Mediatani – Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin menyambangi Ambon, Maluku, pada Selasa (30/3). Kedatangannya di Ambon itu merupakan kunjungan kerjanya dalam rangka meningkatkan produksi kelautan masyarakat Bantaeng.
Kunjungan kerja yang dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat itu diawali dari kantor Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon. Di tempat tersebut, Ilham Azikin beserta rombongan dari dinas Kelautan dan Perikanan Bantaeng mengamati proses budidaya ikan laut dan pembenihan rumput laut.
Adapun aktifitas yang dilakukan di BPBL Ambon ini, yaitu pembenihan rumput laut dengan proses kultur jaringan. Sehingga, benih rumput laut yang dihasilkan adalah benih generasi nol (G-0) yang tahan terhadap hama dan memiliki kualitas yang baik.
Kepala BPBL Ambon, Nur Muflich Yuniyanto menjelaskan bahwa pihaknya membutuhkan waktu selama 11 bulan untuk mampu memproduksi benih rumput laut yang berkualitas. Dia juga mengaku siap untuk membantu Pemkab Bantaeng untuk membuat rumput laut Banteng kembali berjaya.
Dia menyebut, ada beberapa metode yang perlu dilakukan untuk mengembalikan kejayaan rumput laut di Kabupaten Bantaeng. Salah satunya dengan mengambil sampel rumput laut lokal untuk dikembangkan dengan metode kultur jaringan.
“Karena ternyata setiap rumput laut memiliki habitat yang berbeda-beda. Misalnya, rumput laut lokal Bantaeng belum tentu bisa berproduksi subur di perairan Makassar,” terangnya.
Lebih lanjut Muflich menjelaskan bahwa BPBL Ambon juga siap untuk memberikan pelatihan budidaya laut kepada Pemkab Banteng. Mulai dari budidaya lobster, ikan Bobaea hingga ikan kakap putih.
“Kami terbuka kepada Pemkab Bantaeng untuk memberikan edukasi kepada nelayan di Bantaeng,” ujarnya.
Bupati Ilham Azikin senang dengan beberapa masukan terkait pengembangan produksi kelautan ini. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah awal untuk menjajaki kerja sama dengan BPBL Ambon. Dia berharap, pertemuan ini bisa terus dilanjutkan dan memberikan dampak baik untuk nelayan yang ada di Bantaeng.
Ilham juga menjelaskan bahwa Bantaeng sendiri memiliki bentangan laut sepanjang 21 kilometer. Saat ini aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat di pesisir Bantaeng sendiri didominasi oleh budidaya rumput laut.
Oleh karena itu, berbagai informasi terkait kultur jaringan yang dilakukan di BPBL Ambon ini akan dapat membantu mengembalikan kejayaan petani rumput laut di Bantaeng.
“Bibit berkualitas dari BPBL ini akan dapat meningkatkan produksi nelayan rumput laut di Bantaeng,” ujarnya.
Bupati yang memiliki gelar doktor pemerintahan ini juga berharap nelayan di Bantaeng dapat belajar dari BPBL ini. Selain untuk bisa meregenerasi bibit rumput laut lokal Bantaeng, ia juga berharap nelayan Bantaeng bisa melakukan budidaya rumput laut dengan benar.
“Kita berharap bantuan BPBL untuk ikut mendorong peningkatan ekonomi nelayan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bantaeng, Rita Pasha mengungkapkan bahwa beberapa tahun sebelumnya, Bantaeng pernah mendapat bantuan berupa benih rumput laut generasi nol dari BPBL untuk meningkatkan produksi rumput laut lokal dengan mengirim. Namun, seiring berjalannya waktu, benih rumput laut itu masih perlu kembali diregenerasi.
“Saat itu, bibitnya memang bagus, tahan hama dan kualitasnya bagus. Kami ingin bibit ini kembali diregenasi untuk memperbaiki kualitas,” ungkapnya.
Potensi Ikan Hias
BPBL Ambon juga menawarkan bantuan pengembangan potensi ikan hias pihak Pemkab Banteng. Saat ini, BPBL Ambon juga tengah melakukan pengembangan benih ikan hias Nemo dengan 55 varian jenis silangan.
Kepala BPBL Ambon, Nur Muflich Yuniyanto menjelaskan bahwa ikan-ikan hias tersebut merupakan hasil persilangan dengan ikan kualifikasi ekspor. Ia yakin, dengan upaya tersebut, masyarakat nelayan Bantaeng bisa menambah pendapatan ekonomi mereka.
”Kami terus melakukan pembenihan untuk ikan Nemo kualitas ekspor. Saat ini, kita ekspor melalui Jakarta dengan tujuan USA, Eropa dan Hongkong,” jelas dia.
Selain itu, BPBL juga menawarkan bantuan pengembangan untuk ikan Bebora dan Lobster. Menurutnya, kondisi iklim di Bantaeng sangat cocok untuk membudidayakan kedua komoditas tersebut.
“Budidaya seperti ini tentu bisa membawa peluang ekonomi untuk nelayan Bantaeng,” jelas dia.