Mediatani.co – Siapa bilang penghasilan dari ladang pertanian melulu dari produksi? Ada banyak cara untuk mendapatkan fresh income dari sini. Misalnya saja apa yang dilakukan para petani di Massachusetts, Amerika Serikat ini. Mereka menemukan sumber pendapatan baru dengan menyewakan ladang-ladangnya untuk konser musik hingga pesta pernikahan. Menikah di ladang pertanian? Hmm… Sensasi baru yang mungkin ingin dicoba orang-orang kota.
Sebelumnya sudah banyak wisata ladang atau kebun yang menawarkan kepuasan memetik apel, labu atau strawberry langsung dari pohonnya. Namun tawaran untuk menggelar pesta pernikahan di tengah kebun pertanian, baru beberapa tahun terakhir ini menjadi trend.
“Sekarang kita melihat semakin banyak orang yang ingin mengadakan resepsi pernikahan, kegiatan amal, hingga pesta lajang di ladang pertanian. Lima belas tahun yang lalu, saya tak tahu apakah ada orang yang ingin menikah di ladang pertanian,” kata Brad Mitchell, direktur kebijakan Biro Federal Pertanian Massachussets.
Berbagai jenis kegiatan tersebut yang dikenal dan dilindungi dengan nama “agriturisme”, menjadi sumber pendapatan baru bagi banyak pemilik ladang pertanian di Massachusetts. Namun trend menikah di ladang pertanian ini bukannya tanpa kontroversi.
“Ada beberapa masalah zonasi, ijin keributan dan peraturan kesehatan masyarakat. Dalam banyak kasus, sebagian bisa diselesaikan dengan jalan damai. Namun kadang muncul juga kebingungan dan tak tahu apa yang harus dilakukan,” sambung Mitchell seperti dilansir wickedlocal.com.
Artikel Terkait : Kiat Petani Sukses Dengan Lahan Sempit, Terbukti Menguntungkan
Sejumlah ketegangan seputar agriturisme ini meningkat tahun lalu di Pertemuan Kota di Westport. Para pemilih di pinggiran selatan Massachusetts memperdebatkan amandemen zonasi untuk agriturisme. Ann Cloutier, seseorang yang tinggal di dekat perkebunan Westport Rivers Vineyard and Winery, mengeluh di pertemuan tersebut tentang bisingnya suara musik, karaoke, serta lalu lalang truk saat malam hari.
Amandemen peraturan akhirnya disetujui, namun tetap mengijinkan kegiatan agro wisata di kota kecil tersebut. Petugas yang berwenang di Westport menggunakan amandemen ini untuk mengesampingkan keputusan sebelumnya yang secara sementara menolak Grantlow Farms dijadikan ajang menggelar pesta pernikahan.
“Banyak kejadian yang sulit diselesaikan akibat tidak adanya definisi pasti tentang apa itu agriturisme serta bagaimana menyesuaikannya dengan konsep zona pertanian,” kata Karen Schwalbe, direktur eksekutif sebuah organisasi kemitraan pertanian di selatan Massachussets.
“Jika peraturan kota dapat menutup usaha Anda karena tidak memenuhi syarat zonasi, maka para petani tidak akan berinvestasi di situ. Para pembuat kebijakan mustinya melakukan pendekatan khusus agar semua pihak tidak dirugikan,” imbuhnya.
Frank Carlson, yang merupakan salah satu pemilik Carlson Orchards bersama kedua saudaranya di kota Harvard, sudah berkecimpung di bisnis wisata agro beberapa tahun belakangan. Perusahaannya menawarkan hiburan berkeliling ladang pertanian dengan menggunakan gerobak jerami dan memetik apel langsung dari kebunnya. Ia senang karena bisnis wisata agronya ini tak mendapat hambatan apa pun dari pemegang otoritas di wilayahnya.
Artikel Terkait : Petani Timun Sukses Mudah Tanam Hasil Panen Melimpah
“Selama ini kami baik-baik saja, meski kami juga dengar ada masalah di tempat lain,” kata Carlson.
“Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kami bersikap proaktif. Kami tidak ingin ada masalah dan tidak mau cari gara-gara,” katanya lagi.
Sementara itu, Biro Federal Pertanian mendukung undang-undang DPR AS yang akan membentuk komisi untuk mempelajari persoalan ini dan membuat rekomendasi tentang cara mempromosikan dan memperluas agriturisme. Komisi ini akan beranggotakan perwakilan dari petani, pejabat kota, dinas pertanian, pariwisata dan kesehatan.
sumber: pomidor