Mediatani – Pemerintah telah mengadakan beragam kegiatan dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme dengan melalui pendidikan ataupun juga pelatihan vokasi terlebih di masa pandemi saat ini.
Hal ini sesuai dengan arahan Syahrul Yasin Limpo (SYL) selaku Menteri Pertanian (Mentan) yang mendukung adanya peningkatan kompetensi terhadap SDM bidang pertanian yang lebih profesional melalui pelatihan vokasi, pendidikan serta sertifikasi profesi contohnya untuk penyuluh.
Mengapa penyuluh, sebab penyuluh menjadi garda terdepan untuk meningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern.
Terkait hal ini, Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan bahwa terdapat tiga faktor yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
“Tiga faktor tersebut adalah penerapan perundang-undangan, inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian dan peran SDM Pertanian,” ungkap Dedi melalui keterangan pers yang berlangsung secara virtual pada Rabu (4/8/21)
Lebih lanjut, menurutnya bahwa peran dari SDM pertanian yang dibutuhkan adalah SDM yang mampu mengimplementasikan Teknologi Informasi (TI) di era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
Sehingga, Kementerian Pertanian mengadakan pelatihan bagi para petani dan juga penyuluh pertanian sekaligus mengukuhkan sebanyak dua ribu Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) Pembangunan Pertanian yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Rencananya, Kegiatan yang berlangsung pada 6 Agustus 2021 ini akan di buka oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kegiatan yang digelar di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi, Jawa Barat ini turut dihadiri oleh Mentan SYL dan juga Menteri Bidang Perekonomian RI.
“Yang menjadi penggerak terhadap roda pembangunan pertanian saat ini adalah para praktisi pertanian dan juga para petani milenial, untuk itu pelatihan inovasi teknologi sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap terutama di era Industri 4.0, “ ungkap Dedi.
Sektor pertanian ini menurut Dedi tidak lepas dari peran penting dari para petani yang tentunya membutuhkan modal dan biaya. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah telah memberikan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan oleh petani dan mereka yang bergerak di bidang pertanian.
“Hingga saat ini yang mendaftar menjadi peserta pelatihan yaitu melalui aplikasi registrasi online yaitu sebanyak 1.5 juta orang. Setelah itu, pelatihan ini dilaksanakan secara bertahap melalui daring untuk seribu orang peserta hingga mencapai lebih dari sejuta.
Tidak hanya itu, peserta dari pelatihan ini juga diikuti oleh para petani dan penyuluh yang membawa nama Individu ataupun kelompok yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Balai Desa, Kantor Kecamatan, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) atau Saung Tani dan Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes).
Selain pelatihan, pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) menjadi salah satu program yang digagas oleh Kementan dalam melahirkan pengusaha petani millennial.
“Dua ribu orang DPM dan juga DPA nantinya akan diberikan pelatihan sekaligus mendorong mereka agar bisa memperoleh KUR dan pendampingan untuk menjadi wirausahawan pertanian, “ ujar Dedi.
Dengan hadirnya peran Duta Petani Milenial dan juga Duta Petani Andalan, dinilai mampu menjadi pemicu para petani milenial yang lebih melek teknologi dalam mewujudkan target 2.5 juta pengusaha pertanian.
Setelah pelatihan, diharapkan para peserta telah siap tempur untuk memajukan sektor pertanian. Salah satunya yaitu dengan memberikan kontribusi nyatanya terhadap pembangunan pertanian.
“Kita harap, agar mereka mampu memberikan motivasi kepada para generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian, seperti membangun start up atau scale up agar menjadi pengusaha pertanian yang tangguh, “ pungkas Dedi.