Mediatani – Hewan yang satu ini, yakni Anjing bisa saja menggigit. Yup! Hal itu bisa terjadi pada siapa saja.
Entah itu orang asing, maupun pemilik dan keluarganya. Hal tak terduga ini bisa saja terjadi tanpa bisa kita perkirakan sebelumnya.
Karena bagaimanapun, setiap anjing apapun rasnya memiliki kemampuan untuk menggigit, karena menggigit adalah cara yang efektif untuk menjaga dirinya tetap aman.
Maka dari itu, jika kamu sebagai pemilik, kamu pun harus memahami keperluan anjing tentang lingkungan hidupnya dan memahami apa arti dan sinyal dari tubuh anjing untuk mencegah terjadinya gigitan.
Mengutip dari situs kompas.com, berikut tiga hal yang mungkin bisa membantu kamu yang memiliki hewan peliharaan ini untuk mempelajari lebih jauh tentang hewan ini dan mencegah hal itu terjadi.
Pilih pelatihan yang positif
Dilansir kompas.com dari Dogster pecinta anjing tentu merasa stres dan cemas ketika anjing mereka menunjukkan perilaku agresif.
Mereka mungkin beralih ke pelatih yang dapat menjamin bahwa agresi akan berhenti. Pelatih yang menjanjikan hasil instan ini biasanya menggunakan rasa sakit dan ketakutan untuk mengendalikan anjing.
Sebagai pemilik, kamu tentu tak ingin hal ini digunakan pada anjing kesayanganmu bukan?
Karena sesungguhnya teknik tersebut memiliki tingkat kegagalan yang tinggi karena adanya tekanan tidak akan mengubah perilaku anjing.
Anjing mungkin akan patuh saat menggunakan kalung penuntun, tetapi saat dilepaskan, anjing akan sering kembali ke perilaku “normal”-nya, yakni, mengandalkan perilaku menggigit default untuk menjaga keamanan diri.
Di sinilah pelatihan positif diperlukan, karena teknik pelatih positif menerapkan perubahan perilaku dengan mengubah perilaku agresif pada anjing dengan tidak menggunakan kekerasan.
Dengan menggunakan teknik manajemen dan pelatihan positif, anjing dapat diajari keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai situasi, yang membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Jaga agar anjing tidak stres
Anjingmu bisa saja stres karena banyak hal, ya. Apapun itu bisa menjadi pemicu stres yang dirasakan oleh anjing.
Bisa saja anjing stres karena lingkungan, karena adanya makhluk baru yang masuk, atau reaksi biologis.
Semua itu merupakan reaksi wajar yang terjadi. Untuk itu diperlukan pelatih anjing yang positif, yang mampu memahami pengalaman anjing.
Para pelatih ini sangat memahami bahwa semua anjing dapat menggigit jika berada di bawah tekanan. Ingatlah bahwa ketika anjing menjadi terlalu stres, mereka merasa sulit untuk fokus dan belajar.
Ini karena otak “emosional” mereka yang mengambil alih, yang pelatihan menjadi jauh lebih sulit.
Maka dari itu, penting untuk menjaga agar anjing tetap berada di ambang batas stres. Karena mengajari anjing untuk mengatasi situasi yang berbeda adalah kunci untuk mencegah gigitan.
Berikan anjing pilihan
Semua anak anjing dan anjing dewasa harus diberi kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang dapat mereka gunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dan menjadi sukses dalam bersosial.
Mulai dari mempelajari isyarat dasar hingga memahami bahwa menjauh lebih baik daripada merespons secara ofensif ketika mereka merasa tidak nyaman dengan menggigit.
Kamu bisa mencoba menerapkan teknik zona aman bebas orang asing pada anjing. Caranya, kamu bisa membuat zona nyaman anjing yang tidak boleh dikunjungi oleh orang asing.
Jika ia sedang kesal dan merasa tidak nyaman, beri anjing pilihan, mau tetap tinggal tapi harus tenang, atau pergi ke zona nyamannya.
Nah, dengan memberinya pilihan kamu sudah menjaga anjing tetap di bawah ambang batas dan orang-orang akan aman.
Ini adalah solusi yang sangat sederhana namun efektif saat kamu bekerja dengan pelatih yang positif untuk meningkatkan kepercayaan diri anjing dengan cara lain.
Nasihat paling penting adalah menjadi teman bagi dia dan tidak memaksakan kehendak agar anjing mau menyapa orang lain saat berjalan-jalan.
Memahami mengapa anjing menggigit dan menggunakan teknik manajemen dan pelatihan untuk membantu anjing sukses bersosialisasi akan menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan mencegah gigitan terjadi. (*)