Mediatani – Seorang petani sayuran yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Batu, Rudi, melakukan ekspor sayuran untuk pertamakalinya ke Taiwan dari Kota Batu.
Hal yang membanggakan ini dilakukan Rudi di tengah upaya memperbaiki kondisi ekonomi yang terdampak selama pandemi Covid-19. Ekspor perdana tersebut telah dilakukannya pada Hari Senin (28/6/2021) lalu.
Rudi mengatakan bahwa komoditas sayuran yang diekspornya berupa kubis manis, letus dan sawi.
“Sayuran yang kami ekspor ada kubis manis, letus dan Sawi,” ungkap Rudi.
Dilansir dari suryamalang.com, sayuran yang diekspor tersebut bukan hanya berasal dari hasil panen satu petani saja, namun berasal dari hasil sebagian besar petani dari Kecamatan Bumiaji. Lebih khusus warga Dusun Cangar, Desa Bulukerto, Kota Batu. Setidaknya ada sebanyak 26 ton sayuran yang diekspor ke Taiwan.
Lebih lengkapnya, bahan ekspor tersebut terdiri dari 1240 kardus letus dengan berat per kardusnya 12 Kg, kubis manis sebanyak 1550 karung dan sawi sebanyak 1550 karung.
Ekspor perdana tersebut sekaligus merupakan tanda adanya komitmen untuk pengiriman selanjutnya. Bahkan Rudi optimis jika pengiriman sayuran kedepannya dapat menembus tiga kali dalam setiap pekan.
Tentunya Rudi tidak sendirian dalam memproduksi sayuran namun menggandeng para petani lainnya.
Rudi mengaku bahwa upaya tersebut sudah lama dilakukan, sekaligus sebagai bentuk perjuangan menyejahterakan para petani.
“Saya melihat ketika kondisi pasar sudah siap maka semuanya akan lancar. Kami menggandeng para petani sayuran di Kota Batu dan sekitarnya seperti Pujon dan kawasan Tengger,” jelas Rudi.
Rudi menyebutkan jika petani yang melakukan kerjasama dengan dirinya sebanyak puluhan orang.
Terdapat 10 petani yang berasal dari Kota Batu, 5 orang dari kawasan Tengger, 10 orang dari Pujon dan beberapa di antaranya juga ada yang berasal dari Tulungagung dan Jember.
“Untuk target ke depan, kami berharap semua lahan pertanian sayuran itu bisa pindah ke Kota Batu. Tahun depan kami menargetkan bisa memiliki luas lahan lebih dari 50 hektar,” jelasnya.
Agar kualitas sayuran tetap terjaga, para petani dibekali dengan sarana dan prasarana. Mereka mendapatkan pendampingan mulai dari pembibitan hingga panen, hal inilah yang membuat komoditas sayuran tersebut menjadi benar-benar layak untuk ekspor.
Secara pribadi, Rudi mengatakan bahwa dirinya menyiapkan dua buah mesin pendingin atau cold storage dengan kapasitas per satu mesin menampung hingga 26 ton. Mesin pendingin inilah yang akan digunakan untuk menyimpan sayuran agar tidak cepat membusuk.
Untuk target lebih jauh, dalam satu tahun Rudi menargetkan agar dapat melakukan ekspor sebanyak 700 kontainer sayuran.
Rudi menyampaikan harapannya bahwa nantinya ekspor sayuran dari Kota Batu tersebut dapat membawa dampak positif terhadap pertanian dan warga.
“Melalui proses ekspor ini, kami berusaha menyediakan pasar yang jelas untuk menjual hasil produksi dari para petani. Sehingga ketika harga anjlok petani akan tetap aman,” tutur Rudi.
Anggota DPRD Kota Batu yang juga sekaligus menjadi distributor pestisida, Ludi Tanarto memberikan apresiasi yang besar terhadapt langkah yang dilakukan oleh koleganya.
Ludi yang juga turut menyaksikan seremonial ekspor perdana itu mengatakan bahwa diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan semangat petani dan pertanian di Kota Batu.
“Kondisi pertanian saat ini masih sangat lesu. Oleh sebab itu, dengan adanya terobosan seperti ini saya berharap bisa terus berkembang, sehingga kesejahteraan para petani bisa terjamin,” ungkapnya.
Ia juga menyarankan agar Pemkot Batu dapat mengambil langkah inovatif agar produk pertanian Kota Batu dapat laku keras di pasaran internasional.
Apalagi, selain sektor pariwisata, Kota Batu juga sangat identik dengan sektor pertaniannya.