Mediatani – Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas mencari rumput dilakukan oleh kebanyakan peternak utamanya yang tinggal di pedesaan. Penyediaan pakan ini sudah menjadi tantangan tersendiri bagi peternak karena terbatasnya stok pakan. Terlebih, pakan ternak semakin sulit ditemukan pada musim kemarau.
Seiring berkembangnya teknologi, permasalahan sulitnya pakan di musim kemarau sudah bisa diatasi dengan pemanfaatan teknologi fermentasi. Sentuhan teknologi ini memperbaiki kualitas pakan hijauan yang bernilai nutrisi tinggi. Selain itu, biaya pembuatannya terjangkau, dapat disimpan lama serta menghemat waktu peternak.
Manfaat teknologi fermentasi menjadi salah satu solusi bagi petani untuk penyediaan pakan ternak. Dengan menerapkan teknologi ini, peternak tidak harus mencari rumput setiap hari, sehingga ada waktu luang untuk melakukan pekerjaan sampingan dan metode pemberian makan ternak juga jauh lebih efektif.
Pakan komplet fermentasi yang bisa dimanfaatkan yaitu hijauan lokal, jerami dan pohon jagung. Fermentasi dengan silase, penambahan nutrisi seperti mineral, probiotik dan enzim sebagai tambahan konsentratnya. Berikut penjelasannya:
Hijauan Lokal (Rumput)
Rumput pada dasarnya akan tumbuh dengan subur di musim penghujan, sehingga perlu melakukan fermentasi rumput untuk ternak dalam menghadapi musim kemarau. Hijauan lokal seperti rumput yang telah difermentasi dapat disimpan sampai 1 tahun, tanpa mengurangi jumlah nutrisinya.
Bahan yang diperlukan bisa diperoleh dengan memafaatkan potensi yang tersedia di lingkungan sekitar, seperti dedak, molase, silo, atau drum plastik berpenutup.
Hal pertama kali yang perlu dilakukan adalah memotong rumput dengan mesin chopper rumput atau alat sederhana seperti parang. Tujuan pemotongan ini agar rumput dapat dimasukkan ke silo dengan padat dan rapat hingga tidak ada rongga udara.
Selanjutnya menambahkan bahan lain seperti dedak molase hingga tidak ada ruang kosong antara tutup dan permukaan bahan.
Tutup dengan rapat dengan penutup yang sebelumnya dilapisi plastik, diatas penutup diberi pemberat bisa dengan baru atau plastik yang diisi tanah. Selama 6—8 minggu didiamkan, silo bisa dibuka dan diambil hasil fermentasinya. Apabila prosedur yang dilakukan benar, pakan bisa bertahan hingga 1—2 tahun.
Ambillah pakan tersebut sesuai dengan kebutuhan misalnya untuk 3—5 hari. Disarankan agar tidak dibuka setiap hari supaya tidak mudah rusak. Setelah dibuka sebaiknya ditutup kembali dengan rapat.
Jerami Padi
Jerami padi dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khususnya sapi potong, kambing dan domba. Karena, jerami padi ini mengandung serat kasar dan silikat yang tinggi sedangkan kadar protein dan daya cernanya rendah.
Untuk meningkatkan mutunya, maka dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan urea dan probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak.
Pembuatan fermentasi jerami untuk kapasitas 10 ton dapat dilakukan dengan membuat bangunan dengan ukuran 4 x 5 m. Proses pembuatan dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung.
Kemudian lantai dasar dapat dibuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dan ditinggikan dari tempat sekitarnya, tanpa dibuatkan dinding. Bahan bangunan dapat menggunakan kayu atau bambu. Untuk atap dapat berupa seng atau bahan yang tersedia di tempat. Pastikan jarak lantai ke atap 3 m.
Proses fermentasi dilakukan dengan tahapan fermentasi hingga pengeringan. Tahap pertama, siapkan jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65%, kemudian ditumpuk ditempat yang telah disediakan dengan ketinggian 20 cm. Lalu taburi urea dan probiotik secara merata dengan takaran masing-masing 2.5 kg untuk setiap 1 ton jerami padi.
Selanjutnya tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi urea dan probiotik secara merata, hal dilakukan hingga tumpukan jerami padi mencapai 1-2 m. Tutup dengan plastik dan diamkan selama 14 hari agar proses fermentasi berlangsung secara sempurna.
Tahap kedua, setelah mengalami proses fermentasi, tumpukan jerami padi tersebut diangin-anginkan hingga menjadi cukup kering sebelum disimpan. Penyimpanan harus terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Jerami fermentasi yang kering dapat diberikan kepada sapi sebagai pakan pengganti rumput segar.
Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri yakni baunya agak harum, warnanya kuning agak kecoklatan, teksturnya lemas (tidak kaku), tidak busuk dan tidak berjamur.
Jerami padi yang telah difermentasi lalu diberikan sebanyak 6-8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan sebanyak 1 % dari berat badan pada ternak sapi.
Adapun formula ransum pakan konsentrat disesuaikan dengan bahan yang ada. Contoh formula ransum pakan konsentrat adalah 50% dedak, 22% jagung halus dan 18% bungkil kelapa, 5% Tepung Ikan, 4% mineral dan 1% garam.
Jagung
Untuk melakukan fermentasi pakan dengan batang jagung, terlebih dulu siapkan mesin pencacah untuk mencacah tanaman jagung dengan memanfaatkan batang dan daunnya. Kantong plastik berukuran besar untuk menampung hasil tanaman jagung yang dicacah yang kemudian akan disilase.
Vakum atau alat vakum cleaner yang dapat digunakan untuk menambahkan angin pada kantong plastik setelah di isi cacahan jagung (opsional)
Batang hingga daun jagung yang selesai dicacah dimasukan ke dalam kantung plasting berukuran besar, dengan muatan yang dipadatkan kemudian divakum (diberi angin). Selanjutnya ikat atau ditutup rapatrapat, pastikan tidak ada yang bocor atau terjadi bolong pada kantong plastik.
Selama 21 hari proses silase dilakukan tanpa kontak langsung dengan sinar matahari, simpan di tempat yang tertutup atau dibuatkan tempat rumah rumahan.