Mediatani – Daging ayam merupakan jenis daging yang paling mudah untuk didapatkan. Di Indonesia sendiri ada 2 jenis ayam yang paling populer untuk dikonsumsi dan diambil dagingnya yaitu ayam kampung dan ayam broiler.
Ayam Broiler merupakan jenis ayam yang dikembangbiakkan secara massal guna memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat. Dalam proses pemeliharaannya, tidak jarang peternak yang menggunakan berbagai jenis antibiotik berbahan kimia agar hewan ternaknya itu tahan terhadap serangan virus penyakit. Itulah sebabnya banyak yang berpendapat bahwa ayam broiler lebih berbahaya untuk kesehatan.
Berbeda dengan Peternak milenial asal Kelurahan Langnga Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Rasyid Ridho, ayam broiler yang diternaknya bisa menjadi pangan sehat karena diternakkan dengan cara semi organik.
Selama ini, sudah menjadi kewajiban peternak untuk melakukan vaksinasi pada saat tiba di kandang atau DOC berumur 4 – 5 hari setelah penetasan dan pemberian vitamin. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya stres dan menjaga ketahanan tubuh ternak ayam sehingga tahan terhadap serangan penyakit.
Dalam hal ini, Ridho melakukan sedikit inovasi. Dirinya beternak tanpa vaksinasi, baik vaksin ND maupun Vaksin Gumboro tanpa penggunaan obat-obatan lainnya yang bersifat kimia.
Ridho memberikan bahan-bahan alami kepada DOC yang tiba di kandang. Pada hari pertama ia memberikan air gula merah dengan tujuan untuk memulihkan stamina anak ayam pada saat diperjalanan dan hari kedua diberikan air gula yang diselingi dengan jamu – jamuan yang terbuat dari tanaman rimpang yang difermentasi seperti jahe, kunyit, temu lawak, temu ireng dan kencur yang biasa disebut empon – empon.
Berbagai macam jamu yang diberikan itu memiliki banyak manfaat, antara lain dapat mengoptimalkan kerja organ pencernaan, mengobati gangguan pencernaan ternak, mencegah gangguan parasit/cacing pada ternak dan sebagai anti bakteri sehingga ternak tidak mudah terserang penyakit salah satunya mencegah virus H5N1 (yang biasa disebut flu burung) yang menyerang ternak unggas.
Selain itu, bahan alami tersebut dapat meningkatkan nafsu makan pada ternak dan membantu mempercepat penyerapan nutrisi sehingga perkembangan ternak ayam broiler lebih cepat. Selain pemberian jamu – jamuan tersebut juga diberikan air rebusan daun pepaya sebagai pencegahan penyakit CRD atau ngorok.
Alhasil, cara beternak ayam potong semi organik (tanpa vaksin) yang dilakukan Ridho memberikan banyak manfaat. Ayam menjadi bebas dari residu antibiotik, rendah kolestrol, serat daging ayam lebih halus dan memiliki rasa aroma yang lebih enak. Selain itu, dari segi ekonomis bisa mengurangi biaya produksi.
“Dengan masih mewabahnya covid 19, masyarakat mencari pangan yang aman, salah satunya dengan konsumsi ayam potong semi organik. Alhamdulillah, ayam potong kami kemarin menjelang lebaran sangat diminati masyarakat di sekitar sini, walaupun harga jualnya lebih tinggi dari ayam potong pada umumnya,” ujarnya.
Bahkan dengan beternak ayam potong semi organik ini Ridho mengajak masyarakat untuk bisa hidup sehat. “Marilah bersama-sama hidup sehat dengan mengkonsumsi daging ayam sehat,” harap Ridho
Sobat Mediatani juga perlu ketahui, ketika kamu mengolah dan mengonsumsi daging ayam broiler, pastikan bahwa kamu mencucinya dengan bersih dan masak hingga benar-benar matang.
Penulis: Sumarni (Widyaswara BBPP Batangkaluku)
Editor: Agung Guricci