Mediatani – Bencana kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Provinsi Riau semakin meluas dan sulit untuk dipadamkan.
Hasil pantauan dari BMKG Stasiun Pekanbaru, Sejak Senin (22/2/2021) pukul 06.00 WIB ada 126 titik panas yang menjadi indikasi awal karhutla di wilayah Sumatra, enam titik di antaranya ada di Provinsi Riau.
Ada beberapa titik api yang sulit untuk dipadamkan. Hal ini disebabkan karena sulitnya sumber air di lokasi dan kedalaman lahan gambut yang mencapai 1,5 hingga 2 meter.
Selain itu, pemadaman api juga mengalami kendala akibat angin kencang yang membuat asap semakin menyebar.
Total luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai berpuluh-puluh hektare. Bahkan kebakaran di kawasan Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai mencapai luas 20 hektare.
Lokasi tersebut memiliki kedalaman gambut 1,5 meter. Adapun yang terbakar di lokasi tersebut yaitu kebun sawit dan semak belukar.
Hingga saat ini petugas gabungan masih berusaha melakukan pemadaman api pada wilayah hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Provinsi Riau.
Beberapa titik karhutla di antaranya berada di Desa Kempas, Kecamatan Pekan Tua, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Selain itu ada di Kuala Cenaku dan Kuala Maya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Titik karhutla juga terdapat di Rupat, Bukit Batu Tanjung Uban, Kabupaten Bengkalis. Kemudian di Kabupaten Siak kebakaran lahan juga terjadi di daerah Bunsur dan Mengkapan.
Selain itu titik kebakaran lahan juga terdapat di Mundam, Kecamatan Medang Kampai, dan di Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan di Kota Dumai.
Koordinator Wilayah (Korwil) Manggala Agni Provinsi Riau, Edwin Putra mengungkapkan bahwa pada tahun 2019 lalu, di Lubuk Gaung pernah mengalami kebakaran hebat, dan saat ini kejadian itu terulang kembali. Hingga saat ini petugas gabungan sedang bekerja keras untuk melakukan proses pemadaman.
Edwin mengakatakan akan melakukan rapat evaluasi untuk mengukur kebutuhan tenaga dalam mengatasi karhutla. Jika memang dibutuhkan tambahan kekuatan, pihaknya akan menambah regu untuk membantu proses pemadaman karhutla.
Saat ini di Riau sedang mengalami cuaca panas yang membuat kebakaran lahan meluas dengan cepat. Tentunya kondisi ini membutuhkan upaya ekstra dari petugas agar api tidak terus menjalar.
Sudah lima hari hingga sepekan hujan tidak turun di beberapa daerah. Hal ini membuat lahan menjadi kering, sehingga api bukan hanya terlihat dari atas, tapi juga telah masuk ke bawah gambut dan baranya terus menjalar. Tentunya diperukan waktu dan proses yang tidak singkat dalam memadamkan api hingga ke bawah gambut.
Karhutla yang banyak disebakan oleh pihak yang membuka lahan dengan cara membakar, dan makin diperparah dengan kondisi alam ini jelas membuat pemerintah tidak tinggal diam.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyediakan 12 unit alat berat jenis eskavator. Alat ini dapat digunakan oleh warga secara gratis untuk membuka lahan perkebunan.
Langkah ini dicetuskan oleh Gubernur Riau, Syamsuar dan Wakil Gubernur Riau, Edy Afrizal Natar Nasution untuk mengatasi pembukaan lahan dengan cara membakar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger mengatakan jika alat ini dapat dipinjam pakai secara cuma-cuma atau gratis. Sebab, program ini dari Gubernur Riau dan untuk masyarakat Riau.
Untuk pinjam pakai eskavator, warga hanya perlu berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan dan BPBD kabupten dan kota setempat. Kemudian direkomendasikan ke Dinas PUPR Riau selaku penyedia peralatan.
Program penyediaan alat berat secara gratis juga merupakan langkah strategis Pemprov Riau dalam mengantisipasi karhutla setelah penetapan status siaga darurat karhutla.
Harapannya dengan adanya program ini, tidak ada lagi masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar. Sehingga resiko karhutla pun dapat ditekan.