Peternak Ayam Asal Blitar Gelar Aksi Protes di Solo

  • Bagikan
aksi protes peternak/via suaramerdekasolo/ist

Mediatani – Puluhan peternak ayam petelur asal Blitar Jawa Timur, “nglurug” ke Solo, Rabu (16/6/2021).

Mereka awalnya hendak menemui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah dan Direktur Perbibitan dan Produksi Ditjen PKH, Sugiyono, yang sedianya hadir pada Rembug Perunggasan Nasional IX di Lorin Hotel, Colomadu, Karanganyar.

Peserta aksi ingin mempertanyakan surat edaran (SE) Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian No. 20301/PK.230/F/04/2021 tertanggal 20 April 2021, yang dinilai merugikan peternak ayam petelur.

Namun, hingga acara rembug nasional itu selesai, kedua pejabat itu tidak hadir. Bahkan beberapa pembicara lainnya juga tidak muncul.

Lantaran tidak bertemu pejabat yang dimaksud, mereka akhirnya meluapkan amarah dengan berorasi, serta membentangkan sejumlah spanduk.

“Kami tidak menolak surat edaran itu, tapi hanya mempertanyakan. Sebab SE itu berpotensi merugikan kami,” kata Anang Pasi, seorang peternak, mengutip, Kamis (17/6/2021) dari laman Solo.suaramerdeka.com.

Dalam surat edaran, ada kebijakan cutting telur atau ada telur yang tidak ditetaskan, agar tidak menjadi ayam potong.

Tujuannya agar pasokan daging ayam tidak berlebih atau over. Tapi dengan tidak ditetaskannya ribuan telur maka harga telur di pasaran anjlok.

Harga eceran terendah telur yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah Rp21.500 per kg, tapi di tingkat peternak hanya dihargai Rp18.500 – Rp19.000 per kg.

“Agar telur ayam ras tidak terpengaruh, kita mengusulkan cutting yang dilakukan tidak pada telur, tapi pada induk ayam,” ucapnya.

Para peternak pula mempertanyakan melambungnya harga jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak.

Harga jagung yang idealnya Rp4.800-Rp4.900 per kg, melonjak menjadi Rp 6.000 per kg.

“Pada situasi seperti ini, betapa sengsaranya para peternak ayam petelur. Sudah harga telur anjlok, harga pakan melambung,” tandas Cholil, peternak lainnya.

Peternak Protes Pemangkasan Bibit Ayam Pedaging yang Sebabkan Harga Telur Jatuh

Sebelum itu, para peternak ayam petelur di Blitar Raya juga memprotes penerbitan surat edaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang berisi pemangkasan pembibitan ayam pedaging.

Melansir, Sabtu (12/6/2021) dari Kompas.com, mereka menilai surat edaran bertajuk pengendalian stok ayam ras pedaging dan diterbitkan pada 3 Juni itu berimbas pada turunnya harga telur di pasaran.

Penurunan harga terjadi karena telur fertil yang akan ditetaskan sebagai bibit ayam pedaging yang seharusnya dimusnahkan mengalir secara ilegal ke pasar dan menekan harga telur ayam.

Puluhan perwakilan berbagai kelompok peternak ayam petelur yang tergabung dalam Koalisi Penyelamat Peternak Rakyat menyampaikan protes terkait surat tersebut ke Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar, Kamis (10/6/2021), lalu.

Para peternak datang membawa berbagai spanduk dan poster. Namun setalah berembug dengan petugas keamanan, agenda unjuk rasa berbelok menjadi audiensi dengan Bupati Blitar yang diwakili oleh asisten bidang ekonomi Tutik Komariyati dan Kepala Dinas Peternakan Adi Andaka.

“Baru sekitar sebulan kami mulai merasakan bantuan pemerintah berupa turunnya harga jagung pakan ternak, sekarang ada kebijakan yang sebenarnya juga persoalan klasik yang terus diulang,” ujar Suryono, salah satu ketua kelompok peternak ayam petelur Blitar di lokasi, Kamis (10/6/2021), melansir dari situs yang sama.

Suryono kemudian menunjukkan salinan surat edaran tersebut dan berapa jumlah telur bibit ayam pedaging yang harus dipotong dari siklus penetasan pada Juni untuk mengendalikan pasokan daging ayam pada Juli.

Surat edaran itu menyebutkan bahwa potensi produksi bibit ayam pedaging pada Juni sekitar 278 juta ekor. Sedangkan kebutuhan hanya sekitar 226 juta ekor.

Maka dari itu, terdapat potensi kelebihan bibit ayam pedaging sebanyak 52 juta ekor. Karenanya, menurut surat edaran itu, harus dilakukan pemotongan 50 juta butir telur yang akan ditetaskan pada Juni.

Suryono menuturkan, pemangkasan produksi bibit ayam pedaging selalu berimbas pada penurunan harga telur ayam yang merugikan peternak. Tidak hanya di wilayah Blitar, tapi pula di seluruh indonesia…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan