Mediatani – Peternak rakyat telah berkontribusi dalam pengembangan usaha ternak sapi dan menjadi ujung tombak penyediaan daging di tanah air hingga mencapai 90%.
Namun, karena peternak rakyat hanya menjadikan usaha ternak sapinya ini sebagai usaha sampingan, waktu yang dibutuhkan untuk mencari pakan sangat terbatas.
Begitu juga halnya bagi peternak yang fokus untuk beternak sapi saja, mereka bisa menghabiskan waktu 80% untuk mencari pakan hijauan. Selain proses penyediaan pakan untuk ternak, penanganan limbah ternak juga membutuhkan waktu.
Peningkatan kapasitas peternak dalam memelihara hewan ternak sapi ini sebenarnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi untuk menghilangkan berbagai faktor penghambat.
Seperti yang dilakukan Kelompok Tani Harapan Sejahtera yang bergerak di bidang usaha budidaya sapi indukan. Mereka telah merasakan hal tersebut selama kurang lebih dua tahun, dimana pemenuhan pakan ternaknya dilakukan dengan cara menyabit rumput.
Syamsurizal, Ketua Kelompok tani yang berlokasi di Kelurahan Aiapacah, Kota Padang ini mengaku bahwa penyediaan hijauan pada kelompok tani selama ini menjadi hambatan dalam pengembangan usaha peternakan. Waktu yang dimiliki para peternak sangat terbatas karena di samping beternak mereka juga bertani.
Selama ini, anggota kelompok Tani Harapan Sejahtera memenuhi kebutuhan hijauan dengan mengandalkan rumput yang dicari di lapangan sekitar peternakan mereka. Ketika musim kemarau, para peternak pun mengalami kesulitan mendapatkan rumput.
Pasalnya, pertumbuhan rumput bisa sangat rendah jika terjadi kekeringan. Sementara setiap harinya mereka harus mencari rumput agar kebutuhan sapi terpenuhi. Selain itu, karena rumput tidak bisa disimpan berhari-hari, sehingga sangat membutuhkan waktu dan tenaga manusia.
“Kami juga terkendala karena keterbatasan tempat yang kurang memadai dalam mengumpulkan bahan pakan seperti jerami padi dan jagung. Ini bisa dijadikan stok pakan sapi,” jelas Syamsurizal seperti yang dilansir pada laman padek.jawapos.com, Minggu 3 Oktober 2021.
Pakan kasar seperti jerami padi dan jagung bersifat bulky dan voluminous. Sehingga, jumlah yang disimpan masih belum memenuhi kebutuhan. Hal ini diperparah dengan belum adanya sentuhan teknologi dalam penyimpanan pakan terutama yang berasal dari limbah pertanian.
Guna mencari solusi atas persoalan ini, tim PKM Unand (Universitas Andalas) yang diketuai Dr Riesi Sriagtula bersama anggota tim Dr Yetmaneli dan Ida Indrayani MSi menjawab permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Tani Harapan Sejahtera.
Tim tersebut menyalurkan bantuan berupa alat pencacah rumput (chopper) yang dibutuhkan untuk proses pengolahan pakan. Kegiatan ini difokuskan pada pengadaan chopper untuk pengolahan hijauan sebagai pakan utama ternak.
“Teknologi tepat guna berupa satu unit alat pencacah rumput, bertujuan untuk menghemat waktu dan energi peternak dalam proses pengolahan hijauan dan limbah pertanian untuk kontiniutas penyediaan pakan,” ucap De Riesi.
Penanganan pakan dan limbah ternak yang baik akan meningkatkan kapasitas peternak dalam pemeliharaan ternak sapi. Hal ini memerlukan sentuhan teknologi agar waktu yang dibutuhkan dalam pengelolaannya lebih efisien.