Mediatani – Gudang Beras ialah arti nama kota Berastagi. Penamaan yang disesuaikan karena kota terbesar kedua di Tanah Karo ini sangat subur. Berastagi sudah lama menjadi lumbung sayur dan buah serta jadi satu di antaranya destinasi wisata populer di Sumatera Utara.
Berada di sisi utara Danau Toba, dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, Udara di Berastagi juga terasa sejuk. Tak heran bila warga Medan kerap mengunjungi destinasi ini pada akhir pekan.
Berastagi berjarak hanya sekitar 60 KM dari Medan.
Di sana, destinasinya bervariasi. Dari wisata sejarah rumah pengasingan Bung Karno, wisata alam taman hutan raya, air terjun sikulikap, Bukit Kubu, pemandian air panas. Namun, sejak Geopark Kaldera Toba telah diresmikan menjadi satu di antara Unesco Global Geopark, kunjungan wisatawan pun terus meningkat.
Ternyata tidak hanya wisata itu, saat ini pertanian dan peternakan menjadi pendukung pariwisata yang kian berkembang. Salah satu destinasi baru yang harus kalian kunjungi yakni agrowisata terpadu peternakan-pertanian-restoran di Berastagi, dinamai Gundaling Farmstead.
Agrowisata terpadu dengan konsep farm to table itu menyajikan menu khas Karo dan menu internasional dengan bahan baku dari peternakan fresh atau segar yang disajikan langsung di restoran yang lokasinya tidak jauh dari peternakan.
Saat menyantap makanan pun kalian bahkan dimanjakan dengan pemandangan sapi-sapi jenis Freisian Holstein (FH) sapi perah dengan warna hitam putih yang sedang merumput di ladang umbarannya.
Gundaling Farmstead berkonsep visi zero waste business yang memaksimalkan aspek dari hulu ke hilir dalam menunjang perekonomian perusahaan dan sosial.
Menurut salah satu pemilik Gundaling Farmstead, Andreas Lee, disadur dari situs berita detiktravel.com, Jumat (29/1/2021), pihaknya akan terus berinovasi dengan produk turunan susu.
Andreas mengatakan, Gundaling Farmstead ialah satu-satu nya peternakan sapi perah di Sumatera Utara yang dikelola dengan konsep ini.
Maka dari itu, menjadikan Gundaling Farmstead sebagai destinasi wisata yang memiliki unsur edukasi, ya berlibur sambil belajar, asik bukan? Pengunjung pun bisa melihat-lihat proses produksi turunan susu, area proses ice cream, area proses keju, tentu saja bisa melihatnya di balik kaca, agar tidak ada kontaminasi.
Andreas juga mengakui restorannya sering menjadi tujuan wisata edukasi siswa sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang ingin melihat proses produksi susu secara langsung.
Sapi FH (Freisian Holstein) berwarna hitam putih, yang membuat anak-anak suka melihatnya. Untuk mengurangi stress, saat proses memerah susu pihaknya juga memasang musik atau lagu-lagu populer sehingga sapi dan pengunjung pun senang.
Saat ini, dengan adanya restoran yang berkonsep Farm to Table itu seluruh produk dari turunan dari susu dan pertanian pun dimaksimalkan menjadi makanan yang sehat dan segar, langsung dari perkebunan dan peternakan di sana.
Konsep bisnis ‘Zero Waste dan Go Green’ memicu pihaknya dalam memaksimalkan seluruh sumber daya dan tiap jengkal tanah di keseluruhan area farm.
Divisi Peternakan ada sapi perah, dan breeding, juga ada penggemukan sapi FH jantan menjadi sapi potong. Fermentasi kotoran sapi menjadi kompos.
Rumput pada pakan sapi, sayur, buah dan bunga juga ditanam.
Kompos itu pun dibagikan kepada petani-petani sekitar peternakan kami. Sehingga limbah yang dihasilkan minimum, karena tak menggunakan pupuk kimia, bahan baku restoran pun diklaim organik, meski belum memiliki sertifikat organik.
Farm to table ialah konsep terpadu yang meliputi bidang pertanian, peternakan dan kuliner. Yang mana semua proses dimulai dari menanam hingga panen, dan memelihara sapi hingga mengolah produk turunan susu menjadi hidangan yang segar dan sehat.
Andreas juga meyakini konsep itu memberikan nilai tambah, bukan hanya dari segi bisnis, akan tapi juga menjadikan sajian lebih sehat dan menjaga ekosistem.
Dampak pandemi COVID-19 pula terasa di Berastagi.
Andreas awalnya sempat terpaksa menutup tempatnya dari akhir Maret sampai dengan minggu kedua bulan Juni. Karena sapinya harus ada penanganan dan diperah dengan kapasitas 1,5 ton susu per hari dan pakan 6 ton jabon per hari.
Pihaknya pun terpaksa merumahkan staf, menjual sebagian sapi dan susu diolah menjadi keju dengan waktu peram bisa sampai 1 tahun ke depan.
Namun, dengan telah dibukanya kembali Berastagi, Gudang Beras nan sejuk ini sudah siap menyambut kembalinya wisatawan.
Protokol kesehatan juga telah disiapkan, dan restoran kini diuntungkan dengan desainnya yang terbuka membantu sirkulasi udara.
Jadi kalau dirimu sedang di Berastagi, kunjungi Gundaling Farmstead yang bisa jadi pilihan. (*)