Platform Aruna Peroleh Dana US$35 Juta untuk Dukung Industri Perikanan Berkelanjutan

  • Bagikan
Ilustrasi: Nelayan yang menggunakan platform Aruna

Mediatani – Perusahaan rintisan Aruna memperoleh pendanaan seri A senilai US$35 juta atau setara Rp500 miliar untuk digunakan melakukan ekspansi di pasar nasional dan memperkuat rantai pasok perikanan.

Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung penambahan jumlah pelanggan di pasar baru atau new market dan menambah komoditas.

Pendanaan tersebut berasal dari Prosus Ventures dan East Ventures (Growth Fund) dengan partisipasi dengan SIG dan juga sejumlah investor sebelumnya, seperti AC Ventures, MDI, Vertex Ventures.

“Kami akan meningkatkan kapabilitas teknologi dan data analitik” ungkap Farid Naufal Aslam, CEO and Co-Founder Aruna.

Farid menyebutkan bahwa Aruna saat ini telah menggandeng sebanyak 21.300 nelayan di 13 provinsi. Dengan adanya pendanaan tersebut, platform ini akan terbantu dalam meningkatkan jaringan nelayan dan petambak di seluruh daerah dalam memenuhi permintaan global.

Platform Aruna yang didirikan Farid Naufal Aslam, Indraka Fadhlillah dan Utari Octavianty pada tahun 2016 ini memiliki visi untuk mentransformasi rantai pasok perikanan di Indonesia dalam memenuhi permintaan pasar global yang semakin melonjak dengan inovasi teknologi.

Jika sebelumnya industri perikanan memiliki proses yang panjang, Aruna menghadirkan teknologi yang dapat menjadi agregator rantai pasok dari hulu ke hilir, sehingga dapat terintegrasi dengan nelayan.

Disamping itu, juga diumumkan penunjukan Budiman Goh sebagai presiden utama perusahaan dan menunjuk Utari Octavianty, sebagai Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna.

“Kami mendukung industri perikanan yang berkelanjutan dan adil untuk semua,” ungkap Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer (CSO) Aruna.

Menurut Utari, perusahaan rintisan ini akan mengkombinasikan teknologi dengan local insight dan juga studi kasus dari pasar global, sekaligus menjaga ekosistem, memberdayakan masyarakat pesisir dan memenuhi permintaan dari pasar global.

“Sektor ini akan tumbuh pesat. Visi Aruna selaras dengan visi kami untuk membangun ekonomi perikanan dan kelautan yang berkelanjutan yang akan berdampak positif untuk waktu yang lama,” ujar Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures.

Inovasi dan teknologi yang digunakan platform ini dirancang untuk membuat suatu sistem yang mampu mengatasi masalah di industri perikanan, salah satunya yaitu memasarkan hasil laut tanpa tengkulak dan menjembatani para konsumen untuk bisa mendapatkan komoditas dengan harga terjangkau.

E-commerce atau platform ini awalnya didirikan dengan modal sebesar Rp 10 juta yang mereka peroleh dari hadiah menjuarai sebuah kompetisi rencana bisnis yang diselenggarakan di Univesitas Negeri Padang. Start up ini lalu diberi naman Pasarlaut.com dan dikelola oleh PT. Aruna Haya Nuswantara.

Tujuan awal didirikannya Aruna ini, yakni untuk menyediakan Big data perikanan yang berupa data tangkapan hasil laut dari nelayan secara Real Time. Data yang telah diinput oleh nelayan, kemudian digunakan oleh pemerintah atau pihak swasta dalam berbagai bisnis pengelolaan perikanan. Layanan platform ini dikenal dengan nama Integrated Fishery Management.

Aruna kemudian berkembang menjadi salah satu platform e-commerce perikanan terintegrasi dan terkemuka di Indonesia. Nelyan yang menggunakan e-commerce pasarlaut dalam layanan Online Fishery Trading ini, dapat menjual hasil tangkapannya secara online dan dengan harga yang layak.

“Platform ini memastikan bahwa seluruh proses perdagangan dilakukan secara transparansi. Nelayan dapat langsung melihat nilai sebenarnya dari hasil tangkapan mereka,” ungkap Utari Octavianty.

Utari juga mengungkapkan bahwa alah satu prestasi yang dapat ditunjukkan oleh puluhan ribu nelayan yang tergabung dengan Aruna, yaitu mereka dapat menikmati peningkatan pendapatan mereka sebesar 20%.

  • Bagikan