Mediatani – Puluhan sivitas akademika yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian dan Kehutanan (Fapertahut) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), menggelar penanaman bibit mangrove di pesisir Pantai Katinting Desa Tandung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, pada Kamis 25/5/2023.
Penanaman 1200 bibit bakau ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Membangun Desa. Kegiatan KKNT MBKM merupakan program khusus Fapertahut Unsulbar dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa.
“Kegiatan ini adalah salah satu realisasi program kerja kami sebagai mahasiswa KKN Tematik Prodi Agroekoteknologi Fapertahut Unsulbar, di Desa Tandung, untuk membantu masyarakat sekaligus menyelamatkan ekologi pesisir pantai desa,” ungkap Sahabuddin selaku kordinator mahasiswa pelaksana kegiatan.
Wakil Dekan Fapertahut Unsulbar, Muhammad Arafat Abdullah menerangkan bahwa hadirnya program KKNT MBKM Membangun desa ini adalah salah satu bentuk partisipasi kampus Unsulbar, khususnya Fapertahut dalam membangun desa-desa di sekitar kampus. Keberadaan mahasiswa di desa tentunya dapat melibatkan diri dalam menyelesaikan permasalahan di desa berbasis konsep-konsep yang telah dipelajari di kampus.
“kita lihat bahwa di Desa Tandung ini terjadi abrasi yang cukup luas, olehnya melalui penanaman mangrove di pesisir ini, kita berharap dapat menjadi solusi untuk mencegah abrasi yang lebih luas lagi,” tutur Muhammad Arafat dalam sambutan membuka kegiatan.
Dirinya berharap kegiatan ini dapat menjadi solusi bersama untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar akibat abrasi.
“Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh mahasiswa dalam KKNT ini, Pemerintah Desa Tandung dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan penyelenggaraan kegiatan ini,” ungkap Muhammad Arafat.
Sementara itu, Kepala Desa Tandung, Sarifuddin mengungkapkan bahwa pantai di Desa Tandung ini sebenarnya telah ditinjau oleh tim kementerian kelautan dan perikanan beberapa waktu lalu untuk direhabilitasi melalui penanaman mangrove.
“tim kementerian (kelautan dan perikanan) telah meninjau pantai Desa Tandung yang panjangnya lebih dari 3 kilo meter ini, tapi hari ini kami berterimakasih pada Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar karena bisa melakukan tindakan dengan lebih cepat,” terang Sarifuddin dalam sambutannya.
Sarifuddin mengungkapkan, sebagian tanggul dan pematang pembatas empang warga telah terkikis laut, apalagi saat air laut pasang bahkan saat musim hujan tiba, air laut dapat masuk ke lahan tambak warga desa.
“Oleh karena itu, kami sangat berterimakasih atas dilaksanakan kegiatan ini sekalipun tanaman (mangrove) ini adalah jenis tanaman yang butuh perhatian khusus atau susah tumbuhnya,” ungkap Sarifuddin.
Dirinya berharap agar masyarakat Desa Tandung dapat berpartisipasi aktif dalam merawat tanaman mangrove yang ditanam pada kegiatan ini.
“Sebagai bentuk ungkapan terimakasih, kami berharap warga desa turut menjaga atau tidak mengganggu tanaman setidaknya di bagian pesisir yang telah rusak,” ungkapnya.
Yusril, salah seorang pemuda Desa Tandung berharap semoga melalui kegiatan penanaman mangrove ini dapat mengurangi kerusakan di wilayah pesisir Desa.
“saya pikir ini adalah kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi dan pemerintah desa dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat di desa, seperti abrasi ini,” tutur Yusril.
Tanaman mangrove merupakan jenis tanaman yang memiliki manfaat besar bagi ekosistem pesisir. Manfaat tanaman mangrove, antara lain dapat menjaga garis pantai, mencegah abrasi dan erosi di wilayah pesisir, ruang hidup biota laut, menampung oksigen, bahkan dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat.
Hadir dalam kegiatan penanaman mangrove ini antara lain, Muhammad Arafat Abdullah selaku Wakil Dekan Fapertahut Unsulbar, Nurmaranti Alim selaku Kordinator Program Studi Agroekoteknologi Unsulbar, Sarifuddin selaku Kepala Desa Tandung, Tim kerja Mangrove Learning Center “Baluno”, belasan dosen lingkup Fapertahut Unsulbar, dan puluhan mahasiswa agroekoteknologi.