Bibit Ikan Nila Gampang Mati? Ketahui Penyebab dan Solusinya

  • Bagikan
Budidaya ikan nila

Mediatani – Budidaya ikan merupakan usaha yang sangat menguntungkan karena tak ada matinya dan tidak bergantung musim. Namun budidaya ikan di kolam seperti ikan nila dan yang lainnya rawan mati jika dilakukan secara sembarangan.

Ikan-ikan budidaya seperti nila yang memang gampang mati bisa menyebabkan kegagalan panen. Oleh karena itu, Sobat Mediatani harus mengetahui terlebih dahulu penyebab ikan cepat mati, sehingga dapat menemukan solusi yang tepat untuk menanganinya.

Penyebab Ikan Nila Gampang Mati dan Cara Mengatasinya

Agar ke depannya Sobat Mediatani dapat menangani masalah nila mati mendadak, berikut beberapa faktor penyebab nila mati dan solusi untuk mengatasinya.

1. Perjalanan Jauh

Ikan yang dibawa dari satu tempat ke tempat yang lainnya menggunakan kendaraan memang rentan terkena stres, apalagi jika terlalu lama di perjalanan. Umumnya benih nila akan rentan mati karena stres jika perjalanan ditempuh lebih dari 6 jam.

Untuk mengatasinya, remas-remas daun babadotan kemudian masukkan ke dalam plastik berisi benih nila. Selain itu, pastikan kapasitas oksigen harus cukup selama perjalanan jarak jauh. Agar oksigen tidak bocor ke luar, pastikan untuk mengikat plastik sekuat mungkin dan jangan kendor.

2. Pengaturan Kolam

Sering kali para pembudidaya melakukan pengaturan kolam tanpa mempertimbangkan nila yang akan tinggal di dalamnya. Hal ini memang terlihat sepele, namun ini menjadi faktor penyebab nila bisa mati dengan mudah karena stres.

Benih nila dapat mati dengan mudah setelah dilepaskan ke kolam jika pengaturan kolam kurang baik atau bahkan salah. Selain stres, pengaturan kolam yang salah seperti tidak adanya perhatian terhadap kualitas air, ketinggian, atau kebersihannya juga dapat menimbulkan masalah lainnya.

Ikan akan lebih mudah terserang penyakit sehingga pada akhirnya akan mati. Untuk itu, perhatian pengaturan kolam yang benar sebelum melepas benih dengan cara berikut ini.

  • Penggunaan kolam baru baik kolam terpal maupun kolam semen harus dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun. Setelah dicuci, diamkan kolam selama beberapa hari kemudian dikuras. Cuci kembali memakai gedebog pisang atau kain dengan cara menggosok semua bagian.
  • Hal ini dimaksudkan agar bau semen atau bahan kimia lainnya yang bisa menyebabkan ikan stres dapat hilang. Aliri kolam lagi dengan air kemudian diamkan selama seminggu.
  • Kuras kolam yang sudah didiamkan satu minggu kemudian isi lagi dengan air setinggi 60 cm lalu taburi dengan 2 sendok makan garam per meter kubik. Pemberian garam dimaksudkan agar bakteri dan jamur di kolam bisa mati.
  • Tambahkan juga dengan probiotik serta daun pepaya yang diperas untuk diambil airnya.
  • Gunakan cacing sutra atau ampas kelapa yang dicampur EM4 sebagai pakan awal benih nila. Campur sepermpat kilogram ampas kelapa dengan 3 tutup botol EM4 pink kemudian campurkan 1 liter air bersih.
  • Masukkan ke dalam kolam lalu diamkan selama kurang lebih 1 minggu untuk mengurainya sebelum siap dijadikan pakan untuk 3 – 4 hari.
  • Pasang pompa air agar kualitas air dan ketersediaan oksigen terpenuhi, terlebih ketika kandungan oksigen sedang turun, yakni pada malam hari atau ketika hujan turun.Naikkan ketinggian air menjadi 80 cm jika ikan nila dirasa sudah bisa beradaptasi dengan baik.

3. Pemberian Pakan yang Berlebihan

Tak hanya manusia yang akan menerima hal buruk akibat makan berlebihan, ikan pun demikian. Banyak pembudidaya yang ingin mendapatkan hasil panen maksimal dengan bobot ikan yang berat dan akhirnya memberikan pakan terlalu banyak.

Pemberian pakan yang berlebihan bisa menyebabkan nila mudah mati. Untuk itu, sebaiknya pemberian pakan dilakukan cukup dua kali sehari saja. Ukuran dan jenis pakan bisa disesuaikan dengan kondisi nila yang ada di kolam.

Adapun jenis pakan yang biasanya digunakan oleh para pembudidaya nila adalah FF999, PF1000, 781-1, dan lain sebagainya.

Berikan pakan sedikit demi sedikit dan jangan lupa untuk mengamati perilaku makan mereka. Porsi makan yang meningkat namun cepat habis menandakan bahwa nila makan dengan baik sehingga Sobat Mediatani bisa menambah sedikit porsinya secara bertahap dan tidak berlebihan.

4. Kolam Terlalu Banyak Ikan

Memasukkan banyak ikan dalam satu kolam memang dapat memberikan hasil panen yang lebih banyak. Namun, hal ini perlu dipertimbangkan karena ikan nila akan mudah mati jika di dalam kolam terlalu padat dengan ikan.

Mereka jadi tidak bisa bergerak secara leluasa dan terlalu sering berebut makanan sehingga mereka bisa kekurangan makanan dan akhirnya mati. Sebagai solusinya, tips yang bisa digunakan adalah dengan memasukkan 75 ekor nila untuk 1 m3 tanpa sirkulasi.

Adapun untuk kolam yang memiliki sirkulasi bagus bisa diisi dengan 150 ekor per meter kubiknya.

5. Terserang Penyakit

Satu lagi penyebab nila gampang mati adalah adanya penyakit yang menyerang tubuhnya. Penyakit ini bisa bersumber dari ikan itu sendiri, lingkungan tempat tinggal ikan, maupun penyakit yang dibawa hewan lainnya seperti burung.

Untuk mengatasinya, lakukan sanitasi terlebih dahulu untuk menyingkirkan bakteri dan patogen yang kerap menyerang ikan. Jangan lupa juga untuk memastikan kondisi kolam dalam keadaan sehat karena nila mudah stres jika kolam tidak diperhatikan.

Jika nila sudah stres maka akan gampang terserang penyakit dan virus yang ada di dalam air. Agar tidak menular ke nila yang lainnya, singkirkan nila yang sudah mati atau bila diperlukan pindah nila yang masih hidup ke kolam baru yang masih segar.

**

Penyebab ikan nila mudah mati memang bersumber dari perhatian kita selaku pembudidaya. Untuk menghindari itu terjadi, berikan perhatian lebih pada nila-nila yang dirawat, mulai dari kebersihan, kesehatan, pemberian makan, dan lain sebagainya.

  • Bagikan