Pensiun dari Kontraktor, Hari Berhasil Beternak Maggot dan Ikan 

  • Bagikan
Ilustrasi Maggot/IST

Mediatani – Bermula dari keinginan untuk beternak dan bertani, seorang pensiunan kontraktor yang juga warga di Lingkungan Karang, Kelurahan Ciamis, Kecamatan/Kabupaten Ciamis, Jawa Barat kini telah sukses berternak maggot dan Ikan.

Ialah Hari Juli Agus Santoso. Pensiunan kontraktor pengolahan air bersih ini, setiap harinya membutuhkan sampah organik sebanyak 5 kwintal dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak maggotnya.

Dikisahkan, Hari memulai budidaya maggot sejak tahun 2017 lalu usai berhenti bekerja. Dari hasil hasil maggot itu, pihaknya pun dapat menghasilkan pakan untuk kapasitas sekitar 3,5 ton ikan nila.

“Awalnya saya ingin beternak ikan dan ayam. Namun, saya urung karena melihat beberapa peternak di kampung saya yang saat ini gulung tikar karena tidak kuat untuk pakan ikannya,” kata Hari, Senin (29/3/2021) kepada harapanrakyat.com, dikutip mediatani.co, Selasa (30/3/2021).

Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya pun kemudian mencari ide agar supaya ternak ikannya bisa bertahan. Setelah itu, barulah dia terpikir untuk budidaya ternak maggot.

Memulai Budidaya Maggot

Sejak saat itu, Hari pun memutuskan untuk memulai usaha budidaya maggot terlebih dahulu sebelum beternak ikan. Sekira berjalan dan dapat menghasilkan larva maggot, barulah Hari memulai beternak ikan.

“Saya mengetahui maggot itu sudah lama, sejak saya masih kerja dulu. Ada salah seorang peternak maggot di Lamongan Jatim. Saya tanya kenapa lalat diternak, karena waktu itu benar tidak tahu. Pas dijelasin, ternyata maggot itu sangat bagus untuk pakan ternak,” tuturnya.

Hari menjelaskan bahwa maggot dan pakan ternak pabrikan bagi ikan maupun ayam itu sangat bagus. Hal itu lantaran, kandungan proteinnya sangat tinggi.

Bahkan, untuk ukuran harga jelas lebih murah dari pada pakan pabrikan. “Setelah saya pakai pakan ikan saya dengan maggot, profitnya beda ada tambahan sekitar 30 persenan dari hasil panen. Jadi lebih untung, bahkan maggot juga banyak yang beli, saya juga sampai keteteran memenuhi pesanan,” jelasnya, menceritakan.

Faktanya juga, nyatanya Maggot itu tidak hanya untuk ikan. Tapi untuk pakan ternak ayam juga sangat menguntungkan dan murah meriah, hanya membutuhkan sampah organik saja.

“Saya tidak 100 persen pakan ikan pakai maggot, karena tidak baik kalau kebanyakan protein. Hanya sekitar 70 persen, sisanya saya gunakan dedak untuk pakannya,” terang Hari.

Meksi begitu, Hari mengakui bahwa ternak maggot saat ini sedang mengalami penurunan karena dampak pandemi Covid-19. Juga, karena tidak terpenuhinya pasokan sampah organik.

“Awalnya saya memasok sampah organik itu dari rumah ke rumah, kemudian saat ini menerima pasokan dari pasar. Namun itu juga masih kurang,” ucapnya.

Heri menuturkan bahwa beternak maggot ini tidaklah sulit, bahkan sangat mudah. Menurutnya, sulit itu bagi yang tidak mau tahu, tapi jika benar-benar ingin mengerti pasti gampang sehari diajarkan juga langsung bisa.

“Maggot ini benar-benar salah satu solusi dalam hal mengelola persampahan. Selain itu dapat juga menjadi penghasilan tambahan,” terangnya.

Selain itu, menurut Hari, maggot juga sebagai solusi bagi para peternak ikan maupun ayam dalam hal pakan. Karena, dengan maggot benar-benar sangat bagus perkembangannya yang paling penting itu harganya murah.

“Kalau peternak di Ciamis semuanya tahu tentang manfaat dan kegunaan maggot untuk pakan ternak, pasti akan beralih. Karena sudah teruji khasiatnya,” pungkasnya.

Budidaya maggot 

Pertama, Pengembangbiakannya, bisa didapatkan dari alam. Lalat Black Soldier Fly BSF (indukan Maggot) sangat mudah didapatkan di alam, biasanya mudah ditemukan di tempat pembuangan buah-buahan yang sudah membusuk.

Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. BSF Memiliki siklus pertama dari larva BSF yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa.

Fase metamorfosa BSF dimulai dari telur, Larva Prepupa, pupa, dan lalat dewasa, dengan proses perubahan memakan waktu sekitar 40 hari hingga 45 hari saja.

“Dengan metamorfosa Maggot yang tidak memakan waktu yang lama membuat budidaya maggot ini cukup menjanjikan terlebih banyaknya peternak ikan yang mulai berlalih dari pakan ikan pelet ke Maggot ini,” ungkapnya. Baca budidaya Maggot selengkapnya dengan klik di sini. (*)

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version