ungkapnya.
Untuk proses penangkapan, Supardi mengaku sudah tidak khawatir lagi dengan ombak tinggi karena menurutnya, cuaca dan angin sudah bersahabat sehingga tidak mengganggu aktivitas penangkapan. Selain itu, daerah pencarian ikan itu juga tidak terlalu jauh karena di dekat Pantai Parangtritis dan waktu tempuhnya tidak lama.
Nelayan lain di Pantai Gesing, Markam jua mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, musim ikan bawal laut ini bertepatan dengan perayaan imlek, sehingga menjadi berkah tersendiri bagi nelayan yang melaut.
“Ikan ini banyak dikonsumsi saat perayaan imlek. Jadi, nelayan sangat senang,” ucapnya.
Meski demikian, Markam mengatakan bahwa dibanding perayaan Imlek tahun lalu, harga bawal laut saat ini tidak lebih bagus. Menurutnya, harga pada saat itu lebih tinggi, dimana ikan bawal ukuran 5-7 ons bisa dihargai sampai Rp600.000 per kilonya.
Namun, Ia mengaku tetap mensyukuri apa yang dialami saat ini, karena dengan panen bawal, nelayan bisa meningkatkan pendapatannya, khususnya di kawasan Pantai Gesing. Apalagi peminat ikan bawal laut ini masih terbilang banyak.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Krisna Berlian, mengungkapkan bahwa potensi perikanan yang ada di daerahnya belum tergarap dengan baik. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya yaitu karena peralatan yang digunakan masih tradisional sehingga hasilnya belum maksimal.
“Tidak hanya perikanan tangkap, perikanan budidaya juga belum optimal,” kata Krisna.
Krisna mengatakan bahwa alat tangkap yang digunakan nelayan masih tradisional sehingga berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Namun, DKP Gunungkidul tetap berkomitmen untuk membantu dengan memberikan pendampingan kepada kelompok nelayan maupun pembudidaya perikanan darat.
Salah satu upaya yang dilaksanakan pihanya yaitu dengan mencanangkan program bina pengolahan ikan. Program ini bertujuan untuk mengolah barang mentah perikanan menjadi konsumsi sehingga ada peningkatan hasil melalui peningkatan nilai penjualan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho, menuturkan bahwa sektor kelautan dan perikanan masih memiliki ceruk pasar yang masih belum digarap, sehingga hal ini bisa menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan. Ia mengaku optimis apabila potensi itu dapat dimaksimalkan maka bisa menjadi pengungkit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pemkab juga harus berpartisipasi. Salah satunya dengan memberikan pendampingan secara berkelanjutan,” ucapnya.
Disisi lain, dia tidak menampik potensi budidaya perikanan darat maupun penangkapan hasil laut yang sama bagusnya. Heri mempersilakan jika ada investor yang mau menggarap sektor ini dengan catatan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat.