Mediatani – Pemerintah Kota Cimahi melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) semakin giat mengembangkan budidaya ikan hias. Pasalnya, berbagai kalangan masyarakat sedang menaruh minat yang tinggi pada jenis ikan hias.
Kepala UPTD BBIAT Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, Heri Herdiana menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan berbagai jenis ikan hias dan ikan konsumsi, mulai dari frontosa, koridoras hingga nila.
“Iya kita sedang coba kembangkan budidaya ikan hias, seperti frontosa, dan koridoras. Sedangkan untuk ikan konsumsi, kita sedang membudidayakan ikan nila dan ikan lele,” kata Heri, dilansir dari Bandungkita, Senin (8/3/2021).
Heri mengaku saat ini jenis ikan hias, seperti frontosa dan koridoras termasuk dua jenis ikan hias yang banyak diminati oleh masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak, pedagang, masyarakat komunitas, hobies, toko ikan, dan lain-lain.
Meski demikian, Heri menjelaskan bahwa kegiatan pemasaran ikan hias dan ikan konsumsi yang dilakukan hingga saat ini masih dilakukan dengan pola yang pasif, dimana pihaknya hanya menunggu pembeli datang langsung ke BBIAT.
“Kalau disini masyarakat yang pada datang langsung. Jadi kita tidak memasarkan ke luar, masyarakat yang tahu bahwa disini ada benih ikan. Ini tidak gratis, kita jual karena kita ada PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari penjualan benih,” tutur Heri.
Sementara itu Heri mengatakan bukan hanya warga lokal yang menyukai ikan hias yang tengah dibudidayakan UPTD BBIAT, melainkan banyak juga warga yang berasal dari luar daerah dan luar negeri. Rata-rata mereka menyukai ikan hias jenis koridoras.
Namun, ia mengatakan permintaan dari luar negeri tersebut tidak langsung diekspor oleh pihaknya, melainkan melalui eksportir. Pasalnya, untuk menjadi eksportir tersebut persyaratannya cukup ketat.
“Jadi melalui eksportir dari Kota Bandung, dan dari Cimahi juga ada. Biasanya para eksportir ini menjualnya ke Jepang atau Korea,” ungkapnya.
Heri menambahkan tahun 2021 ini, target PAD BBIAT Kota Cimahi dari penjualan benih ikan sebesar Rp 50 juta. Angka tersebut mengalami kenaikan dari target PAD sebelumnya yang hanya mencapai Rp 32 juta.
Ia menjelaskan peningkatan target tersebut disebabkan karena kondisi masyarakat yang sudah mulai membaik dibanding tahun sebelumnya yang masih dalam situasi pandemi.
“Kita juga lihat perkembangan, apakah bisa tercapai atau tidak, itu tergantung daya beli masyarakat,” sebutnya.
Heri menuturkan bahwa PAD dari sektor jasa usaha benih ikan berasal dari penjualan ikan konsumsi dan ikan hias yang mulai digarap sejak tahun 2018. Ia juga menyebutkan, harga jual ikan tersebut tergantung dari ukuran.
Untuk ikan nila dan lele yang masih berukuran 5 sampai 7 sentimeter, harga jualnya sebesar Rp 60 ribu per liternya. Sementara ikan koridora yang berukuran 1 inchi dihargai sekitar Rp 1.500 per ekor.
“Kalau ikan frontosa untuk ukuran 1 inchi itu sekitar Rp 3.000 per ekor, sedangkan untuk ukuran 2 inchi sekitar Rp 6.000 sampai Rp 8.000, tergantung ukurannya,” beber Heri.
Menurutnya, ikan hias yang paling banyak peminatnya adalah ikan nila dan lele. Sebab, ikan tersebut memiliki daya tahan yang bagus, pemeliharaannya juga lebih mudah serta pakan yang diberikan juga tidak sulit untuk didapatkan.
Meski demikian, lanjut Heri, musim penghujan yang terjadi seperti sekarang ini cukup berpengaruh terhadap proses pemijahan.
“Musim hujan ini biasanya di proses pemijahan pengaruhnya. Kalau ada perubahan musim, biasanya ada telur yang ngga netes, paling itu. Kalau ada perubahan cuaca ya. Seperti kemarin hujan terus-terusan, ke indukannya jadi telat,” pungkasnya.