Bertani dan Beternak, Upaya Penyelamatan Ekonomi di Tengah Pandemi

  • Bagikan
Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Beternak. (Foto: Kendari Pos)
Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Beternak. (Foto: Kendari Pos)

Mediatani – Dulunya, pertanian dan peternakan kerap dianggap kuno dan tradisional, dimana generasi muda seakan alergi untuk berkecimpung di bidang ini. Padahal, ini adalah sektor yang paling menjanjikan dan telah terbukti mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pandemi telah membuat banyak perusahaan besar gulung tikar yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini mengharuskan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam maupun beternak.

Kegiatan bertani ini menjadi sangat populer di awal pandemi. Kegiatan ini menjadi alternatif usaha saat pandemi terutama penerapan teknologi hidroponik di perkotaan dan kegiatan beternak di lahan sempit. Mereka bisa sukses menjalani bisnis tersebut dengan memanfaatkan media sosial.

Kesuksesan mereka disebabkan karena pangan memang merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan yang harus dipenuhi. Selain karena masyarakat membutuhkan makan, tren kuliner juga semakin meningkat sehingga membuat permintaan akan bahan pangan semakin tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian dan peternakan menjadi penyelamat perekonomian Indonesia selama pandemi. Dimana, sepanjang 2019-2021 ekspor pertanian tumbuh sebesar 14,3% dan sub sektor tanaman pangan menjadi penyumbang tertinggi.

Mulai dilirik para milenial  

Dilansir pada laman suarapemerintah.id, Guru Besar dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada mengatakan, kebutuhan pangan selalu meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, peluang bidang pertanian dan peternakan selalu terbuka dan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

Hal yang diungkapkan juga oleh Wahyu Harjanti, Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Menurutnya, sektor peternakan adalah salah satu tonggak penopang bangsa dan saat ini sudah banyak contoh generasi milenial yang sukses menjadi peternak.

Namun, untuk tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan itu. Butuh konsistensi dan tingkat fokus yang tinggi agar bisnis peternakan bisa menghasilkan keuntungan harian, bulanan dan tahunan.

Main Farmer dari Sayuran Pagi adalah salah satu contoh bisnis pertanian yang sukses di masa pandemi. Safari sebagai owner mengatakan, untuk memulai bisnis pertanian, generasi muda sebaiknya fokus memupuk mental untuk bisa bersaing dan berkembang.

Ketidaktahuan Safari dengan dunia pertanian bukan menjadi penghalang. Ia cukup belajar secara otodidak dan bertekad untuk memulai usaha dengan serius.  Alhasil, berkat ketekunannya, ia berhasil meningkatkan omzet  hingga 50%.

Saat ini, Safari sudah memiliki 150 konsumen tetap yang tersebar di seluruh Jabodetabek, bahkan telah menargetkan akan melebarkan usahanya ke semua daerah di Indonesia, termasuk untuk melakukan ekspor.

Sementara, pengusaha muda yang membidangi peternakan adalah Ardiansyah. Ia turut mendorong anak muda untuk memberanikan diri bersaing di tengah situasi pasar bisnis yang makin berkembang.

Ia pun membuka lapangan kerja yang cukup luas dan semangat yang dimilikinya serta pantang menyerah karena setiap kerja keras selalu diikuti dengan hasil yang pantas.

Selain itu, CEO Ternaknesia Dalu Nuzlul Kirom juga melihat potensi sektor peternakan yang semakin menjanjikan, Ia tak segan mengajak generasi muda untuk terjun ke dunia ini. Sebab, usia para peternak saat ini semakin tua yaitu rata-rata 40 tahun.

Namun, karena produktivitas para peternak itu semakin turun, pemerintah seringkali memilih jalan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

  • Bagikan