Sepuluh Hektar Lahan Pertanian di Gunungkidul Hilang Akibat Tersapu Banjir

  • Bagikan
Sumber Foto: jogja.suara.com

Mediatani – Intensitas hujan yang cukup besar mengguyur Kapanewon Girisubo Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat wilayah tersebut terkena dampak banjir. Arif Yahya selaku Panewu Anom Girisubo (Sekretaris Kecamatan) menjelaskan bahwa hujan deras yang melanda kawasan Kapanewonan Girisubo sejak Sabtu (30/1/2021) malam pukul 22.00 WIB hingga Minggu (31/1/2021) dinihari mengakibatkan banjir hingga dua meter.

Salah satu dampak yang terjadi dari bencana banjir ini adalah pada sektor pertanian. Terhitung sekitar sepuluh hektar (Ha) lahan pertanian di wilayah tersebut hilang akibat tersapu banjir.  Sekitar enam hektar (Ha) lahan berada di aliran Bengawan Solo Purba dan sisanya ada di selatan jembatan yang putus.

Menurut Arif Yahya, hilangnya lahan pertanian tersebut dikarenakan aliran banjir dari arah utara menuju selatan, tepatnya dari Pantai Sadeng. Lahan yang hilang itu berisi tanaman padi dan jagung yang sudah siap panen. Setelah dirincikan, lahan yang hilang mencapai puluhan hektar (Ha) dan paling banyak di aliran Bengawan Solo Purba.

“Jadi dari sebelah utara jembatan yang putus itu, disana kerusakan lahan yang lumayan parah. Terus kan tanah di bawah jembatan tergerus dan amblas lalu mengalir ke selatan dan kembali menyapu lahan pertanian warga,” ujar Arif saat dihubungi wartawan, Senin (1/2/2021).

Sunu Handoko Bayu Segara selaku Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul memberitakan sebelumnya tentang kejadian ini berawal saat hujan deras mengguyur Kapanewon Girisubo mulai Sabtu pukul 23.00 WIB. Karena berada di dataran tinggi, aliran air mengalir ke Pantai Sadeng.

Dilansir dari detikcom padaa hari Minggu (31 Januari 2021), Sunu Handoko menjelaskan akibat curah hujan terlalu deras dan aliran yang terlalu deras juga mengakibatkan jembatan roboh dan akses jalan terputus sejak tadi malam.

Rencananya pagi, Senin, 01 pebruari 2021, Arif Yahya beserta pihaknya dan beberapa personil Tagana akan melakukan inventarisasi warga yang perlu dievakuasi. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan inventarisasi terhadap wilayah yang terkena dampak banjir. Untuk memudahkan akses pertolongan warga yang masih berada di daerah yang terisolir, jika memungkin akan dibuat jembatan alternatif agar proses evakuasi bisa lebih mudah dan cepat.

Sementara itu, kondisi saat ini air masih menggenangi aliran Bengawan Solo Purba, meskipun debit air tidak sebanyak kemarin.

“Kalau sampai siang ini tadi genangan air di eks aliran Bengawan Solo purba masih ada,” ujarnya Arif Yahya.

Untuk langkah antisipasi, pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPD) untuk melakukan langkah selanjutnya. Sehingga diharapkan tidak ada lagi banjir susulan yang melanda wilayah Kapanewon tersebut dan banjir saat ini akan segera surut.

Selain menimpa lahan pertanian warga, banjir kali ini juga menyebabkan runtuhnya jembatan penghubung antara Padukuhan Suling dengan Song Banyu.

Totalnya ada 5 padukuhan yang terdampak dari runtuhnya jembatan padukuhan suling dan songbanyu tersebut. Lima padukuhan tersebut di antaranya adalah Gabukan 1 dan 2, Song Banyu 1 dan 2 serta Bandung 5.

Bencana banjir yang melanda kawasan Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul pada Minggu (31 Januari 2021) ini dilaporkan untuk sementara ini tidak ada korban jiwa dan diharapkan semua warga selamat dan berhasil dievakuasi. Banjir ini mengakibatkan puluhan hektar (Ha) lahan pertanian warga hilang. Selain itu sebuah Balai Padukuhan terendam hingga dua meter dan meruntuhkan jembatan Suling-Song Banyu terputus.

Diharapkan Pemerintah dan masyarakat setempat bisa lebih sigap dalam menanggapi bencana. Sehingga bisa meminimalisir korban jiwa dan kerugian material.

  • Bagikan