Bisnis Dekorasi Babak Belur, Fera Pilih Beternak Kambing

  • Bagikan
Fera peternak kambing
Fera peternak kambing

Mediatani – Dalam masa-masa pandemi Covid-19 seperti ini telah membuat usaha yang digeluti sebagian masyarakat terhenti. Ada yang bangkrut karena terbatasnya aktivitas masyarakat.

Akan tetapi, selalu ada saja yang bisa melewatinya. Yup! Mereka yang bangkit ini kemudian mampu menginspirasi dan menciptakan peluang usaha bersama warga.

Hal itulah yang dialami Fera Nurficahyanti (27) warga Sabdodai, Kabupaten Bantul. Meski pandemi Covid-19 membuat usahanya di bidang dekorasi terhenti, namun berkat perjuangan keras dan ketekunannya, dia justru sukses mengembangkan usaha baru.

Ya! Bisnis barunya ialah peternakan kambing dan domba. “Usaha dekorasi kemarin benar-benar berhenti, dan setelah enam bulan hasilnya mulai tampak,” kata Fera yang merupakan lulusan program S2 Manajemen Bisnis UPN Veteran Yogyakarta, dikutip, Senin, 2 Agustus dari laman iNews.id.

Ia mengedepankan keunikan dan perbedaan mendasar dengan peternakan biasanya. Fera mengembangkan konsep zero waste farming yang berwawasan lingkungan.

Dia rupanya memanfaatkan lahan persawahan miliknya, dan membangun kandang ternak yang diberi nama Asia Goat Farm. Kandangnya pun memiliki kapasitas yang mampu menampung 150 ekor kambing.

Berbagai jenis kambing dia kembangkan di situ, mulai dari kambing jawa, domba hingga peranakan etawa. Sistem usaha yang dijalankan dengan konsep trading, breeding dan fattening berbasis edukasi dan peternakan modern.

“Saya ingin memiliki berbagai jenis domba atau kambing dari berbagai negara di Asia,” kata Fera.

Tidak berhenti di situ, dalam mengelola usaha ternaknya, Fera dibantu beberapa orang warga sekitar. Mereka adalah anak-anak muda yang dilibatkan dalam pemberdayaan dan pelatihan wirausaha.

Usaha ini bakal dikembangkan sebagai wahana edukasi pengenalan berbagai jenis kambing berkonsep peternakan modern.

Menjelang Idul Adha lalu, usaha yang dijalankan Fera banyak mendapatkan permintaan kambing untuk kurban. Setidaknya sudah bisa menjual hingga 120 ekor.

“Kami mendorong generasi muda mau menekuni usaha peternakan, apalagi selama ini cenderung dilakukan kaum laki-laki saja,” ungkapnya.

Di Surabaya, beda lagi, dikarenakan meningkatnya angka pengangguran terbuka akibat pandemi, seorang anggota dewan di Surabaya membuat berbagai alternatif untuk membantu meringankan beban ekonomi warganya.

Satu di antaranya seperti yang dilakukan Khusnul Khotimah, Ketua Komisi D DPRD Surabaya di bidang kesejahteraan masyarakat.

Bersama warga Kelurahan Kapas Madya Baru, mereka berhasil menyulap lahan yang tidak produktif di belakang kantor kelurahan menjadi kolam lele dan tempat ternak ulat Jerman.

“Alhamdulillah ya, ini semangatnya adalah untuk memberdayakan warga di tengah situasi sulit pandemi Covid-19. Sebagaimana kita tahu banyak yang mengalami PHK dan kesulitan ekonomi lainnya,” ujar Khusnul, sebagaimana dikutip dari situs TIMES Indonesia, Senin 2 Agustus.

Mereka memulainya sejak awal pagebluk tahun lalu dan akhirnya kolam lele di halaman belakang kelurahan itu kini sudah berhasil melakukan pembibitan sendiri.

Terdapat ribuan lele dari ukuran induk hingga siap konsumsi.

“Sudah rutin panen juga, per kilo kami jual diharga Rp 20 ribuan. Banyak penjual pecel lele sekitar yang ambil ke sini. Nah uangnya digunakan untuk keperluan penanganan Covid-19 beserta dampaknya,” jelas wakil rakyat asal fraksi PDI Perjuangan itu.

Khusus untuk warga Kapas Madya Baru, kata dia, kapan pun bisa.memgakses atau mengambil lele dan siap konsumsi untuk kebutuhan pangannya.

Bahkan kepada warga yang tengah menjalani pemulihan dari Covid-19 kerap dihadiahi lele sebagai penambah gizi.

“Kita tahu kan ini bergizi tinggi juga. Apalagi dengan diperhatikan, warga tidak akan merasa kesusahan sendirian. Ya, berbagai cara lah kita lakukan untuk segera pulih dari Covid ini,” terang Khusnul.

Di samping itu, warga juga dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk sekadar bersantai atau belajar langsung cara berternak lele.

Sukses dengan kolam lelenya, anggota dewan Surabaya ini juga kini merambah budidaya ulat Jerman. “Semangatnya sama, dari warga untuk warga. Kita lihat nanti bagaimana ulat ini,” tutupnya. (*)

  • Bagikan