Mediatani – Program induk udang vaname unggul Nusa Dewa yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menunjukkan progress yang cukup signifikan.
Program yang diluncurkan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada akhir Oktober lalu ini dipercaya dapat berkontribusi pada target peningkatan produksi udang nasional.
Program induk udang unggul ini dijalankan oleh Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali. BPIU2K ini adalah salah satu Unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Ditjen Perikanan Budidaya.
“Ini kali kedua saya ke sini untuk memastikan dan saya surprise ternyata bukan hanya udang yang semakin baik pembangunannya atau risetnya, tapi juga ada abalone yang sudah bisa dikembangkan yang menurut saya ini satu potensi ekonomi yang bisa dilakukan masyarakat,” ungkap Menteri Trenggono dalam kunjungannya di lokasi, (24/1).
Program induk udang unggul NuSa Dewa ini disebut mengalami progres yang memuaskan setelah hasil uji performa multilokasi menunjukkan tingkat produktivitas yang baik. Perkembangan yang ditunjukkan bahkan lebih cepat dibandingkan induk lain.
“Produktivitas dan tonasenya juga cukup tinggi dibanding induk lainnya. Tonase capai 1.597 kilo di kepadatan 250 ekor, sedangkan produktivitasnya 4.0 kilogram,” terangnya.
Sedangkan total pakan yang dihabiskan untuk Induk NuSa Dewa, tambah Menteri Trenggono, mencapai 2.105 kilogram untuk kepadatan sebanyak 250 ekor/m2 yang luas petakannya 400. Pakan yang digunakan ini adalah hasil produksi dalam negeri.
Selain induk udang, KKP juga berfokus pada pengembangan pakan. Balai-balai budidaya KKP terus melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong kemandirian perikanan budidaya di dalam negeri, termasuk induk, pakan, serta teknologi pendukung produktivitas lainnya.
“Jadi bukan hanya soal pembesarannya saja atau pengembangan produksinya saja, tapi juga bagaimana pakan yang paling penting. Bagaimana membangun induk yang baik sampai akhirnya kita memiliki kemandirian,” jelasnya.
Lebih lanjut Menteri Trenggono menekankan upaya yang dilakukan tidak hanya sekedar meningkatkan produksi udang, melainkan juga dapat menguasai teknologi produksi budidaya udang.
Ia juga berharap dapat bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan budidaya udang karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasar lokal maupun global. Adapun target produksi udang nasional pada tahun 2024 diharapkan dapat mencapai sebanyak 2 juta ton.
“Saya tadi juga sudah bicara sama pak wakil bupati, dan kepala dinas provinsi dan kabupaten untuk karena nilai ekonominya tinggi sekali, dan permintaannya juga bagus bukan hanya lokal tapi juga nasional. Ini yang bisa kita kembangkan,” jelasnya.
Untuk pembudidayaan abalone, Menteri Trenggono meminta Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa dan Kepala Dinas Provinsi serta Kabupaten untuk menjalin komunikasi yang intens dengan pihaknya, dalam hal ini Dirjen dan Balai Produksi.
“Abalone bisa dikembangkan di Karangasem karena mudah. Bukan itu saja nilai dan permintaan pasar juga sangat tinggi,” bebernya.