Agro Sains Techno Park, Terobosan Baru dalam Dunia Pertanian

  • Bagikan
Sumber foto: kampungngawi.com

Mediatani – Pada dasarnya penguasaan teknologi dengan kemajuan perekonomian suatu negara menunjukkan adanya korelasi. Salah satu peran teknologi adalah peningkatan daya saing produk dalam menghadapi pasar dunia global. Dibeberapa negara terutama di Indonesia, kontribusi teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi masih relatif rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kontribusi teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang belum maksimal dimanfaatkan dan diterapkan dalam proses produksi.

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga penelitian dan pengembangan yang mampu mengkorelasikan sumber daya manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pelaksanaan Pendidikan yang berwawasan iptek dapat menciptakan generasi yang berkualitas dan berdaya saing. Perguruan tinggi sebagai salah satu penghasil iptek dalam bentuk hasil penemuan (invensi). Invensi yang kemudian mampu melahirkan produk baru dan perbaikan mutu produk yang telah ada maka disebut sebagai inovasi.

Dalam mewujudkan terjadinya sebuah inovasi, invensi tersebut harus didiseminasikan dan diterapkan terhadap sektor produksi agar bernilai ekonomis, namun wawasan iptek tidak cukup diberikan dengan teori semata. Penyajian secara praktis dan interaktif akan
mendorong masyarakat lebih memahami iptek dengan melihat produk teknologi. Salah satu wahana yang mampu menjadi pusat pengembangan inovasi dan implementasi adalah Taman Sains dan Teknologi atau Sains Techno Park (STP). Sains Techno Park merupakan salah satu wawasan iptek kawasan yang dikelola oleh manajemen profesional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui penguasaan, pengembangan, dan penerapan iptek yang relevan.

Agro Science Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat wisata baru yang berkonsep wisata edukasi.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengagendakan untuk membangun Taman Sains (Science Park) di 34 provinsi dan Taman Teknologi (Techno Park) di 100 kabupaten dalam waktu 5 tahun yang dituangkan dalam program quick win sebagai upaya peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi dalam rangka hilirisasi/komersialisasi hasil-hasil riset domestik.

Dalam perencanan Agro Science Techno Park ini, terbagi menjadi dua zona, yaitu zona budidaya dan zona pengelola. Masing-masing zona kemudian dirancang untuk memperbaiki pengelolaan yang belum maksimal serta dapat mendukung proses belajar mengajar pada perkuliahan terkhusus pada bidang studi pertanian terutama pada zona budidaya. Dalam mewujudkan produksi yang stabil dan berkelanjutan, zona budidaya menerapkan manajemen pertanaman yang memanfaatkan ruang secara efisien.

Komposisi tanaman akan didesain berdasarkan tekstur dan warna sehingga akan melahirkan pertanian secara estetika yang dapat memanfaatkan sumber daya seperti energi matahari, unsur hara dan penangkalan terhadap serangan hama dan penyakit. Dalam menarik pengunjung, kawasan tersebut ditambahkan fasilitas untuk berwisata, agar saat melakukan kunjungan, pengunjung merasa lebih nyaman dan lebih tertarik untuk berkunjung lebih lama ataupun berkunjung kembali.

Pertanian terpadu untuk komoditas unggulan dapat dikembangkan secara klaster berdasarkan tingkat kemajuan dan luas wilayah; ciri agroklimat dan lahan, serta sumberdaya manusia/petani pada zona budidaya. Pada zona budidaya terdapat beberapa zona yaitu zona lahan basah, zona hortikultura, zona perkebunan dan zona tanaman semusim. Peningkatan produksi budidaya yang mampu mendukung pasokan bahan baku dalam volume dan harga yang pasti akan meningkatkan nilai tambah dari keseluruhan proses pengembangan kawasan pertanian. Sejalan dengan peningkatan produksi pada zona budidaya, perlu didukung dengan zona pemasaran dan zona pemanfaatan air.

  • Bagikan