Banjir Siklon Tropis Seroja, Sebabkan Lahan Pertanian Warga Lembata Rusak Permanen

  • Bagikan
Sumber foto: tempo.co

Mediatani – Bencana banjir bandang akibat siklon topis yang terjadi pada hari Minggu, 4 April 2021 lalu telah berdampak buruk terhadap  masyarakat di Desa Atakowa, Kecamatan Lembatukan, Kabupaten Lembata.

Akibat dari banjir tersebut, sedikitnya tujuh puluh Kepala Keluarga (KK) harus rela kehilangan lahan pertanian karena meluapnya sejumlah aliran sungai di daerah tersebut.

Salah satu warga desa Atakowa, Peter Lewerang menyampaikan bahwa banjir kali ini disebabkan karena adanya luapan yang terjadi di beberapa aliran kali akibat hujan deras yang melanda beberapa hari ini.

Beberapa nama kali yang dimaksud antara lain adalah sungai Belubuto, Mawe, Taralungu dan beberapa aliran kali lainnya. Tidak hanya itu, selain tujuh puluh kepala keluarga kehilangan area lahan pertaniannya, banjir juga telah menghanyutkan puluhan pondok milik petani yang ada di lokasi perkebunan.

“Keseluruhan dari lahan perkebunan kami telah hilang. Mungkin sekitar puluhan hektar ada disini, termasuk puluhan pondok juga ikut tertimbun material lumpur,” ungkap Peter Lewerang, Selasa (20/4).

Lebih lanjut, diketahui selain area lahan pertanian dan juga pondok para petani yang ada diperkebunan, banjir akibat siklon tropis seroja juga menghanyutkan sedikitnya puluhan ekor ternak milik warga.

Sebagian besar warga menggembalakan ternaknya di sepanjang lahan perkebunan atau di daerah padang. Selain itu, ada juga yang dikandangkan. Tapi pada saat banjir bandang datanga, semua hanyut terbawa dan mati. Diperkirakan total kerugian dari lahan pertanian, hanyutnya hunian pondok para petani, sampai matinya ternak petani mencapai ratusan juta rupiah.

“Tidak hanya padi jagung yang telah ditanam atau pondok yang telah hancur yang Saya punya, tetapi juga ternak kambing Saya semuanya ikut menghilang. Yah mungkin ada yang hanyut kemudian mati atau tertimbun lumpur juga saya tidak tahu,” terang Frans Olepue yang juga warga desa Atakowa kepada wartawan, Selasa (20/4).

Merespon hal tersebut, Kanis Tuaq selaku Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lembata telah mendata seluruh kerusakan yang terjadi pada lahan pertanian pada seluruh daerah tersebut. Pihaknya juga telah melapor ke provinsi serta pemerintah pusat, utamanya di kementerian pertanian.

Rencana selanjutnya adalah penanganan terhadap lahan yang rusak. Yaitu dengan membuka lahan baru di beberapa kebun petani atau ekspansi lahan secara manual bakal dilakukan. Meskipun demikian, kondisi lahan belum mampu dilakukan dengan teknologi seperti pembajakan dengan traktor, karena sebagian besar areal perkebunan telah berubah menjadi hamparan timbunan material batu.

Karena itu, pemerintah daerah setempat akan melakukan inventaris guna melihat lahan ril yang rusak agar bisa ekspansi lahan dan juga bantuan bibit tanaman pangan seperti padi dan jagung.

“Kita telah menerima datanya. Tercatat kerusakannya telah sampai di Lokasi Pantai Bobu. Kita akan buat usulan ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kementerian Pertanian. Setelah itu kita juga akan langsung melakukan ekspansi lahan”, ucap Kadis Kanis Tuaq, pada Selasa (20/4).

Diketahui selain kerugian material yaitu berupa lahan pertanian serta tanaman, pondok dan ternak petani, banjir akibat siklon seroja ini juga mengakibatkan terjadinya longsor di beberapa ruas jalan menuju arah desa Leragere hingga Atakowa.

Akibatnya, banyak petani telah kehilangan lahan perkebunan secara permanen dan telah dipastikan bahwa beberapa desa di arah gunung pada kecamatan Lebatukan akan mengalami gagal panen. Karena seluruh tanaman pertanian telah hancur tersapu banjir dan juga tertimbun material bangunan seperti pasir dan batu.

  • Bagikan