Baznas Bantu Pemerintah Entas Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Peternak

  • Bagikan
ilustrasi pemberdayaan ternak/antara foto/ist

Mediatani – Anggota Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan dilansir Selasa (26/1/2021) dari situs JawaPos.com mengatakan bahwa mereka turut berpartisipasi membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui pemberdayaan peternak.

Apalagi data kemiskinan terbaru kata dia dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia tercatat mencapai angka 26,4 juta jiwa.

’’Madatori Baznas ialah mengentaskan mustahik (orang berhak dana zakat, Red) untuk menjadi muzakki (orang wajib bayar zakat, Red),’’ katanya dalam peluncuran buku Jejak Kemandirian Peternak Mustahik di Jakarta Senin (25/1/2021), dikutip dari sumber yang sama.

Saidah menjelaskan satu di antara upaya Baznas untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia ialah melalui pemberdayaan peternak.

Dia membeberkan, angka 49,41 persen kemiskinan di Indonesia itu berada pada sektor pertanian termasuk peternakan.

Sehingga, hal itu menurutnya, program peternak mustahik yang dijalankan sejak tiga tahun lalu, dinilai cocok untuk mengentaskan kemiskinan.

Saidah juga berharap para mustahik peternak binaan Baznas dapat hidup sejahtera secara finansial maupun sosial.

’’Posisi Baznas melakukan pengentasan kemiskinan, terutama untuk memberdayakan peternak, menurut saya cukup strategis,’’ jelas dia.

Dia menuturkan proses pendampingan tersebut perlu strategi yang baik. Pendampingan pun harus mencakup dari hulu sampai hilir. Termasuk tamabhanya, ialah bagaimana peternak dapat mengakses sarana produksi, mendapatkan harga keekonomian di lapangan dengan baik atas hewan ternaknya, dan beberapa aspek lainnya.

Dia juga berharap ke depannya lahir sebuah korporasi peternakan yang berisi peternak-peternak binaan Baznas yang mana dalam satu desa ada satu korporasi peternak. Sehingga bisa lebih efisien serta menghasilkan manfaat lebih banyakdan besar bagi para peternak.

Kepala Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik Baznas Ajat Sudrajat menuturkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang mau dan ingin diwujudkan.

Yakni, kemandirian secara ekonomi. Dengan indikator adanya peningkatan pendapatannya hingga peternak mustahik itu menjadi sejahtera. Lalu, terwujudnya kelembagaan yang baik. Misalnya ialah dalam bentuk koperasi. Sehingga dari sebelumnya sejahtera secara individu, menjadi sejahtera secara kelompok. Dengan berbentuk koperasi itu, mereka juga bisa mengakses permodalan selain dari dana zakat.

Sementara itu, di berita yang lain, sejak awal pandemi Covid-19, suplai hewan ternak melalui jalur laut sudah tidak pernah dilakukan pada Karantina Pertanian Wilayah Kerja Kalibuntu.

Hal itu pun masih bertahan hingga awal tahun ini.

Paramedik veteriner, Balai Karantina Wilayah Kerja Kalibuntu, Slamet menuturkan, di awal tahun ini pengiriman hewan ternaknya masih belum ada ke tempat kerjanya.

Padahal biasanya, pengiriman hewan ternak terbit dilakukan oleh pedagang dari Madura.

“Saat ini masih belum ada. Ini sudah hampir setahun. Jadi mulainya sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun lalu. Di awal pandemic ini alasan dari para pedagang yang biasa mengirim, takut dengan virus korona ini. Jadi mereka lebih baik tidak keluar daerah dulu. Untuk saat ini saya belum cukup mengerti mengapa para pedagang tak ada yang mengirimkan hewan ternaknya. Bisa jadi alasannya tetap sama,” ujarnya.

Dia menyebut, hewan ternak yang dikirimkan para pedagang dari pulau Madura adalah hewan ternak sapi.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, dirinya menyebut dalam sepekan dermaga pelabuhan Kalibuntu bisa menurunkan puluhan hingga ratusan sapi.

“Seperti biasa sepekan ada dua kali pengiriman. Terakhir itu pengiriman pada tahun lalu, kalau tidak salah ada 38 sapi yang diturunkan. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Selain adanya wabah covid-19, para pedagang yang sudah lama tidak mengirim ke tempatnya itu karena menggunakan jalur darat, dengan menyeberangi laut dari Surabaya-Madura via Suramadu.

Namun begitu dia mengatakan bahwa, jika hal tersebut memang terjadi, pada pengecekan kesehatan dan kebersihan hewannya sudah bukan menjadi wewenangnya.

“Kalau sapi yang baru sampai langsung dibawa ke balai dari pelabuhan. Kemudian dilakukan pengecekan kesehatan. Selain itu, juga kebersihannya terjaga. Sebab, di sini sudah disediakan tempat untuk memandikan hewan ternak,” ujar dia. (*)

  • Bagikan