Mediatani – Setiap tahunnya, dalam menyambut Imlek atau tahun baru Cina, masyarakat Vietnam akan melakukan berbagai persiapan. Salah satu persiapan sambutan yang cukup menarik dilakukan adalah melepaskan ikan mas ke sungai atau danau.
Tradisi melepaskan ikan ke danau atau sungai saat menjelang Imlek sudah sejak dulu dilakukan oleh beberapa masyarakat Vietnam. Biasanya, pelepasan Ikan-ikan mas tersebut dilakukan sepekan sebelum dimulainya libur tahun baru Cina.
Tradisi pelepasan ikan ini berawal dari dongeng yang bercerita tentang Tiga Dewa Dapur yang menunggangi ikan mas untuk berjumpa Kaisar Langit sebelum waktu tengah malam. Para Dewa tersebut kemudian melaporkan tugas-tugas mereka Kepada Kaisar Langit.
Salah seorang warga Hanoi, Nguyen Hong Nhung mengungkapkan bahwa dirinya merasa lebih baik ketika melepaskan ikan mas ke sungai.
“Rasanya seperti saya baru saja melakukan perbuatan baik sehingga pada tahun mendatang saya merasa akan lebih beruntung,” ungkap Nguyen.
Namun akibat pandemi Covid-19, perayaan acara tahun baru Cina di Vietnam menjadi sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, sebuah kluster baru Covid-19 telah terdeteksi di beberapa provinsi yang ada di wilayah utara Vietnam.
Meskipun demikian, Vietnam mampu menekan angka kasus penyebaran Covid-19 agar tetap rendah dibanding negara lain. Dari 1.948 kasus infeksi virus corona di Vietnam, ada 35 pasien yang berakhir dengan kematian.
“Biarpun sedang masa pandemi Covid-19, masyarakat Vietnam masih tetap melakukan tradisi melepaskan ikan mas. Namun tentu saja wabah Covid-19 telah membuat orang saling jaga jarak,” kata Tran Van Toi, warga Hanoi yang juga melepas ikan mas di West Lake.
Seorang biksu yang ada di Hanoi, Thich Tinh Giac mengatakan akibat wabah virus corona yang melanda, orang yang melepaskan ikan-ikan mas mereka di West Lake, Hanoi menjadi lebih sedikit dari sebelumnya.
Namun, masyarakat menunjukkan suatu perubahan perilaku terkait penggunaan kantong plastik untuk membawa ikan mereka sebelum di lepas. Setelah sekian lama diedukasi, kantong plastik bekas ikan itu akhirnya mereka membawanya pulang untuk di daur ulang.
Tradisi perayaan Imlek
Bukan hanya Tiongkok atau Asia Timur lainnya yang selalu merayakan Imlek secara meriah. Negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga turut merayakan tahun baru Cina tersebut.
Selain melepaskan ikan di sungai atau danau, tradisi lain yang cukup mencolok telihat pada makanan yang tersaji. Di antara berbagai makanan yang sering disajikan saat perayaan Imlek, masakan ikan termasuk salah satu yang cukup menarik dan biasanya berbeda di tiap negara yang merayakannya.
Dilansir China Highlights, ikan dianggap sebagai lambang kemakmuran dan rezeki. Penyebutan ikan dalam bahasa Mandarin, memiliki bunyi yang hampir sama dengan surplus atau jumlah yang berlebih.
Dalam tradisi China, harta yang dimiliki atau barang kebutuhan sehari-hari yang tercukupi atau berlebih di akhir tahun merupakan hal yang baik. Artinya, tahun tersebut telah mendapatkan rezeki yang berlebih dan kemungkinan di tahun mendatang akan mendapat yang lebih banyak.
Ikan yang disajikan pada perayaan Imlek ada berbagai jenis. Semua ikan dipilih biasanya memiliki nama yang berhomofon dengan kata-kata bermakna baik, seperti Jiyu (sejenis ikan mas yang bisa ditemui di perairan tawar Eropa) dimana bunyinya melekat dengan ji yang berarti “semoga beruntung”.
Jika menyantap ikan ini saat Imlek, masyarakat Cina meyakini bisa mendatangkan keberuntungan di tahun yang baru. Kemudian, ada Liyu (ikan kap lumpur) terdengar mirip dengan li atau hadiah yang rartinya memakan ini sekaligus memohon rezeki di tahun yang baru. Lalu, ada ikan Nianyu atau yang kita kenal sebagai ikan lele, memiliki homofon dengan nian yu yang berarti surplus tahunan.