Percepat Pengolahan Lahan, Petani Takalar Gunakan TR 2

  • Bagikan

Mediatani – Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, salah satunya untuk mempercepat proses pengolahan lahan.

Program percepatan pengolahan lahan setelah panen terus digalakkan. Setelah panen raya di bulan Maret-April untuk wilayah Kabupaten Takalar, petani diminta agar segera melakukan pengolahan lahan untuk memulai kegiatan pertanaman.

Para petani di Takalar, Sulawesi Selatan, memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) jenis traktor roda 2 (TR 2) untuk mengolah lahan dan mempercepat tanam. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi kepada petani di Takalar yang mulai mandiri dan modern.

“Kita akan terus mendorong agar petani di Indonesia bisa mandiri dan modern dengan memanfaatkan alsintan dalam bercocok tanam. Harapannya jelas agar petani semakin maju dan produktivitas bisa meningkat,” kata Mentan SYL, Rabu (15/07/2020).

Dukungan juga diberikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy. Menurutnya, petani harus memanfaatkan penggunaan alsintan.

“Banyak alasan mengapa petani harus menggunakan alsintan. Pertama jelas lebih efektif. Dengan alsintan, petani tidak membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengolah lahan, hanya hitungan jam. Begitu juga untuk menanam dan panen. Kedua tentunya tidak membutuhkan banyak orang,” terangnya.

Ditambahkan Sarwo Edhy, alasan terpenting adalah alsintan bisa mendukung peningkatan produktivitas serta meminimalisir losses.

Di Takalar, penggunaan Traktor Roda untuk mengolah lahan dilakukan di Desa Topejawa, Kecamatan Marbo. Penggunaan traktor roda 2 dipilih untuk mempercepat pengolahan lahan.

“Biasanya kami perlu beberapa hari untuk mengolah tanah, namun dengan adanya alsintan, pengolahan lahan hanya 1-2 hari. Ini sangat membantu kami dalam bekerja dilahan,” ungkap salah seorang petani, Dg. Tayang.

Menurutnya, petani berencana menanam kacang tanah. Tanaman ini dipilih karena ketersediaan sumber air yang terbatas.

“Pengairan kami lakukan dengan menggunakan pompanisasi melalui sumur dangkal,”pungkasnya.

Apa yang dilakukan oleh petani sejalan dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, yang menyatakan bahwa ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk  pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.

“Dalam masa seperti ini, pertanian tidak boleh berhenti, Pertanian tidak boleh bermasalah. Petani dan penyuluh harus terus turun ke lapangan, namun tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19 seperti selalu cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan pakai masker. Kenapa pertanian tidak boleh berhenti, karena sektor pertanian berkewajiban menyediakan bahan pangan,” tutur Dedi.

  • Bagikan