Peluang Investasi Peternakan dan Pertanian di Majalengka dengan Kerja Sama Australia

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ali Murtopo Simbolon, saat berkunjung ke Pendopo Majalengka pada Kamis (31/7/2025)
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ali Murtopo Simbolon, saat berkunjung ke Pendopo Majalengka pada Kamis (31/7/2025)

Mediatani – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka sedang mempertimbangkan kerja sama dengan negara Australia melalui skema sister city. Tujuan utamanya adalah untuk membuka peluang investasi dalam sektor peternakan sapi perah dan pertanian. Diharapkan, kolaborasi ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Bupati Majalengka, Eman Suherman menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Ali Murtopo Simbolon, potensi alam Kabupaten Majalengka sangat cocok untuk pengembangan sektor peternakan dan pertanian.

“Kami baru saja menerima kunjungan dari Deputi Kemenko Perekonomian. Setelah melakukan peninjauan langsung ke wilayah Majalengka, pihak Kemenko menyimpulkan bahwa daerah ini memiliki potensi besar sebagai mitra strategis dalam kerja sama lintas negara,” ujar Bupati Eman.

Peninjauan Lapangan dan Persiapan Teknis
Setelah penjajakan awal dan peninjauan lapangan, beberapa waktu ke depan akan dilakukan pembahasan teknis. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Kabupaten Majalengka dalam menerima investasi serta membangun sistem peternakan yang modern, menyeluruh, dan terpadu.

Kepala Bidang Peternakan di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Majalengka, Siti Noroni, mengatakan bahwa pertemuan antara Pemkab Majalengka dan Kementerian akan dilanjutkan untuk membahas masalah teknis. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Majalengka bersedia membuka peluang bagi siapa pun investor yang tertarik berinvestasi di bidang peternakan sapi perah dan industri pengolahan susu, baik dari dalam maupun luar negeri.

Lokasi dan Luas Lahan yang Disiapkan
Menurut Siti Noroni, lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan peternakan dan olahan susu melalui skema sister city mencapai sekitar 200 hektare.

Lokasi tersebut berada di kawasan dengan suhu udara dingin seperti Kecamatan Banjaran, Talaga Cikijing, Cingambul, Lemahsugi, Malausma, dan Argapura. Di Kecamatan Banjaran sendiri, saat ini sudah ada populasi sapi perah yang dikelola oleh sekitar 100 petani dengan jumlah hewan sekitar 300 ekor.

Tantangan dalam Pengembangan Peternakan Sapi Perah
Selama ini, pengembangan peternakan sapi perah di Majalengka tidak berkembang pesat. Menurut Siti Noroni, hal ini disebabkan oleh harga jual yang relatif rendah meskipun biaya produksi cukup tinggi. Akibatnya, banyak peternak harus mencari pekerjaan tambahan atau beralih ke bidang pertanian lain.

“Jika ada investor yang bersedia berinvestasi di bidang sapi perah, maka ini akan menjadi peluang besar bagi para peternak. Mereka bisa mengirimkan susu ke industri pengolah susu dengan harga yang lebih tinggi,” tambah Siti Noroni.

Kunjungan Deputi Kemenko Perekonomian
Kunjungan kerja Deputi Kemenko Perekonomian ke Majalengka turut dihadiri oleh Sekretaris Deputi, PTPN Regional II, Perum Perhutani, PT RNI, PT Indolakto, PT Way Livestock Indonesia, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Propinsi Jawa Barat dan Bandung Barat.

Kunjungan ini menunjukkan komitmen penuh dari berbagai pihak untuk mendukung pengembangan sektor peternakan dan pertanian di Kabupaten Majalengka.