Mediatani – Wakil Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Marthin Yogobi meminta meminta masyarakat adat agar tidak melupakan filosofi budaya bertani dan beternak yang telah ada sejak zaman dahulu, untuk kelangsungan hidup warga setempat.
Marthin Yogobi di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, menuturkan bahwa bertani serta beternak babi merupakan budaya masyarakat untuk mengatasi segala permasalahan.
“Wen (bekerja/bertani) Wam (beternak babi) dan Wene (menyelesaikan masalah) atau disingkat 3W, bukan visi misi bupati dan wakil, tetapi itu filosofi hidup orang di Lapago dan Lembah Baliem sehingga sangat keliru kalau kita tidak lakukan,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, sebelum Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mengangkat visi misi 3W, para pendahulu telah memotivasi warga untuk tidak melupakan filsafat daerah itu.
“Ada istilah atau pesan orang tua, barang siapa yang tidak bekerja kebun, sebaiknya dia tidak usah makan,” kata dia.
Mantan Kepala Dinas Sosial Jayawijaya itu pun memastikan setiap dirinya dan bupati berkunjung ke distrik maupun kampung, selalu menyampaikan hal tersebut.
Termasuk memberikan bantuan berupa peralatan bertani dan bibit ternak babi.
Menurut dia, kegiatan bertani dan beternak babi bisa mengatasi berbagai masalah sosial. Bukan saja bagi masyarakat di Jayawijaya, kata dia, melainkan sejumlah kabupaten di pegunungan Papua yang masuk wilayah adat Lapago.
“Masyarakat gunung tidak boleh lupa 3W ini, karena itu kehidupan orang Baliem (Jayawijaya), kehidupan masyarakat di wilayah adat Lapago secara keseluruhan, makanya saya selalu ingatkan ketika turun ke kampung,” ujarnya.
Sinergi Anggota Komisi IV DPR RI dengan Kementan, Dukung Petani Milenial
Apresiasi yang diberikan kepada Kementerian Pertanian RI terus berlanjut. Kali ini, apresiasi diberikan oleh Yessy Melania, S.E selaku Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Nasional Demokrat.
Yessy mengapresiasi terkait kinerja dari Kementerian Pertanian yang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia pertanian.
Dilansir dari tribunnews.com, Kementerian menggelar Bimbingan teknis ini pada Sabtu 27 Maret 2021 dan bertempat di Hotel Cika Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Diharapkan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Pertanian terpadu bagi petani dan penyuluh menjadikan mereka sebagai ujung tombak terhadap sektor pertanian.
Penyuluh dan Petani dinilai sebagai pahlawan pada sektor pertanian terlebih di masa pandemi ini.
Peran dan kontribusinya dalam sektor pertanian berdampak juga terhadap perekonomian nasional dan dinilai sangat positif.
Bimtek angkatan VII kali ini mengusung tema ‘Pertanian Terpadu’. Alasan dipilihnya tema ini karena mengingat perlunya edukasi dan bimbingan teknis untuk para petani dan juga penyuluh yang ada di Kab Sintang.
Mengingat pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan beberapa kegiatan, diantaranya adalah pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, serta ilmu lain yang terkait dengan pertanian pada satu lahan.
Bimbingan teknis ini diselenggarakan oleh Komisi IV DPR RI Yessy Melania dari Fraksi Nasdem bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
Diharapkan bisa menjadi salah satu solusi atau alternatif bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan & konservasi lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu.
Dalam sambutannya, Yessy Melania memaparkan bahwa pelaksanaan bimbingan teknis ini sebagai salah satu strategi dari program aksi guna untuk mencapai cita-cita dari pemerintah dan bangsa dalam upaya untuk mendorong tercapainya petani milenial yaitu sebanyak 2,5 juta di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, bahwa pelaksanaan dari bimbingan teknis yang bekerjasama dengan Kementerian Pertanian ini merupakan wujud nyata dan salah satu bentuk komitmen hadirnya pemerintah dan juga wakil rakyat terhadap peningkatan pertumbuhan dan penguatan kapasitas para calon petani milenial.
Juga para penyuluh pertanian utamanya di Kabupaten Sintang…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)