Mediatani – Rektor IPB University, Prof. Arif Satria menyambut kunjungan dua menteri sekaligus di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Minggu (30/05/21). Dua menteri tersebut adalah Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki.
Penyambutan dilakukan secara santai sembari mengajak kedua menteri beserta rombongannya berkeliling melihat beberapa inovasi yang dimiliki IPB. Tak tanggung-tanggung, ketiga tokoh tersebut pun terlihat akrab menikmati serunya panen melon bersama.
Kunjungan tersebut, merupakan bagian dari upaya Kementan dan Kemenkop UKM untuk menggandeng IPB University dalam menyukseskan program Korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia segera di sektor pertanian.
Dalam sambutannya, Arif Satria mengatakan petani harus mendapatkan jaminan akses pada teknologi dan akses pasar. Untuk akses teknologi, IPB akan mendorong dengan adanya learning-learning center yang sudah dibangun agar petani bisa belajar teknologi baru yang sederhana hingga canggih.
“Alhamdullilah Pak Menteri mau hadir dalam memberikan semangat dan support kepada IPB untuk mengembangkan ide agribisnis sebagai learning center agar petani bisa belajar teknologi baru yang sederhana hingga canggih,” ucapnya kepada awak media yang turut hadir meliput.
Prof. Arif Satria menerangkan, bahwa akses pasar sangat diperlukan petani agar mendapatkan harga yang bagus dan kualitas yang bagus. Oleh karena itu, IPB akan menjamin kualitas produk sekaligus akses pasar.
Arif Satria mengakui bahwa saat ini IPB melalui Agribusiness and Technology Park (ATP) yakni salah satu unit bisnis sudah memasarkan produknya untuk petani lingkar kampus ini ke 47 supermarket yang ada di Jabodetabek.
“Dan kita berharap evaluasi ini bisa dikembangkan di berbagai provinsi supaya petani petani didaerah juga menikmati akses teknologi dan akses pasar karena dua hal itu menjadi penting. Oleh karena itu dengan adanya perguruan tinggi yang bisa memberikan pendampingan kepada petani untuk mengkonsolidasi petani menjadi satu kelompok itu lebih muda,” jelasnya.
Oleh karena itu, Arif Satria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia ini mendukung gagasan korporatisasi petani. Langkah awal yang dilakukannya adalah membentuk koperasi dari petani-petani di sejumlah desa yang menjadi binaan IPB. Kelak, program ini akan terus diwujudkan di lapangan yang dimulai di Bogor selanjutnya menyebar di berbagai daerah.
“Saya sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia mendorong perguruan tinggi lainnya untuk mereplikasi model model seperti ini sehingga setiap kampus yang di Indonesia punya daya manfaat untuk masyarakat petani di lingkar kampus sehingga masyarakat di lingkar kampus merasakan hasil inovasi teknologi dan juga pasar yang mampu memberikan pasar yang memberikan kesejahteraan yang lebih baik lagi,” tutupnya.
Penguatan Program Korporatisasi UMKM Pertanian
Program korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia segera diterapkan dalam sektor pertanian. Dalam rangka upaya menyukseskan program tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki kompak mendorong program korporatisasi UMKM tersebut. Selain dua kementerian tersebut, turut mendukung program ini adalah perguruan tinggi.
Kerjasama yang dibangun bertujuan untuk membangun pertanian modern di berbagai daerah dengan menggunakan varietas unggul dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen yang dikelola secara korporasi sehingga ada jaminan akses pemasaran dan pembiayaanya.
“Hari ini saya di IPB bersama dengan Menteri Koperasi tentu saja dalam kaitan kaitan mempersiapkan suatu konsepsi yang terukur, terencana secara sistematis. Artinya komoditas komoditas unggul hasil riset dan uji coba harus diangkat untuk menjadi sesuatu yang mungkin langsung bisa kita terapkan,”kata Mentan SYL saat diwawancarai usai panen melon.
Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan perguruan tinggi akan bekerjasama dalam mengembangkan pertanian dari hulu hingga hilir. Kedepan, Kemenkop dan UKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm, Sedangkan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas. Sementara itu, perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir.
“Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya sehingga besok akan ada varietas varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedahi dari hulu sampai hilir dan itu yang kita hari ini kita lakukan di IPB,” ucapnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menerangkan bahwa langkah ini sesuai arahan Presiden Jokowi terkait pelibatan perguruan tinggi dalam menciptakan inovasi produk khususnya produk pertanian akan terus ditingkatkan. Menurutnya, hal ini tentunya berguna untuk menciptakan sebuah terobosan baik di sisi hulu maupun hilir dengan teknologi pertanian yang maju atau menjawab kondisi kekinian.
“Kita perbaiki pasca panennya dengan teknologi sederhana tetapi mampu mengefisiensi loses sesudah itu tentu saja packing yang baik akan akan membuat pasar lebih baik. Tidak hanya itu, disana lah korporasi-korporasi pertanian bisa dilakukan kita modali bersama dengan Menteri Koperasi sehingga offtaker lebih dipermudah,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan bahwa kementerian yang dipimpinnya akan fokus dalam pengembangan model bisnis di sektor pertanian dengan membentuk korporatisasi petani dari petani petani perorangan berskala sempit kemudian dioperasikan masuk skala ekonomi dan model bisnis.
“Seperti ini perlu kita lakukan supaya petani nya juga bisa lebih memproduksi dengan menggunakan bibit-bibit yang sudah hasil riset yang bagus lalu juga terhubung dengan market dan pembiayaan,” terang Teten.
Menurutnya, korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.
“Saya kira begitu, kita harapkan produk-produk petani itu bisa mensuplai pasar dengan stabil baik kualitasnya maupun juga kapasitas,”kata Teten.