Pembesaran Rajungan, Solusi Jangka Panjang Perikanan Berkelanjutan

  • Bagikan
Budidaya rajungan untuk mengurangi tekanan lingkungan

Mediatani – Pakar Perikanan dan Kelautan Associate Professor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) University Dr Hawis Madduppa mengungkapkan bahwa masyarakat nelayan dapat beralih menjadi pembudidaya rajungan sebagai alternatif mata pencarian mereka.

Karena itu, Dr Hawis mendorong masyarakat nelayan untuk mengikuti pelatihan uji coba pembesaran perikanan rajungan. Selain menjadi sumber pemasukan nelayan, kegiatan pembesaran rajungan ini juga dapat mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan penangkapan alami.

“Kegiatan pelatihan ini juga dapat mempercepat proses alih teknologi dan sosialisasi ke masyarakat nelayan sebagai pembudi daya rajungan dengan prinsip berkelanjutan,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) itu, dilansir dari Antara, Jumat (4/2/2022).

Menurutnya, hal ini juga tidak lepas dari kebijakan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) No. 17 Tahun 2021, yang menjelaskan bahwa rajungan yang dapat ditangkap di alam memiliki ukuran lebih dari 10 cm dan tidak sedang bertelur.

Karena itu, pihaknya mendukung kebijakan tersebut sebagai upaya peningkatan stok di alam melalui kegiatan pembesaran rajungan ini.

Terkait hal ini, APRI berkolaborasi bersama Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara Ditjen Budi Daya KKP untuk memberikan pelatihan uji coba pembesaran rajungan guna mendorong pengembangan perikanan rajungan berkelanjutan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Dr Hawis menjelaskan bahwa sejak bekerja sama pada 2018, APRI terus berupaya mengembangkan teknologi yang diterapkan pada budidaya rajungan sebagai solusi jangka panjang yang keberlanjutan.

Menurutnya, uji coba pembesaran rajungan yang dilakukan mulai dari benih merupakan salah satu upaya untuk dapat memenuhi permintaan pasar.

Sementara kegiatan pelatihan uji coba pembesaran rajungan tersebut, lanjut Dr Hawis, dilaksanakan sebagai media pembelajaran untuk menambah wawasan masyarakat nelayan terutama Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Capit Biru Desa Pagagan, Kabupaten Sumenep, yang selama ini menjadi nelayan binaan APRI.

Perwakilan BBPBAP Jepara yang menjadi narasumber pada pelatihan tersebut memberikan sosialisasi dan edukasi kepada nelayan KUB Berkah Capit Biru mengenai proses budidaya rajungan, mulai dari segi pembenihan hingga dalam upaya pembesaran.

Sementara itu, Kasie Sumber Daya Ikan (SDI) Bidang Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim Ir Wahyuni Lestariningsih menjelaskan bahwa pihaknya mendukung APRI yang berupaya untuk mengangkat potensi Desa Pagagan sebagai desa percontohan dalam pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan.

Dia mengatakan pengelolaan perikanan yang dikembangkan di Desa Pagagan merupakan hal yang bisa diduplikasi berbagai desa di daerah lainnya. Salah satu bentuk keseriussan Desa Pagagan dalam mengelola perikanan ini dibuktikan dengan adanya Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur untuk rajungan.

“Kita harapkan nelayan KUB Berkah Capit Biru dapat menjalankan kegiatan ini dengan keseriusan serta usaha maksimal agar mendapatkan hasil panen yang sepadan,” ungkapnya.

  • Bagikan