Mediatani – Tahun Baru Imlek tidak pernah lepas dengan berbagai sajian makanan khas dari masyarakat Tionghoa. Selain kue keranjang dan jeruk, hidangan yang kerap disajikan di meja makan adalah ikan bandeng.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, ikan dimaknasi sebagai sumber keberuntungan dan rezeki. Ikan dalam Bahasa Mandarin disebut dengan “yu” atau “yoo” yang pengucapannya bermakna surplus atau berlimpah. Ikan yang dikonsumsi pada perayaan Imlek diharapkan bisa mendatangkan kemakmuran dan rezeki melimpah di tahun baru.
Lantas apa makna mengonsumsi ikan bandeng saat Imlek? Dalam bahasa Tiongkok, ikan bandeng disebut “lyú” atau “lee-yoo” yang dalam logat mandarin seperti kata “lee” diartikan sebagai hadiah.
Maknanya, masyarakat Tionghoa percaya bahwa ikan bandeng melambang sebuah harapan dan keberuntungan. Karena itu, di tahun yang baru ini mereka berharap bisa memperoleh kemakmuran dan rezeki.
Selain itu, duri yang banyak terdapat pada ikan bandeng melambangkan rumitnya kehidupan manusia yang dipenuhi dengan jalan berliku sehingga perlu dilalui dengan hati-hatian dan kesabaran (seperti saat memakan ikan bandeng) agar hasil yang diperoleh bisa dinikmati dan memuaskan.
Hal ini juga diartikan sebagai tekad untuk selalu berusaha dan tidak putus asa dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang. Selain itu, banyaknya duri itu juga menggambarkan bahwa rezeki itu melimpah dan tidak akan ada habisnya.
Tanda Penghormatan
Bagi masyarakat Tionghoa, membawa ikan bandeng kepada orangtua merupakan salah satu bentuk penghormatan saat perayaan Imlek. Ketika ada yang tidak memberikan ikan bandeng kepada keluarganya yang lebih tua seperti kepada orangtua dan mertua, maka ia dianggap tidak menghargai atau tidak sopan.
Selain itu, sajian ikan bandeng juga kerap menjadi bentuk tantangan kepada calon menantu perempuan untuk menilai layak atau tidaknya menjadi bagian dari keluarga. Mengapa ikan bandeng dihubungkan dengan calon menantu perempuan?
Ada berbagai hal yang dapat dinilai dari sajian ikan bandeng yang diberikan, mulai kerajinan, ketekunan, sensitivitas serta kerapian. Untuk nilai kerajinan, dilihat dari ukuran besar dan gemuknya ikan bandeng karena biasanya hanya bisa diperoleh pada pagi hari.
Kedua, nilai ketekunan, untuk memasak ikan pindang bandeng dengan rasa yang nikmat dibutuhkan keterampilan menggunakan api kecil. Jika berhasil melakukannya, maka perempuan tersebut dianggap lolos tes.
Ketiga, pengujian sensitivitas yang dinilai dari kesesuaian rasa manis, pedas, asin, dan asam pada ikan pindang. Lalu, keempat menilai kerapian dari penyajian sajian ikan bandeng.
Manfaat ikan bandeng
Pada umumnya, ikan merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Namun, tak banyak yang tahu jika ikan bandeng memiliki manfaat yang sangat banyak, bahkan disebut memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada ikan salmon.
Manfaat yang banyak pada Ikan bandeng itu antara lain mengandung antioksidan, menyehatkan jantung, mendukung perkembangan otak, kulit lebih terhidrasi, mencegah penuaan dini, membantu mencegah anemia, membantu daya tahan tubuh, memelihara kesehatan mata, meningkatkan kadar kolesterol baik, mengontrol tekanan darah, dan memperkuat tulang dan gigi.