Bantah Jadi Pemicu Krisis Pangan dan Energi, Putin: Itu Ulah Politisi Eropa

  • Bagikan
Ilustrasi: Presiden Rusia, Vladimir Putin

Mediatani – Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah tuduhan bahwa krisis pangan dan energi saat ini di sebabkan oleh Rusia. Menurutnya krisis saat ini justru disebabkan oleh kepicikan para politisi Eropa.

Putin menegaskan bahwa  Rusia akan siap melakukan berbagai upaya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah krisis pangan global.

“Kami melihat upaya untuk mengalihkan kesalahan atas apa yang terjadi di pasar makanan di Rusia, tetapi ini adalah upaya untuk menyalahkan orang lain,” terang Putin seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/6/2022).

Menurutnya, masalah yang terkait dengan pasar makanan global telah dimulai sejak pandemi Covid-19 jauh sebelum Rusia memulai operasi khusus di Ukraina. Hal ini menurutnya bertentangan dengan klaim politisi Barat.

Presiden Rusia itu juga mengatakan, sebagai pengekspor komoditas pangan, peran Ukraina tidak sepenting dari apa yang dilakukan oleh Barat.

Ia menerangkan, Ukraina hanya mengekspor sekitar 20 juta ton per tahun gandum atau 2,5 persen dari total produksi gandum dunia yang sebanyak 800 juta ton per tahun.

Ia juga mengatakan, gandum hanya menghasilkan sekitar 20 persen dari total pasokan makanan menurut PBB, yang berarti Ukraina hanya menyumbang 0,5 persen pasokan makanan.

Putin juga menambahkan, angka 20 juta ton tersebut hanya bersifat angka potensial, melihat kemampuan nyata Kiev hari ini yang masih di bawah itu.

Menurut Putin, Barat membuat kebijakan yang picik, keliru dan bodoh yang mengarah kepada jalan buntu karena keputusan mereka yang memberikan sanksi kepada produsen pupuk Rusia.

Dia mengatakan, keadaan di pasar pupuk dunia akan memburuk dan diperkirakan harga pangan selanjutnya akan naik lebih jauh akibat dari penjatuhan sanksi tersebut.

Selain itu, menurut Putin, hal yang sama juga berlaku untuk energi. Menurutnya, negara-negara Barat telah melebih-lebihkan kemungkinan sumber energi alternatif dan kebijakan “berpandangan pendek” Brussels sebagai dalang di balik krisis harga saat ini.

Ia juga menepis klaim yang menyatakan bahwa Rusia berupaya memblokir ekspor biji-bijian Ukraina dan menyebut tuduhan tersebut sebagai “gertakan” serta menunjukkan bahwa cara termurah untuk mengekspor bii-bijian tersebut yaitu dengan mengirimnya melalui Belarusia, namun hal tersebut memerlukan pencabutan sanksi terhadap Minsk.

“Kiev juga masih memiliki akses untuk mengirim gandum ke Sungai Danube, dan melalui Polandia,” ujarnya.

Puntin meminta kepada Kiev agar ranjau laut dibersihkan dari daerah yang berada di bawah kendalinya yang dengan sengaja menenggelamkan kapal untuk memastikan keamanan ekspor pasokan makanan.

Putin juga menujukkan, saat ini Rusia tengah membersihkan daerah yang berada di bawah kontrolnya dan akan memastikan proses pengangkutan barang dan masuknya kapal ke pelabuhan Azov Laut Hitam akan berjalan dengan aman.

Ia juga menegaskan bahwa Rusia siap untuk meningkatkan jumlah ekspor gandumnya menjadi 50 juta ton.

“Pada tahun pertanian saat ini 2021-2022, kami akan mengekspor 37 juta ton, dan pada 2022-2023 saya pikir kami akan meningkatkan ini menjadi 50 juta ton,” tegas Putin.

  • Bagikan