Mediatani – Banyaknya pedagang maupun pembeli ikan hias yang mencapai ratusan orang membuat Pasar Ikan Hias di Desa Waru, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor menjadi tampak ramai. Ada yang hanya membeli per ekor dan tak jarang pula yang membeli hingga puluhan ekor.
Dalam sepekan, Pasar Ikan Hias Parung ini hanya beraktivitas sebanyak tiga kali yakni pada Hari Senin, Kamis dan Sabtu, dengan jam operasi mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Seperti pasar ikan hias pada umumnya, di pasar ini juga menyediakan berbagai ikan hias seperti ikan koi, koki, guppy, arwana, cupang hingga berbagai ikan untuk aquascape. Selain ikan hias, ada juga berbagai kura-kura, perlengkapan akuarium, pakan, dan bibit ikan lele yang dijual di pasar ini.
Setiap pedagang ikan hias diberi nomor urut masing-masing di atas lapaknya, hal itu bertujuan untuk memudahkan pembeli yang ingin bertransaksi. Di antara para pedagang itu, ada juga yang memiliki toko sendiri. Toko tersebut terletak di dekat patung ikan koi di pintu masuk pasar.
Dilansir dari Kompas, Sabtu, (2/1/2020), salah seorang pedagang ikan hias di Pasar Ikan Hias Parung, Jepri (31 tahun) selama enam tahun mengatakan bahwa dirinya telah berjualan selama enam tahun di pasar ikan hias tersebut. Ikan hias yang dijualnya yaitu ikan guppy, ikan koi, dan ikan koki.
Menurut Jepri, salah satu kendala yang dihadapinya yaitu cuaca ekstrim yang kerap terjadi bulan ini. Cuaca ekstrim tersebut menyebabkan kematian pada bibit-bibit ikannya.
“Kalau cuaca buruk, kondisi air jadi nggak stabil. Kadang dingin, kadang nggak. Jadi bibit banyak yang mati,” ujar Jepri sambil melayani pelanggannya.
Jepri mengatakan, dalam sehari ia dapat menjual 500 ekor ikan guppy. Menurutnya ikan guppy tersebut adalah ikan yang paling mudah untuk dijual. Selain itu, ia juga mampu menjual 200 ekor ikan koki, dan 300 ekor ikan koi dalam sehari.
Sebelumnya, pria asal Desa Iwil, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini mengaku penjualan ikan hiasnya sempat mengalami penurunan sebesar 60 hingga 70 persen akibat pandemi Covid-19. Meski saat itu pasar tetap beroperasi, namun pembeli sangat kurang yang datang.
“Waktu itu sempat turun, peminatnya berkurang 60 sampai 70 persen. Tapi sekarang sudah mulai stabil lagi,” ujar Jepri.
Selain Jepri, ada juga pedagang lainnya, Saan (42 tahun) yang lebih lama lagi berjualan di pasar ikan hias ini. Saan mengaku sudah berjualan pakan ikan selama puluhan tahun lamanya. Pakan ikan yang dijualnya yaitu pakan ikan lohan, arwana, aligator, dan koi.
Menurut Saan, hari Kamis dan Senin merupakan hari yang paling ramai. Di hari tersebut banyak para pedagang ikan yang datang membeli ikan di Pasar Ikan Hias dengan harga grosir. Sedangkan pada hari Sabtu, pembeli yang datang kebanyakan merupakan pembeli yang hobi merawat ikan hias.
“Paling ramai Kamis sama Senin. Banyak penjual yang datang beli harga grosir. Nah, kalau Sabtu lebih sepi dan yang datang banyak yang cuma buat hobi,” ungkapnya.
Para pembeli yang berdatangan meramaikan pasar ikan hias tersebut tidak hanya berasal dari Bogor saja, mereka berasal dari berbagai daerah seperti Sukabumi hingga Lampung.
Salah seorang pembeli, Arvian (29 tahun) adalah salah satu yang kerap membeli ikan cupang di Pasar Ikan Hias Parung. Penggemar ikan hias asal Bogor itu mengaku sudah beberapa kali membeli ikan cupang hias di sana.
Tidak hanya bertransaksi jual beli di Pasar Ikan Hias Parung, terkadang Arvian juga melakukan transaksi dengan sistem cash on delivery (COD) dengan langganan ikan hiasnya.
Arvian juga mengaku, dibanding kios biasa, harga ikan hias yang dijual di pasar tersebut jauh lebih murah. Menurutnya, hal itu disebabkan karena pedagang di Pasar Ikan Hias Parung merupakan penjual tangan pertama.
“Kebanyakan juga tukang ikan hias ngambilnya di Pasar Parung juga,” kata Arvian.