Nilai Tukar Petani (NTP) Naik Jadi 122,64 pada Juli 2025

padi
old man checking ripe rice in autumn under sun shine

Mediatani.co – Nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,76% secara bulanan menjadi 122,64 pada Juli 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya berada di level 121,72. Penurunan ini menunjukkan peningkatan kemampuan daya beli petani dalam memperoleh barang dan jasa yang mereka butuhkan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa kenaikan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 1,18% dari 150,88 pada Juni 2025 menjadi 152,67 pada Juli. Sementara itu, indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) juga naik sebesar 0,42% menjadi 124,48 pada Juli 2025, setelah sebelumnya berada di level 123,96.

Komoditas utama yang memengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, cabai rawit, tomat, dan kelapa sawit. Di sisi lain, komoditas penyumbang peningkatan indeks harga yang dibayarkan petani antara lain beras, tomat sayur, cabai rawit, dan bawang merah.

Subsektor Hortikultura Mengalami Kenaikan Terbesar

Subsektor tanaman hortikultura (NTPH) mencatat peningkatan tertinggi yaitu sebesar 6,51% dari 123,02 pada Juni 2025 menjadi 131,04 pada Juli 2025. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 6,99%, yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,45%.

Komoditas utama yang memengaruhi peningkatan indeks harga yang diterima petani pada subsektor NTPH adalah cabai rawit, tomat, bawang merah, dan kol atau kubis.

Subsektor Peternakan Alami Kontraksi

Sebaliknya, subsektor peternakan (NTPT) mengalami kontraksi terdalam yaitu sebesar 0,36% menjadi 100,99 pada Juli 2025, turun dari level 101,36 pada bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya tekanan pada sektor peternakan yang memengaruhi kemampuan daya beli petani.

Pengertian dan Fungsi Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai tukar petani (NTP) merupakan indikator penting yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan. NTP menunjukkan seberapa baik petani dapat bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang mereka butuhkan. NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayarkan petani (Ib).

Jika NTP naik, maka hal ini menandakan bahwa harga hasil panen petani meningkat lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli.

Perbedaan dengan Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Bersamaan dengan peningkatan NTP, BPS juga melaporkan bahwa nilai tukar nelayan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0,11%. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,43%, yang lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayarkan nelayan sebesar 0,54%.

Komoditas utama yang menghambat peningkatan indeks harga yang diterima nelayan antara lain cakalang, kepiting laut, gabus atau haruan, dan tuna. Hal ini menunjukkan adanya tekanan pada sektor perikanan yang memengaruhi kemampuan nelayan dalam memperoleh barang dan jasa.