Tips Menjaga Kebutuhan Oksigen Pada Tambak

  • Bagikan
Penggunaan kincir pada tambak

Mediatani – Oksigen merupakan salah satu kebutuhan organisme untuk bertahan hidup baik di daratan maupun di perairan, kecuali beberapa mikroorganisme yang bersifat anaerob. Untuk organisme akuatik, oksigen yang dibutuhkan berupa oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO).

Selain berperan penting dalam respirasi, oksigen juga dibutuhkan untuk menopang proses metabolisme organisme perairan. Oleh karena itu, suatu tambak budidaya udang atau ikan, ketersediaan oksigen terlarut adalah suatu hal yang mutlak.

Tak jarang kita mendengar terjadinya kematian massal ikan budidaya yang disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen. Pasalnya, beberapa spesies organisme budidaya, seperti udang sangat rentan jika oksigen dalam perairan tidak tercukupi. Apalagi pada budidaya perikanan dengan tingkat kepadatan yang tinggi, kebutuhan suplai oksigen sangat dijaga.

Akibat kekurangan oksigen

DO yang berada dibawah 2 ppm atau biasa disebut kondisi hipoksia, akan mempengaruhi pertumbuhan organisme, menyebabkan nilai survival rate (SR) kecil, napsu makan terganggu, molting tidak teratur, kapasitas osmoregulasi terganggu, hingga rentan terserang penyakit.

Jika hal tersebut tidak diperhatikan, hasil panen tidak akan optimal atau bahkan menyebabkan kematian massal organisme budidaya. Udang atau ikan yang mengalami hipoksia (kekurangan oksigen), kemampuannya untuk beraktivitas dan kecepatan renangnya turun, serta cenderung bergerak menuju ke permukaan.

Menjaga ketersediaan oksigen pada tambak

Salah satu sarana yang menunjang ketersediaan DO pada tambak adalah kincir, terutama pada malam hari. Sedangkan di alam, suplai oksigen pada perairan dibantu dengan adanya fitoplankton. Fitoplankton atau plankton dapat memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.

Namun, pada malam hari, justru membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi. Untuk itu, budidaya perikanan memerlukan adanya peralatan tambahan penghasil oksigen terlarut berupa kincir. Dan semakin lama proses budidaya, kebutuhan oksigen juga akan semakin tinggi.

Namun, saat ini berbagai inovasi terus dilakukan untuk memastikan suplai oksigen dalam suatu perairan dapat tercukupi. Dalam artian, selain kincir, ada alternatif alat yang dapat digunakan untuk menaikkan DO di kolam maupun untuk menghasilkan arus.

Solusi terbaru mengatasi kebutuhan oksigen tambak

Telah hadir alat selain kincir yang dapat menghasilkan oksigen tambahan dan juga menghasilkan arus perputaran air di kolam. Dua alat terbaru dari Jala yaitu Jala Dojeto dan Jala Dojeto Max adalah inovasi tersebut.

Jala Dojeto

Jala Dojeto dan Jala Dojeto Max telah menjadi solusi terbaru untuk meningkatkan DO di tambak udang atau tambak ikan dan juga bisa diaplikasikan pada kolam bundar. Seperti halnya kincir, Dojeto merupakan jet bubble bertenaga listrik yang mampu menghasilkan gelembung udara untuk menaikkan konsentrasi oksigen terlarut (DO) dan menghasilkan arus yang kuat.

Kelebihannya dibanding kincir, Dojeto hanya membutuhkan daya listrik yang lebih kecil dan dimensi yang lebih ringkas. Dojeto dan Dojeto Max masing-masing hanya membutuhkan daya listrik 200 watt dan 400 watt, sedangkan kincir membutuhkan daya listrik 600-1.500 watt, sehingga menurunkan kebutuhan listrik hingga 3 kali lipat.

Sebelumnya, kedua alat ini telah diuji coba pada beberapa tambak udang di wilayah Indonesia. Alhasil, konsentrasi DO yang dihasilkan oleh Dojeto dan kincir ternyata hampir sama.

Dojeto tidak hanya diaplikasikan pada budidaya udang tetapi juga budidaya ikan. Dojeto dan Dojeto Max juga juga bisa digunakan pada kolam bundar yang saat ini sedang populer dalam dunia akuakultur dan budidaya yang berskala rumah tangga.

Kedua alat ini secara resmi diperkenalkan dan dipasarkan oleh Jala. Para pelaku budidaya, baik budidaya udang maupun budidaya ikan dapat dapat melakukan pemesanan secara pre order untuk pembelian Dojeto dan Dojeto Max.

  • Bagikan