MediaTani – Bagian akar tanaman ini mengandung alkaloid, fenolhidrokuinon, steroid, tanin, dan saponin. Akar kuning di daerah Sunda dikenal dengan nama ki koneng. Sementara di Jawa dan Maluku disebut sirawan dan bulan.
Sinonimnya Arcangelisia lemniscata, Arcangelisia loureiri, Anamirta flavescens, Anamirta lemniscata, Menispermum flavescens, Tuba flava, Cocculus flavascens, dan Menispermum flovum. Ia termasuk bangsa Ranuncuiales dan suku Menispermaceae.
Akar kuning merupakan tumbuhan liar yang umum ditemukan di pantai berbatu atau di tepi-tepi hutan, pada ketinggian 100 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Kayu kuning dapat dijumpai tumbuh liar di hutan-hutan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan sebagian di Papua.
Ditilik dari segi kandungan kimianya, akar kuning memiliki kandungan yang beragam, seperti Furanoditerpenold, fibaruretin B (dengan nama sistematik: 2ß,3α-dihydroxy-2,3,7,8α-tetrahydropenlanthic acid lactone), dan C20H24O7, diisolasi dari akar Arcangelisia flava. Empat furanoditerpene baru, 6-hydroxyarcangelisin (la), 2-dehydroarcangelisinol (2), tinophyllol (3a), dan 6-hydroxyfibleucin (4b), diisolasi dari Arcangelisia flava. Fibraurin (5a), 6-hydroxyfibraurin (5d) dan fibleucin (4a) juga teridentifikasi.
Ekstrak batangnya menghasilkan palmatine, berberlne, jatrorrhizine, dlhydroberberine, dan 20-hydroxyecdysone. Bagian akar tanaman akar kuning mengandung alkaloid, fenolhidrokuinon, steroid, tanin, dan saponin.
Dengan keragaman kandungan kimianya tersebut tak pelak banyak yang memanfaatkan akar kuning sebagai obat alternatif tradisional. Penyakit yang bisa diobati dengan tanaman ini antara lain adalah penyakit kuning, malaria, rematik, dan gatal-gatal. Selain itu, ia pun sering digunakan untuk pengobatan hepatitis, krumut (cacar) dan untuk tanaman antisantet.
Banyak literatur yang sudah mengupas penelitian dari tanaman ini yang ternyata mengandung zat yang sering disebut dengan hepatoprotektor.
Lalu, bagaimana cara mengolah tanaman ini sebagai obat herbal? Berikut uraiannya :
- Cuci bersih kayu kuning sebanyak 30 gram kemudian rebus dengan air 400 ml selama ± 15 menit sampai mendidih. Setelah dingin, air rebusan disaring kemudian diminum 3 kali sehari oleh penderita hepatitis atau sakit kuning dan malaria.
- Tumbuk halus daun, kemudian balurkan pada bagian tubuh yang gatal-gatal 2-3 kali sehari masing-masing 1-2 jam.
- Tumbuk buah sebanyak 20-30 gram dan tambah sedikit garam lalu balurkan pada bagian yang terkena rematik 1-2 kali sehari.
Perlu diingat, setiap penggunaan obat herbal termasuk akar kuning, harus dilakukan di bawah pengawasan dan kerjasama dokter. Bagi anak-anak, wanita hamil dan menyusui ada baiknya tidak mengonsumsinya.