Mediatani – Saat menyiram tanaman, ternyata ada teknik agar dalam proses penyiraman tanaman bisa hemat dan tidak boros air. Sebelum mengetahui tekniknya yuk simak dulu penjelasan berikut ini.
Menanam tanaman tidak hanya baik untuk kesehatan mentalmu. Jika merawat atau menanam tanaman yang bisa dimakan dan bisa dimanfaatkan, manfaatnya akan semakin besar.
Namun, jangan lupa untuk memperhatikan jumlah air untuk menyiramnya secara rutin. Dilansir dari vio.id berikut tips atau cara agar tetap hemat air dalam menyiram tanaman.
1.Pilih waktu yang tetap untuk menyiram
Waktu penyiraman memberikan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang dibudidayakan dalam pot dengan bahan yang cepat kering, seperti kulit kayu pinus, akan lebih boros sehingga lebih mudah kehilangan air
Selain itu, tanaman yang disiram diatas jam 12.00 dan sore hari akan lebih subur jika dibandingkan dengan tanaman yang disiram pada pagi hari. Maka sirami tanaman pada sore hari agar tanaman tetap subur, sehat dan kuat.
Namun untuk tanaman pekarangan, kebun atau tanpa pot, disarankan untuk menyiram tanah pada pagi hari. Jangan menyemprotkannya pada daun. Dengan cara ini, air dapat disimpan di dalam tanah pada hari-hari panas.
2. Pasang air hujan
Jangan biarkan air hujan terbuang sia-sia dan mengalir tanpa terpakai. Gunakan wadah atau tangki yang tipis jika luas kebun atau taman di rumah tidak begitu luas. selain itu, bisa menggunakan sistem air permanen untuk tangki air hujan.
3. Manfaatkan air rebusan sayur yang sudah dingin
Jika orang rumah sering mengerjakan olahan dengan cara mengukus atau merebus, daripada membuang air sisa rebusan secara cuma-cuma di bak cuci, lebih baik diamkan air tersebut hingga dingin.
Air sisa rebusan baik untuk tanaman karena tinggi nutrisi. Sehingga dengan begitu secara tidak langsung memberikan pupuk pada tanaman.
4. Pengomposan
Pengomposan digunakan oleh tukang kebun. Mereka menggunakan pupuk alami ini untuk membantu menjaga kelembapan tanah dan mempertahankan unsur hara di dalam tanah. sehingga dengan menambahkan pupuk pada tanaman dapat menghemat penggunaan air.
5. Pilih pot yang mampu mempertahankan kelembapan tanah lebih lama.
Bahan pot akan mempengaruhi kelembaban tanah sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bahan pot yang cepat panas, seperti terbuat logam, adalah pilihan terakhir.
Sedangkan, pot terakota atau tanah liat yang tidak diglasir akan lebih cepat kehilangan kelembaban dibandingkan dengan pot berlapiskan kaca. Sehingga, penting untuk menggunakan campuran pot berkualitas tinggi untuk mempertahankan kelembapan.
6. Gunakan mulsa pada lapisan atas tanah
Saat sinar matahari terik,70% air dalam tanah akan menguap jika tidak ditutupi dengan mulsa. Mulsa adalah salah satu cara terbaik untuk mempertahankan kelembapan.
Mulsa bisa mencegah penguapan air dari permukaan tanah. Oleh karena itu disarankan menggunakan mulsa yang kasar agar memungkinkan air atau hujan mengalir ke tanah.
7. Perbanyak bahan organik
Manfaat bahan organik sering kali tidak disadari. Bahan ini menyerap air dan menahan lebih banyak humus. Tanah liat yang bercampur bahan organik lebih cepat menerima air.
Pada saat yang sama, tanah berpasir yang dimodifikasi secara organik dapat menahan air lebih lama, sehingga tidak perlu terlalu sering disiram.
Menambahkan bahan organik atau kompos memiliki potensi luar biasa dalam mempertahankan kelembapan, unsur hara, dan meningkatkan kesehatan tanah.
Selain itu, dengan menambahkan cairan cacing, sisa tanaman atau sayuran, mulsa, jerami kacang polong, dapat menjaga kelembapan media tanam lebih lama dan menghemat air untuk penyiraman.
Selain tujuh trik di atas, untuk menghemat air bisa memilih tanaman yang daunnya lebih kecil. Tanaman berdaun kecil juga menghemat penyiraman. Bahkan tanaman tertentu seperti sirih gading, pothos, sukulen, dan kaktus tidak perlu sering disiram.