Mediatani – Secara lazim seorang wanita akan merasa geli atau jijik serta takut saat memegang reptil dan kodok.
Akan tetapi hal itu tidak berpengaruh dengan seorang ibu rumah tangga yang satu ini.
Dikutip Rabu (3/2/2021) dari situs radarbanyumas.co.id Ati Multiati namanya. Dia ialah seorang warga RT 1 RW 2 Desa Mangli Kuwarasan ini.
IRT usia 48 tahun itu malah nyaman bersanding dengan puluhan reptil jenis leopard gecko.
Leopard Gecko sendiri ialah merupakan salah satu binatang peliharaan masa kini.
Leopard Gecko sendiri biasa disebut tokek yang cantik, jinak dan mudah dipelihara.
Banyak yang hobi dan suka dengan reptil satu ini.
Penyuka reptile ini pun ditengarai tak pandang usia maupun jenis kelamin.
Ibu cantik dengan tiga orang anak ini menceritakan, awal mulai tertarik mengembangkan Leopard Gecko yakni sejak dua tahun silam.
Hal ini bermula ketika anaknya menyukainya.
Meski awalnya hanya sekedar merawat peliharan sang anak, namun akhirnya Ati pun kesemsem juga.
Hal ini pula lah yang membuat dirinya terjun ke dunia per-reptilan.
Di rumahnya sendiri, setidaknya terdapat puluhan ekor reptil yang diternaknya menggunakan kotak kaca kecil.
Masing-masing dikandangkan secara terpisah.
Leopard Gecko akan dicampur ketika hendak dikawinkan.
Setelah itu mereka kembali dipisah dikandang masing-masing.
“Leopard Gecko dapat bertelur hingga empat butir. Telurnya kemudian dipisah dan akan menetas dengan sendirinya, sekitar 52 hari,” kata dia Selasa (26/1), dikutip Rabu (3/2/2021) dari situs yang sama.
Istri dari Siswo Haryanto itu menjelaskan, pihaknya kini beternak beberapa jenis Leopard Gecko.
Mulai dari SHTC Het Raptor, SSE Het Tramper Ph Db, Snow Raptor Het Blizzard dan lainnya.
Semuanya pun terlihat cantik dan penuh warna warni.
“Umumnya sekali bertelur berjumlah dua butir. Namun kemarin ada yang sampai delapan butir,” kata dia.
Disampaikan pula, bahwa sebagai wanita pada umumnya pertama kali bersentuhan dengan Leopard Gecko dan Kodok Pesek asal Papua itu, dirinya merasakan geli.
Namun lama-lama, karena terbiasa, sekarang justru menyukainya. Sebab binatangnya jinak dan cantik.
“Binatang adalah hewan yang bernyawa. Untuk itu perawatannya pun harus menggunakan rasa,” jelasnya.
Disinggung mengenai harga, Ati pun menyampaikan harga sangat bervariatif. Karena tergantung jenis dan coraknya.
Kendati demikian, kisaran harganya mulai dari Rp 90 ribu hingga 800 ribu.
Itu pun tergantung dari jenis dan usianya.
“Perawatannya mudah, dikasih makan jangkrik dan diberi minum,” ucapnya.
Selain Ati, sekumpulan pemuda di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat juga sukses menjadi peternak kelinci hias.
Sebagaimana sebelumnya, diberitakan mediatani.co, mereka bahkan mampu meraup keuntungan jutaan rupiah dari seekor kelinci.
Para milenials ini dengan sabar dan bahu-membahu beternak Kelinci Hias hingga mampu meraup cuan jutaan rupiah.
Tidak sampai di situ, mereka pun sukses menjuarai kontes Kelinci Hias beberapa waktu lalu.
Mereka ialah para pemuda Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan yang tergabung dalam kelompok peternak muda bernama Farm Jaya Rabbit.
Perkumpulan para peternak kelinci itu nyatanya dari di Desa Bojong itu bermula dari dua kakak beradik Kurniawan (28) dan Asep Saepullah (25) yang hobi memelihara dan beternak kelinci sejak tahun 2017 lalu.
“Dari tahun 2017 beternak, awalnya hanya berdua sama adik dengan beternak jenis kelinci lokal. Waktu itu cuma punya 10 ekor kelinci, satu jantan sisanya betina,” kata Kurniawan saat dijumpai detikcom di sekretariat Farm Jaya Rabbit Selasa (26/1/2021) dikutip Senin (1/2/2021) dari situs berita detik.com
Kurniawan yang merupakan sosok pembina Farm Jaya Rabbit mengisahkan, bahwa dia dan adiknya mulai mengajak para pemuda di Desa Bojong untuk ikut beternak kelinci.
Dari situlah kemudian mulai banyak pemuda Desa Bojong yang ikut dan turut andil menjadi peternak kelinci. (*)