Mediatani – Merebaknya pandemi Covid-19 tentunya berdampak semua ke berbagai sektor usaha. Hal ini pun membuat tidak sedikit orang yang kehilangan pendapatan maupun penghasilan.
Namun, jangan patah arang. Ibarat pepatah, Banyak Jalan Menuju Roma. Yup! Sebagaimana dilakukan seorang Warga Kampung Sukadana, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Lampung, bernama Aris Jumani.
Awaknya sempat terkendala dengan minim pendapatan dari pekerjaannya sebagai pekerja serabutan gegara Pandemi Covid-19, ia akhirnya berinisiatif memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk beternak burung puyuh dan budidaya maggot.
Aris mengisahkan bahwa dirinya mulai beternak puyuh sejak pandemi Covid-19 melanda. “Bermodal sedikit demi sedikit, saya lalu mulai bangun kandang dan menambah populasi puyuhnya. Awalnya sih hanya sekedar hobi, tapi kemudian saya berinisiatif untuk dijadikan sumber penghasilan keluarga karena di rumahkan (berhenti bekerja),” kisah Aris, dilansir, Selasa (8/6/2021) dari laman Lampung77.com.
Ia mengakui usaha ternak puyuh yang dijalaninya itu kini sudah menjadi usaha keluarga dengan populasi sekitar 800 ekor puyuh dan produksi telur sekitar 2-3 Kg per harinya.
“Pertama kali, saya membeli 200 butir telur puyuh dan ditetaskan sendiri Sekarang alhamdulillah sudah mencapai 800 ekor. Rata-rata kalau untuk terluarnya bisa 2 kg perhari dan dijual ke pengepul dengan harga Rp35 ribu per Kg,” akunya.
“Kalau untuk perawatannya sebenarnya cukup mudah. Terpenting kita perhatikan kebersihan kandang dan rutin memberi makan 2 kali sehari pada pagi dan sore,” sambungnya.
Budidaya Maggot dan Ternak Ayam
Selain puyuh, ternyata dengan seiring berjalannya waktu, Aris juga kemudian mulai mencari celah penghasilan lainnya dengan melakukan budidaya maggot.
Maggot adalah larva dari lalat Black Soldier yang diperoleh dari proses biokonversi Palm Kernel Meal.
Selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, maggot juga mempunyai nilai ekonomis yaitu menjadi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk. Maggot mengandung protein tinggi dan gizi yang baik untuk pakan ikan dan unggas.
Untuk menyiasati agar ternak puyuh dan budidaya maggot tersebut bisa berjalan dengan memanfaatkan pekarangan yang ada di rumahnya, Aris kemudian menempatkan kandang maggot tepat di bawah kandang ternak puyuhnya.
“Kotoran puyuh dimakan maggot biar enggak bau busuk juga, Terus maggot dijadikan pakan ke ayam buat tambahan protein,” jelas dia.
Di lahan sekitar 0,25 hektare atau 2.500 meter persegi itu, Aris juga beternak ayam kampung. “Untuk ayam awanya modal 10 ekor ayam indukan dan dua jago. Alhamdulillah sekarang sudah ada 800 ekor dengan rata-rata sehari bisa dapat 30 butir telur yang saya jual dengan harga Rp45 ribu per Kg. Biasanya telur ayam kampung ini di beli oleh rumah-rumah makan,” ujar dia.
Dalama perawatannya, beternak ayam kampung ini, lanjut Aris, ia selalu memperhatikan perawatannya. “Kita berikan vaksin dan vitamin agar ayam terhindar dari serangan penyakit unggas terutama flu burung dan memberi pakannya tiga kali sehari pagi siang dan malam,” terangnya.
Soal masa panen ayam kampung, kata Aris, ia melakukannya dalam tiga kali tahapan. “Dalam sekali panen kita baru bisa panen 100 ekor ayam kampungnya untuk ukuran sekitar 1 Kg umuran 2 bulan. Kita juga panennya 10 hari sekali biar mutar biaya,” kata dia.
“Ini masih usaha keluarga kecil kami. Ya modalnya juga sedikit demi sedikit. Mulai dari kami bangun kandang dan terus berusaha menambah populasi ternaknya supaya lebih banyak hasilnya. Ya alhamdulillah lumayan hasilnya untuk keluarga kecilku,” lanjutnya.
Aris berkeinginan untuk mengembangkan usaha ternak puyuh dan ayam kampung serta budidaya maggot yang kini ditekuninya itu.
Namun, ia juga mengaku masih kerap terkendala harga pangan yang cukup tinggi sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pakan pun menjadi relatif besar.
“Harapannya semoga ke depan ada pihak-pihak yang dapat bekerja sama secara kemitraan, seperti dari pihak atau perusahaan pemerintah. Sehingga, dapat membantu untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi ini. Biar penjualan juga semakin banyak dan maju pesat,” tutupnya. (*)