Bukan Untuk Ngepet, Lilin Ini Untuk Selamatkan Tanaman Anggur di Prancis

  • Bagikan
Petani Anggur di Prancis yang sedang menyalakan lilin dari kaleng parafin di tengah perkebunan anggur.

Mediatani – Saat ini suhu udara di Prancis menurun drastic dan membuat petani harus memikirkan solusi agar tanaman yang mereka miliki tidak mati akibat cuaca ekstrim. Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah dengan menyalakan lilin di kebun mereka.

Para petani anggur di Prancis menyalakan lilin dan membakar jerami sebagai upaya dalam melindungi kebun anggur mereka dari suhu udara dingin yang bisa membuat tanaman mereka membeku dan mati.

Berdasarkan prediksi dari badan prakiraan cuaca setempat, suhu yang lebih dingin lagi akan terjadi pada pekan ini. Kondisi seperti itu dapat meningkatkan rasa khawatir paretani akan kerusakan serius pada tanaman anggur dan kemungkinan gagal panen yang akan mereka alami.

Pada Rabu (7/4/2021) kemarin, suhu udara menurun drastis hingga mencapai minus 5 derajat celsius di kawasan perkebunan anggur, termasuk di Chablis, Burgundy, dan Bordeaux.

Menanggapi cuaca ekstrim tersebut, para petani anggur di di luar Chablis membakar lilin dan jerami di lahan mereka. Sehingga tampak kilauan oranye dari cahaya puluhan ribu lilin yang digantungkan di atas kebun anggur jika dilihat saat dini hari.

Seorang pembuat anggur, Laurent Pinson, mengatakan bahwa dia telah meletakkan sekitar 300 hingga 600 lilin besar di banyak lokasi dari 14 hektar kebun anggurnya. Lilin ini dia buat dari kaleng parafin yang dinyalakan menggunakan api.

Dia juga mengatakan bahwa selama beberapa malam mendatang ini, panen mereka dipertaruhkan sebab suhu udara yang beku. Jika nanti para petani menalami gagal panen, maka artinya tidak aka nada anggur untuk konsumen.

Walaupun masih terlalu dini untuk menilai kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh suhu dingin, produsen mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dihindari.

“Suhu udara juga akan dingin dalam semalam dari hari ini hingga besok sehingga ada banyak kekhawatiran,” kata Christophe Chateau, dari grup produsen anggur Bordeaux CIVB.

Dia juga menambahkan bahwa dengan cuaca dingin yang terjadi selama dua malam berturut-turut ini, maka ada risiko dua kali lebih besar kemungkinan kebun anggur akan rusak.

Selain memasang lilin pada areal pertanaman, para pembuat anggur juga memasang tumpukan jerami yang dibakar sebagai tabir asap untuk mencegah matahari pagi ‘membakar’ tunas yang membeku.

Mereka juga menyemprotkan air pada tanaman merambat. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar es yang terbentuk melindungi mereka dari pembekuan.

Pemasangan pemanas dan menara angin juga mereka lakukan sebagai upaya mencampurkan udara dingin di dekat tanah dengan udara hangat di atasnya.

Musim dingin yang membeku bukan hanya terjadi pada tahun ini saja, tapu sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Pada musim dingin yang parah pada April 2017, banyak kebun anggur yang akhirnya rusak dan membuat produksi tahunan anggur Prancis mengalami rekor terendah dalam sejarah.

Suhu udara beku juga menyebabkan kerusakan kebun anggur pada tahun 2016, dan juga pada tahun 2019 silam.

Tentunya para petani mengahrapkan agar musim dingin tahun ini tidak sampai merusak tanaman-tanaman mereka dan paling parah membuat mereka gagal panen.

Harapannya, dengan semua upaya yang mereka lakukan dapat menjaga tanaman mereka dan mencegah rusaknya tanaman akibat suhu dingin yang membeku ini.

  • Bagikan