Mediatani – Dalam rangka terus meningkatkan produksi pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan berbagai terobosan dan upaya. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi pertanian yang menerapkan penggunaan pupuk berimbang spesifikasi lokal.
Penggunaan pupuk berimbang dilakukan untuk menyesuaikan kondisi pertanian lokal seiring banyaknya tantangan sektor pertanian ke depan. Mengingat bahwa Sektor pertanian berperan penting dalam menyediakan pangan rakyat Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Kementan melalui Badan Litbang Pertanian menjawab tantangan dan permaslahan tersebut dengan melakukan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Salah satunya dengan penerapan pupuk berimbang,” ujar Kepala Balai Penelitian Tanah, Kementan, Ladiyani Retno Widowati, saat memberikan materi dalam Webinar Forwatan 2021 yang bertajuk Peningkatan Produksi Pertanian Dengan Pemupukan Berimbang, Selasa (11/5).
Ladiyani menjelaskan bahwa dengan pemupukan berimbang akan diperoleh berberapa manfaat lainya, diantaranya adalah dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efesiensi pemupukan, peningkatan kesuburan tanah, dan tentunya dapat mengurangi bahkan menghindari pencemaran lingkungan.
“Penggunaan pupuk berimbang dilakukan dengan pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang dan optimum dalam tanah,” jelasnya.
Ladiyani menuturkan bahwa Kementan melalui Badan Litbang Pertanian juga telah menerbitkan dan menyebarkan buku rekomendasi pemupukan spesifik lokasi hingga tingkat kecamatan. Rekomendasi tersebut mencakup berbagai komoditi, khususnya untuk tanaman padi, jagung dan kedelai.
Langkah tersebut merupakan upaya besar untuk memberikan kemudahan dan sebagai referensi bagi petani atau kelompok tani diseluruh wilayah di Indonesia. Apalagi saat menysun e-RDKK. Pentingnya acuan atau pedoman ini adalah karena lahan pertanian Indonesia memiliki tingkat keberagaman jenis tanah yang tinggi.
“Manfaat lainya adalah dapat menjadi acuan maupun referensi bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan pupuk bersubsidi,“ terang Ladiyani.
Lebih lanjut Ladiyani mngungkapkan Kementan juga telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan reformulasi komposisi pupuk NPK (15-10-12) yang berbeda dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
“Formulasi Pupuk NPK tersebut salah satunya memiliki keunggulan yaitu mempunyai komposisi kadar N, P dan K yang mendekati atau sesaui dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman,” ujarnya.
Arah Penggunaan Pupuk Bersubsidi
Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pupuk Bersubsidi, Direktorat Pupuk dan Pestisida, Kementan, Yanti Ermawati menuturkan penggunaan pupuk bersubsidi tersebut juga harus tepat guna, tepat sasaran, waktu,lokasi dan jenis agar dapat mengoptimalkan produktivitas.
Selain itu, tepat jumlah juga menjadi fokus utama Kementan melalui Direktorat Pupuk dan Pestisida dalam merumuskan suatu kebijakan khsusnya dalam hal ini adalah pupuk bersubsidi.
“Hal ini tentu penting mengingkat keberagaman karakteristik tanah di Indonesia yang sangat tinggi, hampir 90 persen jenis tanah di dunia ada di Indonesia,“ tuturnya.
Yanti menegaskan, saat ini Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki dua kegiatan rutin dalam progam penyediaan pupuk. kegiatan tersebut adalah pengembangan pupuk organik melalui kegiatan UPPO dangan tujuan untuk menciptakan pertanian ramah lingkungan dan pemupukan berimbang.
“Selanjutnya adalah program pupuk bersubsidi dengan menerapkan rekomendasi dari Badan Litbang Pertanian untuk efisiensi biaya pemupukan dan peningkatan produktivitas tanaman,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan saat ini pemerintah melalui Kementan dengan bersinergi dengan stakeholder terus berupaya agar penggunaan pupuk dapat efektif, berimbang dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian secara maksimal.
Hal yang terpenting adalah tujuanya, akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani juga.
“Bagaimana kita memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar kita baik kimia maupun non kimia, dan perlu mempertimbangkan potensi pupuk kita yang ada di alam,” Jelas Boga.