Menjadi pertanyaan, apakah sebenarnya manfaat mengonsumsi porang untuk kesehatan. Sampai-sampai porang tanaman ekspor dengan harga yang fantastis ini makin diminati oleh banyak petani.
Trend harga porang perkilo nya juga mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Begitu juga dengan harga katak porang, turut meningkat karena besarnya permintaan.
Porang menjadi bahan perbincangan yang semakin ramai dibicarakan. Terlebih lagi sejak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor sebanyak 60 ton atau setara 1,2 miliar ke negeri China. Seperti halnya dengan tanaman umbi-umbian lain, porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan.
Porang (Amorphophallus muelleri blume) adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah.
Umbi porang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomannan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Tanaman porang biasanya diolah menjadi tepung porang, kosmetik, penjernih air, lem dan jelly. Bahkan beberapa tahun terkahir porang di ekspor keluar negeri seperti Jepang.
Manfaat tanaman porang
Tanaman porang memiliki kandungan berupa tepung glucomannan. Nah, tepung glucomanan ini diperkenalkan pertama kali di Asia Timur terutama di negara china dan jepang.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa tepung glucomannan berasal dari umbi pohon porang. Umbi pohon porang diproses dengan memisahkan kandungan glucomannan dengan Asam oksalat dan pengikut lainnya.
Asam oksalat sangat tidak baik untuk kesehatan tulang, terutama karena akan berakibat terjadinya pengapuran pada tulang. Oleh karena itu umbi porang tidak dapat langsung dikonsumsi.Glucomannan yang terkandung dalam sebuah umbi porang berkisar antara 30% sampai dengan 50% saja.
Manfaat tepung glucomanan untuk kesehatan seperti mengobati asma, nyeri payudara, batuk, hernia, luka bakar dan berbagai kelainan kulit.
Sedangkan, untuk makanan biasa dimasak menjadi mie atau semacam tahu.
Penelitian modern mengungkapkan bahwa manfaat lain glucomannan adalah dapat menurunkan kolesterol plasma secara signifikan, memperbaiki metabolisme karbohidrat, mendorong pergerakan usus dan meningkatkan usus besar yang sehat.
Syarat tumbuh tanaman porang
Penanaman porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember. Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, seperti lokasi menanam yang tepat.
Lokasi tanam tidak terkena cahaya langsung terlindungi dari pepohonan. Ketinggian yang paling bagus adalah daerah dengan ketinggian 100–600m dpl. Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek, misalnya dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang. Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.
Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung
Keuntungan usaha menanam porang
Harga porang bisa mencapai Rp2.500 untuk satu umbi dengan berat 4 kilogram, dalam hitungan normal 100 pohon porang bisa menghasilkan Rp1 juta.
Untuk luasan 1 hektare, kata dia, bisa ditanam sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/hektare, yakni dengan penghitungan 6.000 dikalikan 4 kilogram.
Dengan demikian, maka dalam hitungan kasar, jika satu hektare bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp2.500/kilogram, kurang lebih bisa menghasilkan Rp60 juta, Pengolahan umbi porang menjadi chip ataupun tepung dapat memberikan nilai tambah.
Jika umbi porang dihargai sebesar Rp 2.500,00/kg, maka chip porang dihargai sekitar Rp 27.000,00/kg, dan harga tepung porang dapat mencapai Rp 250.000,00/kg.
Contoh pengembangan porang di Sulsel
Salah satu daerah yang gencar mengembangkan tanaman Porang ini adalah Sulawesi Selatan. Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Lies F Nurdin, usai mengunjungi pabrik pengolahan talas satoimo PT Tridanawa Perkasa Indonesia (TPI) Makassar meninjau langsung pusat pengembangan tanaman porang ini di Baddoka.
Istri orang nomor satu di Sulawesi Selatan itu mengaku tanaman porang akhir akhir ini cukup populer karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Lies mengatakan bahwa tanaman porang sangat bermanfaat, namun sebagian masyarakat belum familiar dengan jenis tanaman ini.
“Porang ini banyak diminati Cina dan Jepang. Makanan yang low karbohidrat, sehingga sangat bagus untuk penderita diabetes,” kata Lies, Selasa (30/6/2020).
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo menjelaskan talas satoimo dan porang akan dikembangkan menjadi komoditi ekspor.
Selain itu, juga bisa menjadi sumber ketahanan pangan keluarga. Namun, masih perlu dikembangkan secara lebih luas. Khusus porang, sentranya ada di sepuluh kabupaten. Seperti Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang, dan hampir semua daerah di Luwu.
“Untuk talas satoimo produksinya belum besar. Baru sekitar 20 hingga 30 hektare per kabupatennya. Sedangkan porang sudah berkembang baik, karena hampir semua kabupaten sudah menanam,” jelasnya.
Ardin menambahkan bahwa saat ini harga porang cukup kompetitif, yaitu sekitar Rp 9 ribu per kilogram. Itu artinya jika populasi dalam satu hektare sebanyak 40 ribu, dan satu tanaman menghasilkan 2 kilogram, maka dapat menghasilkan Rp 720 juta dalam delapan bulan.