Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu percepatan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) di tahun 2019 ini. Lahan rawa jika dikelola secara optimal dapat memberikan produksi pangan yang tinggi sehingga stok beras nasional, salah satunya semakin bertambah.
“Asalkan kita serius menggarap dengan penyediaan infrastruktur dan sarana produksi yang mendukung kebutuhan di lahan rawa, kami yakin rawa mampu mendukung ketahanan pangan nasional. Tidak hanya untuk tanam padi, tapi juga sayuran, buah-buahan dan peternakan,” demikian dikatakan Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Bambang Sugiharto di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Bambang menjelaskan Kementan telah mengalokasi bantuan pengembangan lahan rawa untuk produksi pangan seluas 500.000 ha yang berada di 3 provinsi, yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Untuk mendukung program tersebut Kementan memberikan bantuan berupa Infrastruktur, Alat-alat pertanian (Alsintan), dan sarana produksi (Saprodi).
“Selain infrastruktur pendukung seperti tanggul, pompa dan pintu air, Kementan menyiapkan benih padi, pupuk hayati, dolomit dan herbisida kepada petani secara gratis,” ujarnya.
Terkait pengembangan padi di lahan rawa, Bambang menegaskan hal ini menjadi program prioritas ditengah maraknya alih fungsi lahan pertanian. Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), rata-rata alih fungsi lahan per tahun mencapai 150 ribu hingga 200 ribu hektar.
“Jika kita tidak melakukan terobosan program Serasi maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa terancam kerawanan pangan dikarenakan hilangnya lahan-lahan pertanian,” tegasnya.
Dari data yang dihimpun Kementan, potensi rawa di Indonesia seluas 34,92 Juta Ha atau 18,28% luas daratan di Indonesia. Namun pemanfaatan rawa saat ini baru seluas 4,5 juta Ha saja. Artinya, potensi pemanfaatan lahan rawa masih terbuka luas.
“Melihat hal ini ini saya optimis target 500 ribu ini akan tercapai. Jika rata-rata produksi padi di lahan rawa 3 ton per hektar maka 1,5 juta ton gabah kering giling yang bisa dihasilkan dalam 1 kali musim tanam,” terang Bambang.
Oleh karena itu, Bambang menyebutkan dengan adanya infrastruktur yang dibuat maka bisa sampai 3 kali tanam, sehingga produksi total yang didapat sebanyak 4,5 juta ton gabah kering giling dari lahan rawa ini.
“Program SERASI ini akan menjadi pembuktian kita bahwa tipologi lahan yang sulit pun masih memungkinkan kita manfaatkan potensinya asal kita mau berusaha dan bersungguh-sungguh mengelolanya,” pungkasnya.