Mediatani – PT Barata Indonesia (Persero) baru-baru ini mengembangkan Teknologi Kincir Air Hemat Energi dari bahan lokal. Hal tersebut merupakan bukti Barata Indonesia terus berperan aktif dalam mengembangkan Industri Manufaktur Nasional.
Kincir Air tersebut rencananya akan digunakan untuk budidaya udang yang merupakan bagian dari program Budidaya Perikanan Nasional. Kincir air hasil karya anak bangsa ini merupakan hasil inovasi dari Poltek KP Sidoarjo, BRSDM KP, dan Kemenko Marves yang dikerjasamakan dengan Barata sebagai BUMN manufaktur.
Kerjasama yang terjalin tersebut ditandai dengan dilaksanakannya Penandatanganan nota kesepahaman Kincir Air Tambak pada Pameran nasional Bangga Buatan Indonesia di The Mandalika Lombok, Rabu (3/3/2021) kemarin.
Dilansir dari Industry, Jumat (5/3/2021), Direkur Keuangan dan SDM, Rahman Sadikin mengatakan bahwa langkah kerjasama melalui pengembangan bisnis kincir air tersebut merupakan respon Perseroan terhadap tantangan bisnis ditengah pemulihan ekonomi nasional secara adaptif.
Rahman juga menjelaskan, selama ini kincir air yang ada dipasaran harganya relatif mahal dan biaya operasional dan perawatannya juga cukup besar. Merespon hal tersebut, Barata sebagai BUMN Manufaktur berkolaborasi untuk membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari 100% bahan local.
Kincir air tersebut, lanjutnya, merupakan salah satu sarana dalam budidaya perikanan yang berperan sangat penting untuk menciptakan kondisi perairan tambak yang seimbang.
Pada perairan tambak, kincir air berfungsi sebagai penyuplai oksigen dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak yang terdapat pada lapisan atas dan bawah. Sarana ini juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga kualitas air menjadi lebih stabil.
Disisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Marves, Dr. Ir. Safri Burhanuddin,DEA, turut mengapresiasi dan berbangga atas langkah inovasi yang dibuat oleh anak negeri ini. Menurutnya, produk kincir air tambak merupakan hasil kolaborasi yg luar biasa dan nyata antara Perguruan Tinggi Vokasi dengan Industri.
“Sehingga ke depan kebutuhan sarana prasarana untuk peningkatan ekspor udang ini dapat di penuhi dari hasil inovasi dalam negeri dan menjadi produk kebanggaan Nasional,” jelasnya.
Inovasi ini juga merupakan bagian dari program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang merencanakan kebutuhan kincir air sebesar 1,5 juta unit hingga tahun 2024 guna mendukung peningkatan budidaya udang lokal untuk ekspor hingga 250%.
Barata sebagai BUMN Manufaktur selama ini berkomitmen untuk meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di semua proyek-proyek strategis nasional juga produk manufaktur yang dihasilkan.
“Inovasi Teknologi Kincir Air ini merupakan kontribusi nyata Barata dalam peningkatan ekspor udang yang kualitasnya tidak kalah dari impor,” tambah Rahman Sadikin.
Pada masa mendatang Kemenko Marves juga akan mendorong Poltek KP lainnya bersama UMKM di sektor perikanan budidaya untuk menggunakan produk inovasi ini. Untuk itu, KKP sebagai kementerian yang bertanggung jawab juga diharapkan untuk melaksanakan koordinasi teknis di lapangan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan juga menyatakan dukungannya atas upaya yang dilakukan KKP dan Barata untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya di Indonesia.
“Kami bangga atas pencapaian serta hasil inovasi teknologi anak bangsa, karena saat ini kincir air bagi tambak budidaya perikanan masih 100% bergantung pada produk luar negeri.
Adapun acara penandatanganan kesepakatan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu itu bersamaan dengan acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI. Kegiatan tersebut berfokus pada Pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2021 di Lombok.