Petambak Tak Lagi Meraba, Kolaborasi SIPAKATABE Siap Dorong Tambak Sehat dan Produktif

Pelaksanaan kegiatan SIPAKATABE (Aksi Pemeriksaan Kualitas Air Tambak Berkala) di Desa Pattangnga, Jumat (9/5/2025).
Pelaksanaan kegiatan SIPAKATABE (Aksi Pemeriksaan Kualitas Air Tambak Berkala) di Desa Pattangnga, Jumat (9/5/2025).

Mediatani – Dinas Perikanan Kabupaten Wajo meluncurkan sebuah inovasi baru bernama SIPAKATABE (Aksi Pemeriksaan Kualitas Air Tambak Berkala), sebuah program layanan gratis bagi petambak untuk memeriksa kondisi kualitas air tambak secara rutin dan ilmiah. Inovasi ini diharapkan mampu menjawab tantangan rendahnya produktivitas tambak akibat kualitas air yang tidak terpantau.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Perikanan Kabupaten Wajo, penyuluh perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta fasilitator Program IISAP (Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project). Untuk tahap awal, SIPAKATABE dilaksanakan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Bola, Takkalalla, dan Sajoanging — wilayah yang juga menjadi penerima manfaat program IISAP.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Wajo, Andi Ismirar Sentosa, menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap petambak, sekaligus bagian dari upaya strategis peningkatan produktivitas sektor perikanan budidaya.

“SIPAKATABE bukan sekadar program teknis, ini adalah bentuk nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Kita ingin pastikan petambak tidak berjalan sendiri, tetapi didampingi dengan data dan pengetahuan,” ujar Andi Ismirar, Jumat (9/5/2024).

Pelaksanaan kegiatan pengukuran kualitas air perdana dilakukan di Desa Pattangnga, Kecamatan Bola, Jumat (9/5/2024). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh tim dari Dinas Perikanan yang diketuai oleh Agung Paqsi A. Guricci, staf teknis sekaligus inovator SIPAKATABE, bersama penyuluh perikanan Masdar, serta tim fasilitator IISAP yang dikomandoi oleh Taufiq.

Pengukuran oksigen terlarut di pintu air tambak

Dalam kegiatan tersebut, tim gabungan melakukan pengukuran parameter utama seperti suhu, pH air, salinitas, oksigen terlarut (DO), serta pH tanah menggunakan alat seperti handrefraktometer, pH meter, DO meter, dan termometer.

Agung, yang menjadi motor penggerak inovasi ini, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya memeriksa, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada petambak.

“Kami ingin memastikan petambak memahami kondisi air tambaknya secara ilmiah. Tidak cukup hanya berdasarkan perkiraan, tapi dengan data. Ini juga langkah preventif untuk mencegah gagal panen,” jelas Agung.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Panca Batman, menegaskan bahwa SIPAKATABE akan menjadi bagian dari sistem pendampingan budidaya yang berkelanjutan di Kabupaten Wajo.

“Kita tidak hanya hadir saat ada masalah. Dengan SIPAKATABE, kita membangun sistem yang memantau kualitas air secara berkala, dan dari situ kita bisa menyusun kebijakan berbasis data,” tegas Panca.

Tim Gabungan SIPAKATABE Dinas Perikanan Kab.Wajo, Penyuluh Perikanan KKP dan Fasilitator IISAP

Program SIPAKATABE mendapatkan sambutan positif dari para petambak karena bersifat gratis dan langsung menyentuh permasalahan utama dalam budidaya, yakni kualitas media hidup udang dan ikan.

Kegiatan ini juga akan terus direplikasi ke kecamatan lain setelah tahap awal berhasil, dan seluruh data hasil pengukuran akan direkap dan dianalisis oleh Dinas Perikanan sebagai bahan evaluasi dan dasar penyusunan program ke depan.

Salurkan Donasi

Exit mobile version