Mediatani – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melakukan perpanjangan kontrak ribuan tenaga penyuluh pertanian dan petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT). Hal ini merupakan bukti komitmen Pemprov untuk terus melahirkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pertanian di Jabar.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, membeberkan bahwa perpanjangan kontrak ini dilakukan berkat dorongan kinerja sektor pertanian Jawa Barat yang berhasil meraih prestasi pada tingkat nasional di tahun 2022.
“Hari ini kita mengkoordinasikan para penyuluh dan POPT untuk memperpanjang kontrak, karena kerjanya luar biasa kerja,” ungkap Gubernur Ridwan Kamil, dilansir dari laman tribunnews.com, Senin (13/2).
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mencatat angka produktivitas beras dalam bentuk gabah kering giling di Jabar tahun 2021 itu meningkat kurang lebih 5 persen di tahun 2022. Bahkan, Jabar mampu menempati posisi ketiga sebagai lumbung pangan nasional dengan kontribusi sebesar 17,58 persen atau setara dengan 9,4 ton gabah kering.
Menurut orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini, hal tersebut menandakan bahwa Provinsi Jabar yang memiliki jumlah penduduk yang banyak juga memiliki produktivitas yang tinggi.
Ia mengungkapkan guna memperpanjang kontrak dan biaya operasional ribuan penyuluh pertanian, Pemprov Jabar melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) mengalokasikan anggaran dana sebesar Rp 100 miliar untuk honor dan operasional para penyuluh.
Menurut Kang Emil, para penyuluh ini nantinya akan mendampingi calon peserta program Petani Milenial yang saat ini pendaftarnya mencapai 20 ribu orang di tahun 2022, yang selanjutnya disaring dan tersiksa tinggal 5 ribu orang.
“5 ribu ini sedang dimbing, mudah-mudahan tingkat keberhasilan lebih banyak dari tahun 2021 ya. Di 2021 itu 1.100 yang berhasil, yang kurang berhasilnya 5 ratus peserta, kita kondisikan agar persentase keberhasilannya lebih banyak,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat menyampaikan perpanjangan kontrak dan pemberian fasilitas pada 921 penyuluh tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian serta fasilitasi honor bagi 106 tenaga harian lepas ini merupakan bagian dari dukungan Pemprov Jabar pada pengembangan SDM pertanian.
“Penyediaan penyuluh dalam membantu pengawalan dan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha di lapangan ini menjadikan Jawa Barat satu-satunya provinsi yang paling besar kontribusinya terhadap SDM pertanian dibandingkan daerah lain di Indonesia,” terang Dadan.
Anggaran Rp 100 miliar, tambah Dadan, membuktikan bahwa Gubernur Jabar menaruh perhatian serius terhadap pengembangan SDM pertanian dengan total penyuluh pertanian mencapai 3.753 orang yang berada di bawah dinasnya.
Dadan menambahkan bahwa para penyuluh ini layak menerima kontrak baru di tahun 2023 karena prestasi mereka yang ikut andil mendukung Pemprov Jabar sebagai lumbung pangan ketiga di Indonesia. Mereka dianggap sebagai agen pangan penyuluh provinsi dan sekitar seratus dari pusat ditempatkan di desa sebagai agen pertanian.
Para penyuluh ini akan mendampingi para peserta Petani Milenial dengan memfasilitasi proses pembelajaran, mengupayakan kemudahan akses ke sumber informasi dan sumber lainnya agar usahanya bisa berkembang.
Selain itu, para penyuluh diharapkan dapat membantu menganalisis, memecahkan masalah dan merespon peluang dan tantangan dalam mengelola usaha taninya.