Mediatani – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak terus berupaya untuk memulihkan perekonomian di berbagai daerah di Jawa Timur. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menggencarkan usaha budidaya perikanan darat.
Beberapa daerah yang menjadi fokus utama untuk melakukan usaha pemulihan tersebut, diantaranya di Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbangkertasusila).
Emil Dardak mengatakan bahwa Gerbangkertasusila selama ini telah menyumbang perekonomian Jawa Timur hingga lebih dari 50 %. Untuk itu, menurutnya, Pemerintah Daerah harus mendukung industri perikanan daratnya.
“Perikanan tangkap hanya bisa memproses apa yang bisa ditangkap. Sisanya harus dilakukan budidaya darat,” ungkap Emil Dardak di acara Kontes dan Lelang Bandeng yang diselenggarakan secara virtual 2021 di Lapangan Kantor Bupati Gresik, kemarin.
Mantan Bupati Trenggalek itu menuturkan, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelangsungan budidaya perikanan darat adalah dengan menerapkan superintensive farming.
Menurutnya, teknik tersebut memungkinkan untuk menciptakan produk-produk turunan dari komoditi yang dibudidayakan. Sehingga, bukan hanya olahan bandeng saja yang dipromosikan, melainkan berbagai makanan olahan lain yang cocok untuk dikonsumsi dengan ikan.
“Superintensive farming perlu diterapkan agar hasil ternak selalu bisa diolah. Mungkin selanjutnya bisa diadakan kontes lain sehubungan dengan hasil panen,” ujarnya.
Lebih lanjut Emil menjelaskan bahwa penerapan superintensive farming ini selain membantu pemulihan ekonomi melalui terjualnya berbagai produk turunannya, juga untuk menambah nilai jual produk utama yang dihasilkan.
Pemprov Jatim selalu mengapresiasi dan mendukung kiat-kiat yang berasal tiap daerah untuk melakukan berbagai upaya pemulihan ekonomi Jawa Timur. Pemprov Jatim sendiri akan menjembatani setiap program yang bersinergi antara Pemkab/Kota dengan Kementerian atau Lembaga terkait.
Menurut Emil, ikan bandeng yang dihasilkan sebanyak 80 ribu ton itu berpotensi mendukung pemulihan ekonomi daerah. Dengan membuat bazar-bazar di setiap kecamatan sesuai dengan Prokes.
“Orang bukan hanya membeli bandeng tapi juga barang-barang lain yang dijual di sana,” ungkapnya.
Namun, lanjut Emil, masih terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam mengembangkan budidaya perikanan darat ini, di antaranya soal kemandirian pakan dan banjir yang kerap terjadi.
“Tantangan kemandirian pakan membuat kita memutar otak, mencari cara bagaimana kita bisa punya cara untuk mengolah pakan ternak itu sendiri,” jelasnya.
Terkait masalah tersebut, ia berharap semua pihak dapat terlibat untuk melakukan penanganan yang serius. Terutama untuk masalah banjir yang dinilai sangat berpengaruh terhadap proses budidaya perikanan darat.
Ia mengaku senang karena Bupati dan Wali Kota Gresik telah membahas persoalan banjir Kali Lamong. Upaya mitigasi banjir akan sangat menolong karena curah hujan yang tinggi dan luapan air sungai akan menyulitkan tambak-tambak yang berproduksi.
Untuk itu, Emil mengimbau agar solusi terhadap tantangan tersebut dapat dipikirkan bersama untuk mendukung budidaya demi pulihnya perekonomian. Dia juga mengajak semua pihak untuk bangkit dari masalah yang muncul akibat dampak pandemi Covid-19 demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Ekonomi kita di kuartal pertama -0,44, sedang di Indonesia -0,74. Kalau kita bisa mempertahankan momentum kasus Covid-19 yang tidak melonjak, kira-kira kita bisa naik ke angka positif di kuartal kedua,” pungkasnya.
Emil juga mengapresiasi penyelenggaraan acara Lelang Bandeng Virtual oleh Pemkab Gresik. Kegiatan ini merupakan bentuk sumbangsih terhadap upaya pemulihan ekonomi Jawa Timur, namun tetap menaati Prokes Covid-19.
“Bagaimana Gresik menampilkan bandeng sebagai kebanggaan melalui acara ini betul-betul dikemas dengan baik di tengah pandemi. Ini patut dicontoh. Ada cara meningkatkan nilai tambah dari bandeng,” ungkapnya.