Mediatani – Ampas kopi adalah salah satu hal yang biasanya langsung kamu buang dan tidak dimanfaatkan. Namun, taukah kamu jika ampas kopi yang kamu buang itu bisa bermanfaat bagi tanamanmu?
Dilansir dari Treehugger – Ampas kopi telah digunakan sejak lama untuk memperbaiki kualitas tanah dan berfungsi sebagai mulsa untuk pengendali hama dengan cara ditabur di sekitar tanaman.
Bubuk kopi telah terbukti dapat meningkatkan aliran air dan struktur tanah. Kopi yang telah digiling halus mudah untuk dipadatkan, dan dapat digunakan sebagai penahan kelembaban dan pergerakan udara.
Namun, bila bubuk kopi dicampur dengan berbagai jenis bahan organic lainnya, maka akan meningkatkan daya simpan air dan sirkulasi udara.
Penelitian yang dilakukan di Washington State University merekomendasikan bahwa bubuk kopi yang digunakan untuk tanaman tidak boleh lebih dari 20 persen dari total volume kompos.
Selain itu, bubuk kopi juga dapat menambah nutrisi pada tanah. Spesialis kompos di Oregon State University Extension Service menyimpulkan bahwa bubuk kopi dapat membantu mempertahankan suhu ideal dalam tumpukan kompos untuk mempercepat pembusukan.
Bubuk kopi mengandung nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dedaunan. Selain itu, bubuk kopi dapat meningkatkan kadar besi, fosfor, kalium, magnesium, dan tembaga tanah.
Walaupun bubuk kopi segar memiliki kadar asam yang tinggi dan dapat menjadi racun bagi tanaman, namun asam dalam kopi larut dalam air. Artinya, sebagian besar darinya berakhir di cangkirmu dan bukan di tanah.
Di sisi lain, meskipun kopi mengandung zat yang membantu pertumbuhan tanaman, namun ternyata pemberian bubuk kopi juga bisa menghambat pertumbuhan tanamanmu lho.
Penelitian yang diterbitkan dalam Urban Forestry and Urban Greening menyatakan bahwa penerapan langsung ampas kopi di tanah secara signifikan dapat mengurangi pertumbuhan tanaman.
Salah satu penyebab utamanya yaitu kafein. Kadar kafein dalam jumlah yang cukup tinggi tetap ada dalam bubuk kopi bahkan pada kopi yang sudah diseduh. Kafein dapat memberikan efek negatif pada perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman.
Sama seperti menaruh bubuk kopi di mesin pembuat espresso dan menghasilkan secangkir kopi yang lebih lemah. Maka seiring waktu, fitotoksisitas bubuk kopi menurun dan manfaatnya meningkat.
Saat tanah menjadi mineral, mereka melepaskan makronutrien penting ke tanah, dan menarik mikrobiota yang membuat nutrisi tersebut tersedia untuk tanaman.
Memang, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Applied Soil Ecology menemukan korelasi langsung antara peningkatan penggunaan ampas kopi, pelepasan racunnya, dan banyaknya jamur dan bakteri tanah yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.
Lalu, dengan adanya dampak positif dan begatif bubuk kopi pada anaman, apa yang harus kamu lakukan?
Sebelum kamu menaburkan ampas atau bubuk kopi ke tanah, sebaiknya cari tau dulu tingkat keasaman tanah. Kamu juga dapat melakukan “uji pemerasan” sederhana untuk menentukan komposisi tanah.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis perubahan apa yang mungkin perlu kamu lakukan.
Caranya, ambil segenggam tanah kebun yang lembab dan remas dengan tanganmu. Jika rumpun langsung terhambur, berarti tanahmu terlalu berpasir.
Ciri tanah yang baik akan menahan bentuknya, dan hancur jika kamu menusuknya. Jika tanahnya tidak hancur sama sekali, berarti tanahmu mengandung terlalu banyak tanah liat.
Dengan tes ini, kamu akan mengetahui banyak atau sedikitnya bubuk kopi yang ditambahkan pada kompos atau mulsa.
Kamu harus bijak dalam menggunakan ampas kopi. Jika digunakan sebagai mulsa maka dapat menghambat retensi air dan sirkulasi udara, juga berdampak negatif pada perkecambahan tanaman dan awal pertumbuhan.
Namun, jika bubuk kopi digunakan secara tidak langsung maka akan memberikan efek sebaliknya.
Dengan menambahkan sedikit bubuk kopi ke mulsa atau tumpukan kompos maka dapat memperbaiki kondisi tanah. Ingatlah untuk mengikuti takaran 20 persen.